Perilaku Tidur Perilaku Harian pada Musim Berbiak .1 Perilaku Makan

Durasi dan frekuensi aktivitas istirahat merak hijau di TNAP dan TNB beragam pada berbagai tipe habitat. Hal ini diperjelas dengan hasil uji chi-square yang menunjukkan nilai χ 2 hitung lebih besar dari χ 2 tab yang berarti terdapat pengaruh tipe habitat terhadap perilaku istirahat. Pada habitat berhutan di TNAP, merak hijau lebih cepat durasi istirahatnya. Hal ini disebabkan kondisi tajuk yang rapat membuat merak hijau teduh tidak kepanasan walaupun sedang melakukan aktivitas lainnya. Di TNB, merak hijau memiliki durasi yang relatif sama pada habitat savana Bekol, hutan pantai Manting dan hutan evergreen. Akan tetapi Di hutan evergreen TNB merak hijau lebih lambat melakukan aktivitas istirahat di bandingkan savana dan hutan pantai. Karena kondisi habitat di hutan evergreen memiliki tajuk yang rapat dengan vegetasi yang hijau sepanjang tahun, sehingga akan mengurahi terik dari sinar matahari.

5.2.9 Perilaku Tidur

Perilaku tidur merak hijau adalah serangkaian kegiatan merak hijau dari mulai memilih pohon tempat tenggerannya tidur dilanjutkan dengan memposisikan tubuhnya sedemikian rupa yang diakhiri dengan mengeluarkan suara-suara terakhir tanda berakhirnya aktivitas harian sampai dengan terdengar suaranya di pagi hari tanda dimulainya aktivitas. Merak hijau mengeluarkan suara tipe I saat akan tidur dan setelah bangun. Sebelum bertengger di pohon tidur, merak hijau naik ke pohon tidur dengan cara terbang bertahap maupun langsung. Merak hijau tidur di atas pohon bertujuan agar terhindar dari predator. Pohon yang menjadi pilihan tempat tidur merak hijau biasanya tidak jauh dari tempat terbuka tempat makan, memiliki ketinggian relatif lebih tinggi dari pohon sekitarnya dan memiliki tajuk tidak lebat dengan percabangan yang mendatar atau relatif tegak lurus dengan batang utama. Di TNAP merak hijau menggunakan jenis pohon untuk tidur diantaranya apak, gempol, randu hutan, bendo, mahoni dan jati, sedangkan pilang, mimbo dan gebang Corypha utan menjadi pilah utama merak hijau di TNB sebagai pohon tidurnya Gambar 50. Berdasarkan pengamatan pohon tidur yang dipilih merak hijau memiliki areal terbuka tempat landasan mendarat saat turun dari pohon tidurnya. Merak hijau jantan bia satu pohon Gambar 5 Uji memiliki Sadengan, 9.210, ya merak hija hasil bahw sangat nya tetapi dura TNAP Se bangun pa berkisar a memiliki d padang ru a c asa tidur sen n dapat dite 0. Perilaku c geba i chi-square peluang ya , hutan tana ang menand au. Lain ha wa tiap hab ata terhadap asi aktivitas = 0.247, P cara umum ada pukul 0 antara puku durasi lebih umput Sade ndiri dalam emukan lebi u tidur mera ang dan d m e perilaku t ang sama un aman jati G dakan bahw alnya, perila bitat yaitu s p perilaku t s tidur mera P = 9.210 m m merak hij 05.00 WIB ul 17.30-04 h lama tidur engan, yaitu satu pohon ih dari satu k hijau di at mimba tidur menun ntuk melaku Gunting dan wa tipe habi aku tidur m savana, hut tidur merak ak hijau tida maupun di T jau di TNA B, sedangka 4.30 WIB. rnya diband u dengan d n, sedangkan individu. tas pohon; njukkan ba ukan aktivi n hutan Row itat tidak m merak hijau tan pantai d hijau ak terpengar TNB = AP tidur pa an di TNB Merak h ingkan huta durasi masi b d n merak hij a jati, b r ahwa merak itas tidur di wobendo mempengaru di TNB yan dan evergre = 19.524, P ruhi oleh tip = 0.049, P = ada pukul aktivitas ti hijau di hu an tanaman ing-msing s jau betina d randu hutan k hijau di T i padang ru = 0.247 uhi perilaku ng menunju een berpeng P 0.01. pe habitat ba = 9.210. 