bahwa pertarungan terjadi ketika merak hijau jantan dominan merasa terganggu atau tersaingi dalam mencari perhatian merak hijau betina.
Baik TNAP maupun TNB, merak hijau melakukan aktivitas bertarung lebih sering pada pagi hari. Karena kondisi tubuh dan energi merak hijau saat
pagi hari masih bugar dan penuh. Dengan kondisi tersebut merak hijau memiliki peluang menang saat bertarung lebih besar. Hal ini pun bentuk strategi merak
hijau jantan dalam menarik perhatian merak hijau betina. Merak hijau di padang rumput Sadengan lebih sering melakukan aktivitas
bertarung daripada merak hijau jantan di hutan tanaman jati Gunting dan hutan Rowobendo di TNAP. Adapun ini berkaitan dengan habitat yang lebih terbuka
pada padang rumput dari pada hutan, sehingga merak hijau dapat dengan mudah melihat pejantan lain. Hal ini berbanding terbalik dengan hasil uji chi-square
menunjukkan nilai χ
2 hitung
lebih kecil dari χ
2 tab
, yaitu tipe habitat tidak mempengaruhi perilaku atau tiap tipe habitat memiliki peluang yang sama sebagai
tempat bertarung. Selama pengamatan, jumlah individu jantan dalam satu lokasi dan jarak antar pejantan tersebut merupakan faktor utama terjadinya perilaku
bertarung. Di hutan tanaman Gunting merak hijau jarang melakukan pertarungan karena hanya terdapat tiga merak hijau jantan dengan jarak antar pejantan 200-400
m. Di TNB, hasil uji chi-square menunjukkan hasil yang sama dengan yang
ada di TNAP yaitu perilaku bertarung di habitat savana, hutan pantai dan evergreen seharusnya sama. Akan tetapi perilaku bertarung lebih sering terjadi di
savana Bekol dibandingkan hutan pantai Manting dan hutan evergreen. Hal ini bukan semata-mata akibat perbedaan habitat, namun di Bekol terdapat sumber air
minum saat musim kemarau. Maka peluang terjadinya petarungan di Bekol lebih besar.
5.2.8 Perilaku Istirahat
Perilaku istirahat merupakan perilaku merak hijau menghentikan segala bentuk aktivitasnya di tempat teduh yang terhindar dari terik matahari di antara
dua periode aktivitas harian pagi hari dan sore hari untuk menghilangkan lelah akibat aktivitas sebelumnya. Merak hijau melakukan aktivitas istirahat ketika
sinar matahari mulai terasa panas. Di TNAP merak hijau beristirahat berkisar
antara pukul 11.00-14.00 WIB. Sementara merak hijau TNB melakukan aktivitas istirahat pada pukul 09.00-14.00 WIB. Secara umum, merak hijau di TNB
memiliki waktu lebih lama dibandingkan dengan merak hijau TNAP.
Gambar 49. Berbagai posisi perilaku istirahat merak hijau; a berdiri di bawah pohon widoro bukol dan b mendekam di cabang pohon apak
Merak hijau beristirahat dalam posisi mendekam ataupun berdiri gambar 49. Di TNAP merak hijau beristirahat di atas pohon dan diantara semak-belukar.
Pohon yang sering digunakan sebagai tempat beristirahat antara lain apak Ficus invectora, bendo Articarpus elastic, randu hutan Bombax valetoni, ketangi
Lagestromia speciosa, laban Vitex coffasus, gempol Nucleae siamea, mahoni Swietenia macrophylla, walikukun Schoutenia ovata dan jati Tectona
grandis. Sementara merak hijau di TNB beristirahat di bawah pohon diantara semak-semak. Pohon yang sering digunakan sebagai tempat beristirahat
diantaranya mimba Azadicahta indica, pilang Acacia leucophloea, akasia duri- duri Acacia nilotica, widoro bukol Zizyphus rotundifolia dan ki serut.
Aktivitas istirahat merak hijau dapat dilakukan secara berkelompok maupun soliter.
Durasi rerata yang dibutuhkan melakukan aktivitas istirahat oleh merak hijau jantan di padang rumput Sadengan, hutan tanaman jati Gunting dan hutan
Rowobendo secara berurut adalah 21310, 17176 dan 18526 detikhari dan merak hijau betina adalah sebesar 17008, 16879 dan 17607 detikhari. Hal ini berarti
merak hijau jantan di padang rumput Sadengan lebih lama beristirahat daripada dua lokasi lainnya di TNAP, sedangkan merak hijau betina hutan Rowobendo
lebih lama beristirahat dibadingkan dua lokasi lainnya di TNAP. Di TNB, durasi yang diperlukan merak hijau jantan dan betina untuk beristirahat di hutan
a b
evergreen lebih lama daripada di hutan pantai Manting dan savana Bekol yang secara berurutan nilainya adalah 23412, 23118 dan 18212 detikhari untuk merak
hijau jantan dan 23952, 22878 dan 18010 detikhari Tabel 20 dan 21. Tabel 20. Rekapitulasi durasi perilaku istirahat merak hijau jantan di TNAP dan
TNB
Lokasi Durasi
Rerata
detikhari Ragam
Waktu detikhari
2
Durasi Min.
detikhari Durasi
Maks detikhari
TNAP
Padang rumput Sadengan 21310
10970928 17997
24622 Hutan tanaman jati Gunting
17175 13257888
13533 20816
Hutan Rowobendo 18526
25844047 13442
23610
TNB
Savana Bekol 18212
5362545 15896
20527 Hutan pantai Manting
23118 6229640
20622 25614
Hutan evergreen 23412 844920
22493 24331
Keterangan: = Wilayah Perhutani Banyuwangi Selatan
Tabel 21. Rekapitulasi durasi perilaku istirahat merak hijau betina di TNAP dan TNB
Lokasi Durasi
Rerata
detikhari Ragam
Waktu detikhari
2
Durasi Min.
