menerangi padang rumput Sadengan yang merupakan areal terbuka dengan sedikit vegetasi daripada hutan tanaman jati Gunting dan hutan Rowobendo yang
memilik tajuk yang rapat. Namun, tajuk rapat atau tidak bukan menjadi patokan sebagai tempat merak hijau mencari makan tetapi terdapatnya areal terbuka
dengan pakan yang memadai. Hasil uji chi-square yang menunjukkan nilai χ
2 hitung
lebih besar dari χ
2 tab
berarti perilaku maka dipengaruhi oleh habitat padang rumput, hutan tanaman jati ataupun hutan alam. Karena tidak semua habitat dapat
menyediakan pakan merak hijau, hanya habitat yang terdapat areal terbuka. Penggunaan waktu makan merak hijau di savana Bekol lebih awal
dibandingkan penggunaan waktu di hutan pantai Manting dan hutan Evergreen di TNB. Perbedaan ini diakibatkan penyinaran matahari yang berbeda akibat
pertajukan yang berbeda pula. Akan tetapi tipe habitat di TNB tidak mempengaruhi frekuensi dan durasi perilaku makan merak hijau. Hal ini serupa
dengan pendapat Maryanti 2007 bahwa perilaku makan tidak dipengaruhi oleh tipe habitat dalam hal ini adalah savana, hutan pantai, hutan musim dan evergreen.
Karena pakan merak hijau di TNB relatif menyebar merata, maka merak hijau akan mencari areal terbuka dengan pakan yang cukup dan tidak terpengaruh
kerapatan tajuk.
5.2.2 Perilaku Minum
Perilaku minum merak hijau dapat diartikan sebagai rangkaian akivitas mengambil air melalui paruhnya kemudian air ditelan melalui tenggorokannya
yang bertujuan untuk menghilangkan rasa haus karena kekurangan cairan dalam tubuh akibat suhu yang panas maupun aktivitas harian. Sumber air merak hijau di
TNAP didapatkan dari bak minum buatan, sprinkle baik genangan dibawahnya maupun langsung dari kran, parit, cekungan dan sumur buatan pesanggem di
hutan tanaman jati Gunting. Di TNB, merak mendapatkan air berasal dari bak air buatan, genangan air dan mata air.
Gambar 25. Perilaku minum merak hijau di TNAP: a cekungan, b bak minum buatan, c genangan di bawah sprinkle dan d sprinkle
Merak hijau memiliki beberapa pola perilaku minum dalam mengambil air. Di TNAP, merak hijau minum dengan cara mematuk air yang keluar dari sprinkle
dengan posisi tubuh berdiri dan minum dari cekungan, genangan maupun bak air minum dengan cara menyelupkan paruhnya ke air baik dalam posisi mendekam
ataupun berdiri Gambar 25. Sementara di TNB, merak hijau minum dengan cara mendekam maupun berdiri baik di bak air minum buatan atau genangan air
lalu memasukkan paruhnya ke dalam permukaan air untuk mendapatkan air Gambar 26. Secara umum, merak hijau minum dengan cara menurunkan kepala
dengan cara menjulurkan lehernya ke sumber air minum dan memasukkan air dalam paruhnya. Setelah itu, kepala diangkat dengan menegakkan leher dan
posisi paruh mengarah ke atas, gerakkan ini berlanjut hingga leher membentuk huruf “S” lalu air ditelan. Gerak tersebut akan berulang terus-menerus hingga
merak hijau merasa tercukupi kebutuhan akan air, namun aktivitas tersebut akan diselingi dengan aktivitas waspada, yaitu merak hijau diam tidak mengambil air
hanya melihat sekeliling keadaan.
a b
c d
Gambar 2
Se waktu Ga
12.00 WIB merak hij
WIB dan b
Gambar 2
Fre aktivitas m
akivitas m hari, seda
antara 0.0
0.05 0.1
0.15 0.2
0.25
Rerata frekuensi per hari
a
6. Perilaku berdiri,
cara umum ambar 27.
B dan antar au melakuk
berlanjut pa
7. Grafik p merak h
ekuensi akt minum di
minum deng angkan di
03-0.24 kali u minum me
b di bak a m, merak hij
Merak hija ra pukul 13
kan aktivita ada kisaran
penggunaan hijau di TNA
tivitas minu TNAP Ga
gan frekuen TNB freku
i per indivi
b
erak hijau di air minum p
au melakuk au melakuka
3.00-18.00 W as minum b
waktu antar
waktu dan AP dan TNB
um di TNB ambar 27.
nsi berkisar uensi minum
idu per har
Waktu
i TNB: a d posisi mende
kan aktivita an aktivitas
WIB di TN berlangsung
ra pukul 14
frekuensi h B
B lebih seri Di TNA
antara 0.01 m merak h
ri. Frekuen
WIB
di bak air m ekam dan c
as minum te minum ant
NAP. Lain g antara pu
.00-18.00 W
harian perila
ing dibandi AP merak h
1-0.14 kali hijau menu
nsi aktivita
c
minum posis c genangan
erbagi dalam tara pukul 0
halnya, di ukul 04.00-
WIB.