17.30 WIB dur merak utan Rowob jati Guntin secara beru dalam n, TNAP umput 7, P = tidur ukkan garuh Akan aik di B dan hijau bendo g dan urutan 41944, 41862 dan 40703 detikhari. Sementara durasi rerata merak hijau di savana Bekol melakukan aktivitas tidur lebih cepat dibandingkan dua lokasi lainnya di TNB, yaitu sebesar 37032 detikhari Table 22. Tabel 22. Rekapitulasi durasi perilaku tidur merak hijau di TNAP dan TNB Lokasi Durasi Rerata detikhari Ragam Waktu detikhari 2 Durasi Min. detikhari Durasi Maks detikhari TNAP Padang rumput Sadengan 40703 659869 39891 41515 Hutan tanaman jati Gunting 41862 774723 40982 42742 Hutan Rowobendo 41944 3166261 40165 43723 TNB Savana Bekol 37032 939379 36063 38002 Hutan pantai Manting 40170 664468 39354 40985 Hutan evergreen 40239 167419 39830 40649 Keterangan: = Wilayah Perhutani Banyuwangi Selatan Aktivitas tidur merupakan aktivitas istirahat total pada hari senja hingga pagi hari setelah melakukan aktivitas seharian. Perilaku tidur merupakan serangkaian aktivitas guna mengistirahatkan seluruh bagian tubuhnya agar kembali bugar untuk melakukan aktivitas harian esok harinya. Hernowo 1995 menyatakan bahwa merak hijau menuju pohon tidur dengan cara terbang langsung ke pohon tidur atau melompat terlebih dahulu ke pohon yang lebih rendah kemudian melompat pada pohon tidurnya. Menurut Supratman 1998, perilaku tidur di TNAP dilakukan tidak langsung terbang ke pohon tidur, tetapi hinggap terlebih dahulu ke pohon lain yang lebih rendah, selanjutnya melompat lagi hingga sampai di pohon tidurnya. Hal ini bertujuan untuk menghemat energi serta merak hijau memilih tempat tidurnya yang nyaman dan aman. Secara umum merak hijau di TNAP tidur pada pukul 17.30 WIB dan bangun pada pukul 05.00 WIB, sedangkan di TNB aktivitas tidur merak hijau berkisar antara pukul 17.30-04.30 WIB. Maryanti 2007 mencatat aktivitas tidur merak hijau dimulai pada pukul 17.18-05.14 WIB di TNAP dan 17.30-05.10 WIB di TNB. Menurut Sativaningsih 2005, merak hijau mulai bertengger di pohon tidurnya pukul 17.14 WIB namun suara merak hijau masih terdengar hingga pukul 17.59 WIB. Kesamaan waktu tersebut karena aktivitas tidur merupakan aktivitas alami yang relatif dilakukan oleh setiap individu merak hijau di setiap lokasi. Hasil uji chi-square di TNAP menunjukkan nilai χ 2 hitung lebih kecil dari χ 2 tab yang berarti tidak ada pengaruh tipe habitat terhadap frekuensi dan durasi perilaku tidur. Namun, di TNB frekuensi tidur pada suatu tempat sangat dipengaruhi oleh tipe habitat. Tipe habitat yang ada di TNAP akan memiliki peluang yang sama sebagai tempat tidur merak hijau. Berbeda dengan tipe habitat yang terdapat di TNB, habitat savana, hutan pantai dan hutan evergreen akan mendapatkan peluang yang berbeda sebagai tempat tidur merak hijau. Walaupun merak hijau lebih memilih pohon tidurnya bukan memilih habitat tidur. Akan tetapi tidak semua habitat terdapat pohon yang sesuai untuk tempat tidur merak hijau. Di TNB merak hijau memilih tempat tidur berupa pohon dengan tinggi lebih dari 10 m, memiliki tajuk yang tidak rapat, percabangan bersudut tumpul atau mendekati lurus terhadap batang utama dan merupakan pohon paling tinggi diantara pohon sekitar serta terdapat areal terbuka di sekitar pohon tidurnya Hernowo 1995. Menurut Supratman 1998 dan Wasono 2005, merak hijau di TNAP memilih pohon tidur dengan tinggi lebih dari 7 m, percabangan relatif tegak lurus dengan batang utama, memiliki tajuk tidak rapat bahkan tidur pada pohon sedang meranggas atau mati dan di sekitarnya terdapat areal terbuka serta merupakan pohon tertinggi dari pohon sekitar.

5.3 Persentase Seluruh