Habitat dan Penyebaran Bioekologi Merak Hijau .1 Taksonomi

seperti pada merak hijau jantan. Merak hijau betina juga mempunyai taji pada kakinya. 3. Merak hijau anakan Anak merak hijau mempunyai warna sama dengan merak hijau betina, tetapi lebih buram. Dagu dan sisi-sisi kepalanya ditutupi oleh bulu-bulu yang berwarna putih, perkembangan jambul mulai terlihat pada umur dua minggu. Pada umur dua bulan anak-anak merak hijau mempunyai bulu-bulu yang lengkap, bentuknya seperti merak hijau betina dewasa tetapi dengan ukuran tubuh yang lebih kecil.

2.2.3 Habitat dan Penyebaran

Habitat adalah kawasan yang terdiri dari beberapa kawasan, baik fisik maupun biotik, yang merupakan satu kesatuan dan dipergunakan sebagai tempat hidup serta berkembangbiaknya satwaliar Alikodra 2002. Menurut Irwanto 2006, habitat adalah suatu lingkungan dengan kondisi tertentu di mana suatu jenis atau komunitas hidup. Di Jawa, merak hijau hidup di habitat relatif kering, hutan semi gugur dan areal terbuka BirdLife International 2001. Menurut King et al. 1989, merak hijau hidup hingga ketinggian 3.000 kaki di Asia Tenggara, kecuali Thailand tengah dan Hongkong. MacKinnon et al. 1998 menyatakan merak hijau merupakan pengunjung hutan terbuka dengan padang rumput dan perkebunan teh atau kopi. Jarak sebaran merak hijau sejauh 992.000 km 2 , mencakup masa berbiak maupun tempat hidup BirdLife International 2007. Merak hijau tersebar mulai dari Assam, Cina bagian barat daya hingga Asia tenggara dan Jawa King et al. 1989. Merak hijau banyak dijumpai di Pulau Jawa, yaitu Ujung Kulon, Sindang Barang Cianjur, Cikelet Sukabumi, Jepara, Pati, Mantingan, Randu Blatung Blora, Meru Betiri, Baluran, Alas Purwo, Gunung Raung, Krepekan, Lijen, Lebak Harjo dan Pasir Putih Situbondo van Balen 1999 Gambar 2. Gambar 2. Penyebaran merak hijau di Pulau Jawa Indonesia Keterangan: 230 Pulau Panaitan; 231 Taman Nasional Ujung Kulon; 232 Merak; 233 Cikepuh; 234 Cilowa; 235 Pelabuhan Ratu; 236 Sampora; 237 Ciseureuh; 238 Tapos; 239 Taman Nasional Gunung Gede-Pangrango; 240 Ciogong; 241 Karawang; 242 Tanjung Sedari; 243 Purwakarta; 244 Cikelet; 245 Cagar Alam Leuweung Sancang; 246 Buahdua; 247 Cikawung; 248 Indramayu; 249 Cirebon; 250 Nusa Kambangan; 251 Pemalang; 252 Dataran Tinggi Dieng; 253 Kendal; 254 Alas Roban; 255 Gedangan; 256 Penawangan; 257 Banjaran; 258 Solo; 259 Gundih; 260 Purwodadi; 261 Clering; 262 Pati; 263 Wirosari; 264 Kradenan; 265 Ngaringan; 266 Randublatung; 267 Mantingan; 268 Cepu; 269 Alas Sengok; 270 Walikukun; 271 Paringan; 272 Padangan; 273 Pulung; 274 Jatirogo; 275 Besuki; 276 Nganjuk; 277 Tuban; 278 Jombang; 279 Wonosalem; 280 Kebonagung; 281 Lebakharjo; 282 Ranu Darungan; 283 Dataran Tinggi Hyang; 284 Gunung Ringgit; 285 Taman Nasional Meru Betiri; 286 Gunung Raung; 287 Krepekan; 288 Lijen; 289 Taman Nasional Baluran; 290 Taman Nasional Alas Purwo. Di TNAP jenis ini hanya dapat dijumpai di hutan alam dataran rendah, hutan tanaman dan daerah ekoton padang penggembalaan dan hutan alam dataran rendah Supratman 1998. Di TNB merak hijau ditemukan di semua tipe vegetasi, namun banyak ditemukan di daerah savana, hutan musim dan hutan pantai Hernowo 1995. Merak hijau hidup di TNB dan TNAP karena ketersediannya tempat makan, minum dan cover berlindung, berteduh dan beristirahat bagi merak hijau Supratman 1998.

2.2.4 Perilaku Berbiak