detikhari Durasi
Maks detikhari
TNAP
Padan rumput Sadengan 17008
16329937 12967
21049 Hutan tanaman jati Gunting
16879 11099912
13548 20211
Hutan Rowobendo 17607
4881700 15397
19816
TNB
Savana Bekol 18010
2548220 16414
19606 Hutan pantai Manting
22878 2456040
21311 24445
Hutan evergreen 23952 2149920
22486 25418
Keterangan: = Wilayah Perhutani Banyuwangi Selatan
Frekuensi aktivitas istirahat merak hijau di TNAP terpengaruh sangat nyata oleh tipe habitat baik padang rumput Sadengan, hutan tanaman jati Gunting
dan hutan Rowobendo χ = 60.116, P 0.01. Begitu pula dengan lamanya
merak hijau melakukan aktivitas istirahat terpengaruh sangat nyata oleh tipe habitat di TNAP
χ = 57.917, P 0.01. Selama pengamatan merak hijau lebih sering dijumpai sedang beristirahat di padang rumput Sadengan dalam waktu yang
lama. Sedangkan, di hutan Rowobendo dan hutan tanaman jati Gunting merak hijau dijumpai sedang beristirahat akan tetapi dengan durasi yang singkat. Hal ini
disebabkan kondisi habitat hutan tanaman jati Gunting dan hutan Rowobendo memiliki tegakan yang lebih rapat dibandingkan Sadengan yang berupa padang
rumput. Habitat tersebut akan memberikan kesejukan dari terik sinar matahari.
Hal yang berbeda terhadap hasil uji chi-square perilaku istirahat merak hijau di TNB. Tipe habitat memberi pengaruh yang berbeda terhadap frekuensi
dan durasi aktivitas istirahat merak hijau. Tipe habitat seperti savana Bekol, hutan pantai Manting dan hutan evergreen berpengaruh sangat nyata terhadap frekuensi
aktivitas istirahat merak hijau di TNB χ = 38.771, P 0.01. Akan tetapi tipe
habitat di TNB tidak berpengaruh terhadap lamanya merak hijau beristirahat χ
= 0.872, P = 9.210. Hal ini berarti merak hijau melakukan aktivitas beristirahat memiliki durasi yang sama pada habitat savana Bekol, hutan pantai Manting dan
hutan evergreen. Saat hari menjelang siang, merak hijau akan melakukan aktivitas istirahat
untuk menghindari terik matahari. Aktivitas istirahat berteduh biasanya dilakukan diantara aktivitas makan padi dan siang dalam upaya untuk
menghindari panas matahari Maryanti 2007. Pattaratuma 1977 menyatakan bahwa suhu mempengaruhi merak hijau agar berpindah ke hutan untuk melakukan
istirahat. Merak hijau melakukan aktivitas istirahat di tempat-tempat yang teduh
seperti di bawah pohon dan di sela-sela semak serta terkadang bertengger di tajuk yang rimbun. Saat beristirahat biasanya merak hijau akan berpindah dari satu
tempat teduh ke tempat teduh lainnya, hal ini dikarenakan saat musim kemarau suhu sangat panas. Hernowo 1995 menyebutkan bahwa merak hijau di TNB
berteduh dengan cara berdiri dan biasanya akan berpindah tempat dari tempat teduh satu ke tempat teduh yang lain. Hal yang sama terjadi di hutan tanaman
yang diduga bertujuan untuk mengantisipasi adanya gangguan atau kejaran predator Sativaningsih 2005. Menurut Tanudimadja dan Kusumamiharja 1985,
hewan-hewan akan mencari tempat yang aman dan nyaman bagi dirinya. Aktivitas istirahat berlangsung pada kisaran waktu 11.00-14.00 WIB di
TNAP dan 09.00-14.00 WIB di TNB. Maryanti 2007 mencatat merak hijau di TNAP beristirahat selama 3-8 jam yaitu antara pukul 07.30-15.00 dan di TNB
berkisar antara pukul 08.00-14.30 WIB atau selama 3-7 jam. Sementara Sativaningsih 2005 menyatakan bahwa merak hijau di padang rumput Sadengan
TNAP beristirahat pada pukul 09.00-14.00 WIB. Merak hijau beristirahat pada waktu tersebut karena aktivitas predator sangat tinggi dan suhu yang panas.
Durasi dan frekuensi aktivitas istirahat merak hijau di TNAP dan TNB beragam pada berbagai tipe habitat. Hal ini diperjelas dengan hasil uji chi-square
yang menunjukkan nilai χ
2 hitung
lebih besar dari χ
2 tab
yang berarti terdapat pengaruh tipe habitat terhadap perilaku istirahat. Pada habitat berhutan di TNAP,
merak hijau lebih cepat durasi istirahatnya. Hal ini disebabkan kondisi tajuk yang rapat membuat merak hijau teduh tidak kepanasan walaupun sedang melakukan
aktivitas lainnya. Di TNB, merak hijau memiliki durasi yang relatif sama pada habitat
savana Bekol, hutan pantai Manting dan hutan evergreen. Akan tetapi Di hutan evergreen TNB merak hijau lebih lambat melakukan aktivitas istirahat di
bandingkan savana dan hutan pantai. Karena kondisi habitat di hutan evergreen memiliki tajuk yang rapat dengan vegetasi yang hijau sepanjang tahun, sehingga
akan mengurahi terik dari sinar matahari.
5.2.9 Perilaku Tidur