Pada lokasi yang tidak ditemukan sumber air, merak hijau akan lebih beraktivitas di sekitar pohon bertajuk atau tempat yang teduh. Merak hijau di
hutan Rowobendo beraktivitas di sekitar tegakan ketangi, mahoni, jati dan paku- pakuan. Merak hijau di hutan tanaman jati Gunting beraktivitas di bawah tegakan
jati dan di sela-sela tumbuhan tumpangsari seperti tembakau, tomat dan cabai. Merak hijau di hutan pantai Manting beraktivitas di sekitar pohon mimba, akasia,
manting dan semak atau tumbuhan bawah, sedangkan di hutan evergreen merak hijau beraktivitas di bawah tajuk rapat. Hal ini merupakan bentuk strategi merak
hijau untuk mengurangi kehilangan cairan secara cepat akibat suhu yang panas dari terkena sinar matahari langsung.
Strategi merak hijau terhadap air menunjukkan bahwa tipe habitat tidak berpengaruh akan frekuensi perilaku minum. Hal ini dipertegas dengan hasil uji
chi-square yang menunjukkan nilai χ
2 hitung
lebih kecil dari χ
2 tab
. Merak hijau dapat bertahan hidup tanpa harus minum dari sumber air besar, tetapi minum dari
embun-embun pada pagi hari. Maryanti 2007 menyebutkan bahwa areal tumpang sari memiliki rumput yang tinggi dan lebat, sehingga dimungkinkan
banyak embun yang masih menempel di rumput dan asupan air didapatkan dari embun tersebut.
Penggunaan waktu beraktivitas minum merak hijau di TNAP lebih lebar dibandingkan dengan TNB baik saat pagi hari atau sore hari. Perbedaan ini
disebabkan oleh suhu di TNB lebih cepat meningkat dan lama menurunnya dari pada suhu di TNAP. Hal ini disiasati dengan durasi dan frekuensi saat melakukan
aktivitas minum. Durasi dan frekuensi aktivitas minum di TNB lebih lama dan sering dari pada aktivitas minum merak hijau di TNAP.
5.2.3 Perilaku Menelisik
Merak hijau menelisik bertujuan untuk merapihkan bulu-bulu yang tidak rapih dan membersihkannya dari kotoran maupun kutu yang menempel. Perilaku
menelisik dilakukan merak hijau sangat singkat, sehingga perilaku ini sering terlihat disela-sela perilaku lainnya Gambar 30. Hampir semua perilaku harian
merak diselingi oleh aktivitas menelisik, seperti perilaku makan, berjemur, display, istirahat maupun mandi debu. Bahkan beberapa kali terlihat merak hijau
melakukan aktivitas menelisik sebelum turun dari pohon tidurnya ataupun di atas
pohon saat akan tidur. Aktivitas menelisik dapat dikatakan sebagai aktivitas pembuka dan penutup dari aktivitas harian merak hijau.
Gambar 30. Perilaku menelisik merak hijau disela-sela beberapa aktivitas harian; a bangun tidur, b berjemur, c display dan d makan
Merak hijau melakukan aktivitas menelisik dengan menggunakan paruhnya. Untuk daerah yang jauh dari jangkauan paruhnya, merak hijau terbantu
dengan lehernya yang panjang dan elastis yang dapat berputar ke segala arah dan menjangkau segala bagian tubuhnya. Cara menelisik merak hijau akan
memekarkan bulu-bulu yang akan ditelisiknya, lalu paruhnya akan merapihkan atau membersihkan bagian-bagian bulu tersebut secara hati-hati. Posisi merak
hijau saat menelisik biasanya berdiri. Aktivitas menelisik merak hijau dimulai pada pukul 04.00 WIB diiringi
dengan penurunan frekuensi pada pukul 10.00 WIB berlanjut hingga frekuensinya naik kembali pada pukul 13.00 WIB dan berakhir di pukul 18.00 WIB Gambar
31. Di TNAP penggunaan waktu aktivitas menelisik tertinggi terjadi pada pukul 07.00 WIB untuk pagi hari dan 15.00 WIB untuk sore hari, dengan frekuensi
masing-masing secara berurut sebesar 0.69 dan 0.61 kali per individu per hari. Sementara di TNB merak hijau menggunakan waktu aktivitas menelisik tertinggi
a b
c d
pada pukul 05.00 WIB dengan frekuensi 1.72 kali per individu per hari dan pukul 16.00 WIB dengan frekuensi 0.97 kali per individu per hari. Secara keseluruhan,
merak hijau di TNB lebih banyak melakukan aktivitas menelisik dibandingkan merak hijau di TNAP.
