12
BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS
A.  Kajian Teori
1.  Makna Belajar
Menurut Paul Suparno 1997:61,  belajar merupakan proses  aktif pelajar mengkonstruksi  arti  yang  berupa  teks,  dialog,  pengalaman  fisis,  dan  lain-lain.
Belajar  juga  merupakan  proses  mengasimilasikan  dan  menghubungkan pengalaman  atau  bahan  yang  dipelajari  dengan  pengertian  yang  sudah  dipunyai
seseorang  sehingga  pengertiannya  dikembangkan.  Proses  tersebut  antara  lain bercirikan sebagai berikut:
a. Belajar berarti membentuk makna. Makna  diciptakan oleh siswa dari apa
yang  mereka  lihat,  dengar,  rasakan  dan  alami,  konstruksi  arti  itu dipengaruhi oleh pengertian yang telah ia punyai.
b. Konstruksi  arti  itu  adalah  proses  yang  terus-menerus.  Setiap  kali
berhadapan  dengan  fenomena  atau  persoalan  yang  baru,  diadakan rekonstruksi, baik secara kuat maupun lemah.
c. Belajar  bukanlah  kegiatan  mengumpulkan  fakta,  melainkan  lebih  suatu
pengembangan pemikiran dengan pengertian  yang baru. Belajar bukanlah hasil  perkembangan,  melainkan  merupakan  perkembangan  itu  sendiri,
suatu  perkembangan  yang  menuntut  penemuan  dan  pengaturan  kembali pemikiran seseorang.
d. Proses   belajar   yang  sebenarnya  terjadi  pada  waktu  skema   seseorang
13 dalam  keraguan  yang  merangsang  pemikiran  lebih  lanjut.  Situasi
ketidakseimbangan  disequilibrium  adalah  situasi  yang  baik  untuk memacu belajar.
e. Hasil belajar dipengaruhi oleh pengalaman pelajar dengan dunia fisik dan
lingkungannya. f.
Hasil  belajar  seseorang  tergantung  pada  apa  yang  telah  diketahui  si pelajar: konsep-konsep, tujuan dan motivasi yang mempengaruhi interaksi
dengan bahan yang dipelajari Paul Suparno,1997:61. Selanjutnya  Piaget  dalam    Paul  Suparno  1997:39-40  membedakan
pengetahuan seseorang dalam tiga macam, yaitu:
a.  Pengetahuan Fisis
Pengetahuan fisis adalah pengetahuan akan sifat-sifat fisis suatu objek atau kejadian,  seperti  bentuk,  besar,  kekasaran,  serta  bagaimana  objek-objek  itu
berinteraksi satu dengan  yang lain. Seorang anak akan memperoleh pengetahuan fisis  tentang  suatu  objek  dengan  mengajarkan  atau  bertindak  terhadap  objek  itu
melalui  inderanya.  Pengetahuan  fisis  ini  didapat  dari  abstraksi  langsung  akan suatu objek.
b.  Pengetahuan Matematis-Logis
Pengetahuan  matematis-logis  adalah  pengetahuan  yang  dibentuk  dengan berpikir tentang pengalaman akan suatu objek atau kejadian tertentu. Pengetahuan
ini didapat dari abstraksi berdasarkan koordinasi, relasi, atau  penggunaan objek. Seorang anak akan membentuk pengetahuan matematis logis karena pengetahuan
itu  tidak  ada  dalam  objek  itu  sendiri  seperti    pengetahuan  fisis.  Pengetahuan  itu
14 harus  dibentuk  dari  perbuatan  berpikir  anak  terhadap  objek  itu.  Di  sini  objek
hanya  menjadi  medium  untuk  membiarkan  konstruksi  itu  terjadi.  Misalnya, pengetahuan tentang konsep bilangan.
c.  Pengetahuan Sosial
Pengetahuan  sosial  adalah  pengetahuan  yang  didapat  dari  kelompok budaya  dan  sosial  yang  menyetujui  secara  bersama.  Pengetahuan  sosial  tidak
dapat dibentuk dari atau tindakan seseorang terhadap suatu objek, tetapi dibentuk dari interaksi satu orang  dengan orang  yang lain. Menurut teori konstruktivisme,
pengetahuan  seseorang  adalah  bentukan  konstruksi  orang  itu  sendiri. Pengetahuan seseorang akan sesuatu benda, bukanlah tiruan benda itu, melainkan
konstruksi  pemikiran  seseorang  akan  benda  tersebut.  Tanpa  keaktifan  seseorang mencerna  dan  membentuknya  seseorang  tidak  akan  mempunyai  pengetahuan.
Oleh  karena  itu,  Piaget  menyatakan  secara  ekstrem  bahwa  pengetahuan  tidak dapat  ditransfer  dari  otak  guru  yang  diangap  tahu  bila  muridnya  tidak  mengolah
dan  membentuknya  sendiri.  Abstraksi  seseorang  terhadap  suatu  hal  membentuk struktur  konsep dan menjadi pengetahuan seseorang akan hal tersebut.
2.  Belajar Dalam Kelompok Menurut  Von Glasersfeld dalam   Paul  Suparno 1997:63  bahwa   dalam