Belajar Dalam Kelompok Menurut Von Glasersfeld dalam Paul Suparno 1997:63 bahwa dalam Prestasi Belajar

14 harus dibentuk dari perbuatan berpikir anak terhadap objek itu. Di sini objek hanya menjadi medium untuk membiarkan konstruksi itu terjadi. Misalnya, pengetahuan tentang konsep bilangan.

c. Pengetahuan Sosial

Pengetahuan sosial adalah pengetahuan yang didapat dari kelompok budaya dan sosial yang menyetujui secara bersama. Pengetahuan sosial tidak dapat dibentuk dari atau tindakan seseorang terhadap suatu objek, tetapi dibentuk dari interaksi satu orang dengan orang yang lain. Menurut teori konstruktivisme, pengetahuan seseorang adalah bentukan konstruksi orang itu sendiri. Pengetahuan seseorang akan sesuatu benda, bukanlah tiruan benda itu, melainkan konstruksi pemikiran seseorang akan benda tersebut. Tanpa keaktifan seseorang mencerna dan membentuknya seseorang tidak akan mempunyai pengetahuan. Oleh karena itu, Piaget menyatakan secara ekstrem bahwa pengetahuan tidak dapat ditransfer dari otak guru yang diangap tahu bila muridnya tidak mengolah dan membentuknya sendiri. Abstraksi seseorang terhadap suatu hal membentuk struktur konsep dan menjadi pengetahuan seseorang akan hal tersebut.

2. Belajar Dalam Kelompok Menurut Von Glasersfeld dalam Paul Suparno 1997:63 bahwa dalam

kelompok belajar siswa harus mengungkapkan bagaimana ia melihat persoalan dan apa yang diperbuatnya dengan persoalan itu. Pendapat lain disampaikan oleh Driver dalam Paul Suparno 1997:64, konstruktivisme sosial menekankan bahwa belajar berarti dimasukkannya seseorang ke dalam dunia simbolik. Pengetahuan dan pengertian dikonstruksi bila 15 seseorang terlibat secara sosial dalam dialog dan aktif dalam percobaan-percobaan dan pengalaman. Pembentukan makna adalah dialog antar pribadi. Belajar merupakan proses masuknya seseorang ke dalam kultur orang-orang terdidik. Dalam hal ini, pelajar tidak hanya memerlukan akses pengalaman fisik, tetapi juga konsep-lconsep, dan ilmu-ilmu pengetahuan konvensional. Oleh sebab itu guru berperan penting karena mereka menyediakan kesempatan yang cocok dan prasarana masyarakat ilmiah bagi siswa. Dalam konteks ini kegiatan-kegiatan yang memungkinkan siswa berdialog dan berinteraksi dengan lembaga-lembaga penelitian, dengan sejarah penemuan ilmiah dan dengan masyarakat pengguna hasil ilmiah akan sangat membantu dan merangsang mereka untuk mengkonstruksi pengetahuan mereka.

3. Prestasi Belajar

Dalam setiap kegiatan manuasia untuk mencapai tujuan, selalu diikuti dengan pengukuran dan penilaian. Demikian halnya di dalam proses belajar mengajar. Setiap kegiatan belajar mengajar berlangsung maka selalu ingin diketaui hasilnya, seberapa jauh tujuan pembelajaran yang ditetapkan telah tercapai. Untuk mengetahui hal tersebut dilakukan pengukuran yang berupa angka atau pernyataan yang mencerminkan tingkat penguasaan materi. Menurut Poerwodarminto 1976:768, bahwa prestasi adalah hasil yang dicapai atau dilakukan atau dikerjakan. Dari pendapat ini dapat diartikan bahwa prestasi belajar merupakan hasil yang dicapai seseorang dalam suatu usaha atau kegiatan pada periode tertentu. 16 Pendapat lain disampaikan Winkel 1996:482, prestasi belajar yang diberikan oleh siswa, berdasarkan kemampuan internal yang diperolehnya sesuai dengan tujuan instruksional, menampakkan hasil belajar. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia 2001:895, prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru. Dari beberapa pendapat tentang prestasi belajar, maka dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil belajar yang dicapai oleh siswa dalam proses belajar mengajar yang ditunjukkan dengan angka nilai tes yang diberikan oleh guru.

4. Teori Belajar Konstruktivisme

Dokumen yang terkait

Penerapan model pembelajaran kooperatif dengan teknik Student Teams Achievement Division (STAD) untuk meningkatkan hasil belajar fiqih di MTs Nurul Hikmah Jakarta

0 9 145

Penerapan model pembelajaran kooperatif student teams achievement division dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih: penelitian tindakan kelas VIII-3 di MTs Jami'yyatul Khair Ciputat Timur

0 5 176

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (Gi) Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Siswa Kelas V Sdit Bina Insani ( Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Sdit Bina Insani Kelas V Semester Ii Serang-Banten )

0 3 184

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Student Teams Achievement Division dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih (Penelitian Tindakan Kelas VIII-3 di Mts. Jam'yyatul Khair Ciputat Timur)

0 5 176

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) DAN STAD TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA

2 5 114

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) DAN TIPE TEAM ACCELERETED INSTRUCTION ( TAI ) TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI KREATIVITAS BELAJAR SISWA

0 3 123

Eksperimen Pembelajaran Matematika dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) Eksperimen Pembelajaran Matematika dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) ditinjau dari

0 2 17

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION(STAD) YANG DIMODIFIKASI PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA

0 5 109

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) dan Group Investigation (GI) terhadap Prestasi Belajar Melakukan Prosedur Administrasi Ditinjau dari Motivasi Belajar (Siswa SMK Swasta Di Surakarta Tahun Ajaran 2016/20

0 2 10

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) TERHADAP HASIL BELAJAR IPA DITINJAU DARI KEAKTIFAN SISWA

0 0 7