Gambar 31. Grafik penggunaan waktu dan frekuensi harian perilaku menelisik merak hijau di TNAP dan TNB
Frekuensi aktivitas menelisik merak hijau berbeda pada tiap tipe habitat Gambar 32. Merak hijau padang rumput Sadengan melakukan aktivitas
menelisik lebih sering dibandingkan dua lokasi lainnya di TNAP. Frekuensi aktivitas menelisik merak hijau di padang rumput Sadengan sebesar 9.09 kali per
individu per hari, sedangkan di hutan tanaman jati Gunting dan hutan Rowobendo secara berurutan sebanyak 4.47 dan 3.38 kali per individu per hari. Di TNB,
aktivitas menelisik merak hijau di atas enam kali per individu per hari. Frekuensi terbesar terjadi di savana Bekol, yaitu merak hijau melakukan aktivitas menelisik
sebanyak 9.05 kali per individu per hari. Pada dua lokasi di TNAP dan TNB memiliki kesamaan banyaknya jumlah melakukan aktivitas menelisik hariannya.
Padang rumput Sadengan dan savana Bekol memiliki frekuensi menelisik yang sama, yaitu sebesar sembilan kali per individu per hari.
0.2 0.4
0.6 0.8
1 1.2
1.4 1.6
1.8 2
Rerata frekuensi per hari
Waktu WIB
TNAP TNB
Gambar 32. Grafik frekuensi harian perilaku menelisik merak hijau di beberapa tipe habitat di TNAP dan TNB
Lamanya durasi melakukan aktivitas menelisik di suatu tempat yang dilakukan merak hijau jantan tidak akan berbanding lurus dengan lamanya durasi
merak hijau betina Tabel 15. Di TNAP merak hijau jantan yang melakukan aktivitas menelisik terlama adalah di padang rumput sadengan sebesar 2977
detikhari, namun merak hijau betina lebih lama melakukan aktivitas menelisik di hutan tanaman jati Gunting sebesar 810 detikhari. Fakta ini berulang di TNB di
mana merak hijau jantan savana Bekol memiliki durasi terlama dibandingkan dua lokasi lainnya, yaitu sebesar 2584 detikhari. Sementara durasi terlama merak
hijau betina melakukan aktivitas menelisik terdapat di hutan evergreen sebesar 899 detikhari.
Tabel 15. Rekapitulasi durasi perilaku menelisik merak hijau di TNAP dan TNB
Lokasi Durasi
Rerata
detikhari Ragam
Waktu detikhari
2
Durasi Min.
detikhari Durasi
Maks detikhari
♂ ♀
♂ ♀
♂ ♀
♂ ♀
TNAP
Padang rumput Sadengan 2977
799 771871
415332 2098
154 3855
1443 Hutan tanaman jati Gunting
1384 810 1576233 510009 128 95 2639 1524
Hutan Rowobendo 1081
400 86509
52334 493
172 1670
629
TNB
Savan Bekol 2584
536 797633
130791 1691
174 3477
898 Hutan panitia Manting
1881 839
438040 117294
1219 496
2543 1181
Hutan evergreen 2051 899
869870 198305
1119 454
2984 1344
Keterangan: ♂ = jantan; ♀ = betina; = Wilayah Perhutani Banyuwangi Selatan
0.00 1.00
2.00 3.00
4.00 5.00
6.00 7.00
8.00 9.00
10.00
Padang Rumput Hutan Tanaman
Jati Hutan
Rowobendo Savana
Hutan Pantai Hutan Evergreen
TNAP TNB
Rerata frekuensi per hari
Tipe Habitat
Gambar 33. Grafik penggunaan waktu dan frekuensi harian perilaku menelisik merak hijau jantan dan betina di TNAP
Merak hijau jantan maupun betina di TNAP melakukan aktivitas menelisik dimulai pada pukul 04.00 WIB dan diakhiri pada pukul 18.00 WIB Gambar 33.
Dalam selang waktu tersebut merak hijau jantan maupun betina melakukan aktivitas menelisik tiap jamnya, namun dengan frekuensi yang berbeda-beda dan
waktu terjadinya aktivitas menelisik lebih sering di pagi dan sore hari. Merak hijau jantan dan betina di TNAP memiliki frekuensi aktivitas menelisik tertinggi
di waktu yang sama. Pada pagi hari terjadi saat pukul 07.00 WIB dengan frekuensi sebesar 1.01 kali per individu per hari merak hijau jantan dan 0.37 kali
per individu per hari merak hijau betina, sedangkan sore hari terjadi pada saat pukul 15.00 WIB dengan frekuensi merak hijau jantan dan betina secara berurut
sebesar 0.91 dan 0.30 kali per individu per hari. Di TNB pembagian penggunaan waktu aktivitas menelisik merak hijau
terlihat jelas, yaitu merak hijau hanya melakukan aktivitas menelisik di pagi dan sore hari Gambar 33. Merak hijau jantan melakukan aktivitas menelisik di pagi
hari pada pukul 04.00-09.00 WIB dengan frekunsi tertinggi terjadi pada pukul 05.00 WIB sebanyak 2.86 kali per individu per hari, sedangkan sore hari terjadi
berkisar antara pukul 13.00-18.00 WIB dengan frekunsi tertinggi terjadi pada pukul 16.00 WIB sebanyak 1.41 kali per individu per hari. Merak hijau betina
0.2 0.4
0.6 0.8
1 1.2
Rerata frekuensi per hari
Waktu WIB Betina
Jantan
melakukan aktivitas menelisik antara pukul 04.00-08.00 WIB dan 14.00-18.00 WIB. Dalam selang waktu tersebut merak hijau betina rerata melakukan aktivitas
menelisik sebanyak + 0.50 kali.
