56 a. Bahan ujian tes harus merupakan sampel yang representatif untuk
mengukur sampai berapa jauh tujuan pembelajaran tercapai ditinjau dari materi yang diajarkan maupun dari sudut proses belajar.
b. Titik berat bahan yang diujikan harus seimbang dengan bahan yang telah diajarkan.
c. Tidak diperlukan pengetahuan lain yang tidak atau belum diajarkan untuk menjawab soal-soal ujian dengan benar.
Untuk menilai apakah instrumen tes mempunyai validitas isi yang tinggi, biasanya penilaian ini dilakukan oleh para pakar atau validator
Budiyono, 2003:59. Dalam penelitian ini suatu instrumen dikatakan valid jika memenuhi
kriteria penelaahan instrumen sebagai berikut: a. Butir tes sesuai dengan kisi-kisi tes.
b. Materi pada butir tes sesuai dengan indikator. c. Materi pada butir tes sudah pernah dipelajari oleh siswa.
d. Materi pada butir tes sudah dapat dipahami oleh siswa. e. Materi pada butir tes tidak memberikan interpretasi ganda.
f. Butir tes bukan termasuk kategori soal yang terlalu mudah atau terlalu sukar.
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah ketepatan atau ketelitian suatu alat ukur. Menurut Budiyono 2003:65, suatu instrumen disebut reliabel apabila hasil pengukuran
dengan instrumen tersebut adalah sama jika sekiranya pengukuran tersebut
57 dilakukan pada orang yang sama pada waktu yang berlainan atau pada orang-
orang yang berlainan tetapi mempunyai kondisi yang sama pada waktu yang berlainan.
Uji reliabilitas
dalam penelitian
ini menggunakan
rumus Kuder-Richardson KR.20 sebagai berikut:
ú û
ù ê
ë é
å -
úû ù
êë é
- =
s q
p s
n n
r
t i
i t
2 2
11
1 Keterangan :
r
11
= indeks reliabilitas instrumen n = banyaknya butir instrumen
p
i
= proporsi banyaknya subyek yang menjawab benar pada butir ke-i q
i
= 1 - p
i
s
t 2
= variansi total Budiyono, 2003:69
Dalam penelitian ini tes dikatakan reliabel jika r
11
0,7.
b. Analisis Butir Instrumen Tes 1. Derajad Kesukaran
Menurut Joesmani 1988:119, derajad kesukaran menunjuk seberapa jauh soal itu dijawab dengan benar. Karena itu derajad kesukaran ditunjukkan dengan
berapa persen dari seluruh peserta tes yang menjawab soal tersebut benar. Dalam penelitian ini derajad kesukaran dihitung dengan rumus:
Derajad kesukaran =
100 ´
T B
Keterangan:
58 B = jumlah siswa yang memberi responsi betul.
T = total jumlah peserta tes Derajad kesukaran antara 25 - 75 dipandang sebagai derajad kesukaran
yang memadai. Dalam penelitian ini derajad kesukaran butir soal dipandang memadai jika derajad kesukaran butir soal antara 25 - 75 .
2. Daya Pembeda
Menurut Joesmani 1988:119-122, daya beda soal digunakan untuk mengetahui apakah soal tersebut sebagai instrumen mampu membedakan prestasi
belajar antara kelompok siswa yang pandai dan kelompok siswa yang bodoh. Dalam penelitian ini daya pembeda dihitung dengan menggunakan rumus:
D = N
B B
b a
2 1
-
Keterangan: D = Daya Pembeda.
N = Jumlah kelompok pandai dan kelompok bodoh. B
a
= 27 responsi betul kelompok pandai atas. B
b
= 27 responsi betul kelompok bodoh bawah. Joesmani,1988:120
Soal yang mempunyai daya pembeda kurang dari 0,15 tergolong soal yang rendah daya pembedanya. Joesmani, 1988:122
Dalam penelitian ini, butir soal dikatakan memenuhi daya pembeda yang baik jika D ³ 0,20.
59
2. Angket a. Uji Validitas Isi