Respon Panelis terhadap Aroma

81 dengan asam organik yang lainnya termasuk asam laktat, asam sitrat, dan asam propionat. Bakso dengan asam cuka pasar 2.5 memiliki skor 2.53 skala 7 artinya panelis tidak menyukai rasa dari bakso tersebut. Hal ini wajar karena panelis tidak terbiasa dengan bakso yang memiliki rasa asam. Rasa asam pada bakso ini tidak disukai karena bisa menimbulkan persepsi yang bermacam-macam seperti adanya dugaan jika bakso tersebut basi padahal rasa asam berasal dari asam cuka pasar. Bakso yang umum berada di pasaran biasanya memiliki rasa yang gurih dan agak asin seperti hasil survey yang telah dilakukan oleh Andayani 1999 yang menunjukkan bahwa 91.0 responden menyukai bakso dengan rasa agak asin atau sedang.

b. Respon Panelis terhadap Aroma

Aroma merupakan salah satu kriteria yang penting bagi konsumen dalam memilih suatu produk pangan yang disukai. Aroma makanan banyak menentukan kelezatan bahan makanan. Pada umumnya aroma yang diterima oleh hidung ke otak lebih banyak merupakan campuran empat aroma atau bau yang utama yaitu harum, asam, tengik, dan hangus Winarno, 1997. Pentingnya atribut aroma dalam makanan juga diungkapkan oleh Soekarto 1985 yang menyatakan bahwa manusia dapat mengenal enaknya makanan yang belum terlihat hanya dengan mencium aromanya dari jarak jauh Soekarto, 1985. Hasil survey yang dilakukan Andayani 1999 pun menunjukkan bahwa aroma menempati peringkat kedua sifat mutu yang menentukan pilihan konsumen terhadap bakso sapi. Respon panelis terhadap parameter aroma bakso kontrol dan sampel dengan perlakuan asam cuka pasar 1.5 , 2.0 , dan 2.5 dapat dilihat pada Gambar 15. Tingkat kesukaan panelis terhadap aroma bakso mulai dari yang tertinggi hingga yang terendah secara berturut-turut yaitu bakso kontrol, bakso dengan asam cuka pasar 1.5 , 2.0 , dan 2.5 . Dari Gambar 15 dapat dilihat bahwa skor yang diberikan panelis terhadap 82 aroma bakso cukup bervariasi. Hal ini sejalan dengan hasil analisis ragam Lampiran 20 yang menunjukkan bahwa penambahan bahan pengawet organik asam cuka pasar memberikan pengaruh yang nyata terhadap atribut aroma bakso. Berdasarkan hasil uji lanjut Duncan, atribut aroma bakso dengan perlakuan asam cuka pasar 2.0 dan 2.5 tidak berbeda nyata, namun aroma kedua sampel tersebut berbeda nyata dengan aroma sampel bakso yang diberi perlakuan asam cuka pasar 1.5 dan bakso kontrol. Gambar 15 . Nilai rata-rata kesukaan panelis terhadap aroma bakso. Aroma bakso dapat dipengaruhi oleh zat-zat yang ada dalam daging dan bahan-bahan selain daging. Aroma dan daging masak banyak ditentukan oleh prekursor yang larut dalam air dan lemak dan pembebasan substansi atsiri volatil yang terdapat pada daging Soeparno, 2005. Aroma asam pada sampel yang diberi perlakuan asam cuka pasar terutama dengan konsentrasi 2.5 cukup tajam sehingga agak tidak disukai panelis. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh aroma asam yang menimbulkan kesan basi. Wibowo 2006 menyebutkan bahwa salah satu kriteria mutu bakso yang baik adalah memiliki bau khas daging segar rebus dominan, tanpa bau tengik, asam, basi atau busuk serta bau bumbu cukup tajam. Hasil survey 5,93 5,00 4,23 3,93 1 2 3 4 5 6 7 0,0 1,5 2,0 2,5 Sko r Ke su k a a n P a n e li s Konsentrasi Asam Cuka Pasar 83 yang dilakukan Andayani 1999 pun menunjukkan bahwa sebagian besar responden menyukai aroma daging rebus pada bakso sapi. Sedangkan aroma yang ditimbulkan oleh sampel bakso yang diberi perlakuan asam cuka pasar adalah aroma asam. Semakin tinggi konsentrasi asam cuka pasar, maka semakin tinggi pula aroma asam yang terdeteksi. Bakso dengan perlakuan asam cuka pasar yang menunjukkan hasil terbaik dari segi penilaian aroma secara organoleptik adalah sampel bakso dengan perlakuan asam cuka pasar 1.5 . Panelis memberikan skor 5.0 untuk sampel ini yang artinya panelis menyukai bakso dengan perlakuan asam cuka pasar 1.5 .

c. Respon Panelis terhadap Tekstur