Gambar 34. Grafik penggunaan waktu dan frekuensi harian perilaku menelisik merak hijau jantan dan betina di TNB
Tipe habitat berpengaruhi sangat nyata terhadap frekuensi aktivitas menelisik merak hijau di TNAP
χ = 44.561, P 0.01, sehingga frekuensi aktivitas menelisik pada habitat padang rumput Sadengan, hutan tanaman jati
Gunting dan hutan Rowobendo akan memiliki peluang yang berbeda. Sama halnya dengan durasi perilaku menelisik merak hijau di TNAP pun dipengaruhi
sangat nyata oleh tipe habitatnya χ = 46.738, P 0.01.
Berdasarkan uji chi-square pada perilaku menelisik pada beberapa tipe habitat di TNB terhadap frekuensi dan durasi perilaku menelisik merak hijau
menunjukkan hasil yang sama, yaitu tipe habitat berpengaruh sangat nyata terhadap perilaku menelisik. Frekuensi aktivitas menelisik merak hijau akan
berbeda pada habitat savana Bekol, hutan pantai Manting maupun hutan evergreen
χ = 31.142, P 0.01. Sama halnya dengan frekuensi, durasi aktivitas menelisik pun terpengaruh sangat nyata, yaitu durasi perilaku menelisik
akan berbeda pada setiap tipe habitat yang berlainan pada habitat di savana, hutan pantai maupun evergreen
χ = 31.019, P 0.01.
0.5 1
1.5 2
2.5 3
3.5
Rerata frekuensi per hari
Waktu WIB Betina
Jantan
Bulu merupakan alat penting bagi merak hijau baik untuk aerodinamis saat terbang dan sebagai alat pemikat bagi pasangannya. Struktur bulu yang halus
membuat mudah berubah bentuk dari mengembang dapat menjadi menempel rapat dan rentan terhadap kuman atau kutu. Perubahan ini dapat diakibatkan oleh
posisi tidur semalam dan aktivitas harian merak hijau. Karena alasan tersebut merak hijau melakukan aktivitas menelisik atau merawat bulu. Aktivitas
menelisik bertujuan merapikan bulu dan menghilangkan atau membuang kotoran, kuman dan kutu yang menempel atau masuk ke bulu Maryanti 2007.
Merak hijau menelisik sepanjang hari disela-sela aktivitas hariannya, seperti makan, minum, berjemur, display dan istirahat. Perilaku menelisik bulu
merupakan aktivitas sekunder yang biasanya dilakukan saat sebelum turun dari tenggeran, makan, berjemur, berteduh, sebelum tidur serta sehabis display
Maryanti 2007. Aktivitas menelisik lebih sering dilakukan pada saat pagi hari karena bulu yang lembab terlihat kusam setelah mendekam tidur semalaman.
Hasil uji chi-square perilaku menelisik baik di TNAP maupun TNB menunjukkan adanya pengaruh frekuensi dan durasi perilaku terhadap tipe habitat.
Frekuensi dan durasi aktivitas menelisik merak hijau di padang rumput maupun savana lebih banyak daripada di hutan bervegetasi seperti hutan tanaman jati dan
hutan alam di TNAP serta hutan pantai dan hutan evergreen di TNB. Hal ini disebabkan kondisi umum padang rumput maupun savana yang terbuka, sehingga
merak hijau dapat dengan tenang menelisik karena dapat mengawasi secara menyeluruh dari gangguan baik pesaing atau predator. Berdeda dengan kondisi di
hutan bervegetasi yang memiliki tegakan yang rapat dengan tumbuhan bawah yang lebat, sehingga mempersulit pengawasan terhadap sekitar saat menelisik.
Strategi merak hijau pada kondisi tersebut adalah melakukan aktivitas menelisik secara singkat dan jarang. Maryanti 2007 menyatakan perilaku menelisik bulu
lebih sering dijumpai di padang penggembalaan rumput.
5.2.4 Perilaku Berjemur