Latar Belakang Ekologi Perilaku Berbiak Merak Hijau (Pavo muticus Linnaeus, 1766) di Taman Nasional Alas Purwo dan Baluran Propinsi Jawa Timur

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Merak hijau Pavo muticus Linnaeus, 1766 merupakan salah satu jenis burung yang dilindungi di Indonesia berdasarkan Surat Keputusan SK Menteri Kehutanan Menhut nomor 301Kpts-II1991 dan Peraturan Pemerintah nomor 7 tahun 1999 Noerdjito Maryanto 2007. Tingginya ancaman terhadap merak hijau menyebabkan BirdLife International 2004 memasukkannya dalam status vulnerable atau populasinya sedang mengalami penurunan cepat dan dalam status perdagangan, CITES Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora memasukan dalam kategori Appendiks II Soehartono Mardiastuti 2003. Fragmentasi habitat dan perburuan merak hijau menyebabkan pengurangan luasan dan kualitas habitat, sehingga menjadikan populasinya terpecah dalam kelompok kecil dan memiliki penyebaran terbatas BirdLife International 2004. Merak hijau menempati habitat areal terbuka yang berbatasan dengan hutan, tepian sungai, hutan sekunder dan tepian hutan edge di hutan King et al. 1989. Di Jawa, penyebarannya dengan populasi cukup besar 100 individu terkonsentrasi di ujung barat dan timur pulau, walaupun berdasarkan sejarahnya penyebaran merak hijau terdapat di seluruh Pulau Jawa van Balen 1999. Taman Nasional Alas Purwo TNAP dan Taman Nasional Baluran TNB merupakan dua dari lima taman nasional di Jawa yang memiliki penyebaran merak hijau van Balen 1999. Secara fisik, TNAP dan TNB memiliki tipe ekosistem dan iklim yang berbeda. Lokasi TNAP berada di Selatan Timur Pulau Jawa, sedangkan TNB berada di Utara Timur Pulau Jawa. Namun, kedua lokasi tersebut memiliki areal terbuka seperti padang rumput di TNAP dan savana di TNB. Populasi merak hijau di TNAP berkisar antara 168-268 individu Indrawan 1995, Wasono 2005 menjumpai 50 individu merak hijau di SKW I Rowobendo, sedangkan Yuniar 2007 menyebutkan populasi merak hijau sebanyak 81 individu. Populasi merak hijau di TNB berkisar antara 400-616 individu Indrawan 1995 dan khusus di Seksi Wilayah Konservasi SKW II Bekol terdapat 120 individu Hernowo 1995, sedangkan Yuniar 2007 menjumpai 70 individu. Dengan tingginya ancaman terhadap merak hijau di Jawa, dikhawatirkan dalam kurun waktu yang tidak lama akan mengalami kepunahan. Namun kenyataannya, merak hijau masih mampu bertahan pada beberapa lokasi penyebarannya. Hal ini mengindikasikan ada strategi berkait dengan ekologi perilaku merak hijau berhubungan dengan kondisi habitatnya dan berbagai tekanan. Ekologi perilaku merak hijau tersebut belum banyak diketahui, sehingga sangat menarik sebagai bahan kajian untuk mendapatkan gambaran ketahanan merak hijau terhadap tekanan pada populasi maupun habitatnya. Ekologi perilaku berbiak merak hijau dimulai dari masa pra perkawinan, percumbuan dan pasca perkawinan, masa pembuatan sarang, pengeraman telurnya, serta pengasuhan anak. Masa berbiak hingga pengasuhan anak merupakan waktu paling rentan terhadap perkembangan populasi merak hijau. Maka penelitian ekologi perilaku merak hijau ini penting dilakukan guna mendapatkan data dan informasi bagi upaya pelestarian merak hijau terutama untuk pengelolaannya di TNAP dan TNB.

1.2 Tujuan Penelitian