aku minum
ingkan frek hijau melak
per individ unjukkan ki
as minum m
TNAP T
si n air
m dua 05.00-
TNB 09.00
kuensi kukan
du per isaran
merak
TNB
hijau baik di TNAP maupun di TNB meningkat pada pukul 06.00-08.00 WIB untuk pagi hari dan sore hari berkisar pada pukul 15.00-17.00 WIB
Di TNAP merak hijau yang melakukan aktivitas minum hanya ditemukan di dua lokasi, yakni padang rumput Sadengan dan hutan tanaman jati Gunting,
sedangkan di TNB aktivitas minum merak hijau hanya terlihat di savana Bekol Tabel 14. Merak hijau betina memerlukan 518 detikhari dan merak hijau jantan
memerlukan 377 detikhari, untuk melakukan aktivitas minum di padang rumput Sadengan. Sementara itu, di hutan tanaman jati Gunting hanya ditemukan merak
hijau jantan yang melakukan aktivitas minum dengan durasi 8 detikhari. Durasi yang diperlukan oleh merak hijau jantan di savana Bekol TNB adalah 1006
detikhari dan merak hijau betina selama 1958 detikhari. Tabel 14. Rekapitulasi durasi perilaku minum merak hijau di TNAP dan TNB
Lokasi Durasi
Rerata
detikhari Ragam
Waktu detikhari
2
Durasi Min.
detikhari Durasi
Maks detikhari
♂ ♀
♂ ♀
♂ ♀
♂ ♀
TNAP
Padang rumput
Sadengan 377 518 271526 164999
0 111 898 924 Hutan tanaman jati Gunting
8 0 900 0 0 0 38 0
Hutan Rowobendo
0 0 0
TNB
Savan Bekol
1006 1958 192846 931876 567 993 1446 2924 Hutan pantai Manting
Hutan evergreen 0 0 0
Keterangan: ♂ = jantan; ♀ = betina; = Wilayah Perhutani Banyuwangi Selatan
Merak hijau betina memulai akivitas minum pukul 05.00 WIB serta berakhir pukul 09.00 WIB pada pagi hari dan akan dilanjutkan pada sore hari
yaitu berkisar antara pukul 13.00-17.00 WIB. Namun, beberapa kali terlihat merak hijau betina melakukan aktivitas minum pada pukul 11.00 WIB, yaitu saat
akan beristirahat dari aktivitasnya. Merak hijau jantan melakukan aktivitas minum berkisar antara pukul 06.00-11.00 WIB dan berlanjut antara pukul 14.00-
18.00 WIB. Frekuensi aktivitas minum merak hijau betina tertinggi terjadi pada selang waktu antara pukul 06.00-08.00 WIB dengan frekuensi sebesar 0.15 kali
per hari. Frekuensi aktivitas minum merak hijau jantan mengalami fluktuasi pada setiap jamnya, tercatat pukul 07.00 WIB merupakan waktu dengan frekuensi
tertinggi dengan nilai sebesar 0.13 kali per hari Gambar 28.
Gambar 28. Grafik penggunaan waktu dan frekuensi harian perilaku minum merak hijau jantan dan betina di TNAP
Di TNB baik merak hijau jantan maupun betina memiliki penggunaan waktu yang sering bersamaan Gambar 29. Aktivitas minum merak hijau jantan
berlangsung antara pukul 04.00-08.00 WIB tetapi untuk merak hijau betina berlangsung pada pukul 04.00-09.00 WIB. Pada sore harinya, aktivitas minum
merak hijau di TNB berlangsung antara pukul 14.00-18.00 WIB. Frekuensi tertinggi aktivitas minum antara merak hijau jantan dan betina di TNB tidak
terlalu berbeda jauh. Namun, penggunaan waktu aktivitas minum oleh merak hijau dengan frekuensi tertinggi berbeda. Frekuensi tertinggi merak hijau betina
berlangsung pada pukul 05.00 WIB sebanyak 0.27 kali per hari, sedangkan merak hijau jantan berlangsung pada pukul 16.00 WIB sebanyak 0.24 kali per hari.
Secara umum, merak hijau di TNB melakukan aktivitas minum pada waktu yang bersamaan antara merak hijau jantan dan merak hijau betina bahkan beberapa
waktu memiliki frekuensi aktivitas yang sama, yaitu saat awal beraktivitas pada pukul 04.00 WIB dan pukul 18 .00 WIB sebagai penutup aktivitas harian.
0.02 0.04
0.06 0.08
0.1 0.12
0.14 0.16
Rerata frekuensi per hari
Waktu WIB
Betina Jantan
Gambar 29. Grafik penggunaan waktu dan frekuensi harian perilaku minum merak hijau jantan dan betina di TNB
Perilaku minum merak hijau tidak terpengaruhi oleh tipe habitat baik di TNAP maupun TNB. Tipe habitat di TNAP seperti padang rumput, hutan
Rowobendo maupun di hutan tanaman jati tidak akan berpengaruh bagi frekuensi χ = 2.784, P = 9.210 dan durasi χ = 2.718, P = 9.210 perilaku minum merak
hijau. Begitu pula dengan tipe habitat savana, hutan pantai dan hutan evergreen di TNB tidak mempengaruhi frekuensi dan durasi perilaku minum merak hijau
χ = 0.000, P = 9.210. Karena baik di TNAP maupun TNB saat penelitian merupakan
musim kemarau, sehingga seluruhnya mengalami kekeringan. Merak hijau melakukan aktivitas minum bertujuan untuk menghilangkan
rasa haus karena kekurangan cairan dalam tubuh akibat suhu yang panas maupun aktivitas harian. Selama pengamatan di TNAP hanya ditemukan merak hijau
minum di padang rumput Sadengan dan sekali ditemukan merak minum di hutan tanaman jati Gunting. Sementara itu, merak hijau di TNB hanya ditemukan di
savana Bekol yang beraktivitas minum. Hal ini menandakan bahwa merak hijau merupakan satwaliar yang adaptif terhadap air, yaitu ketika terdapat sumber air
merak akan minum namun jika tidak terdapat sumber air merak hijau akan menyiasatinya dengan strategi lokasi aktivitas.
0.05 0.1
0.15 0.2
0.25 0.3
Frekuensi per hari
Waktu WIB Betina
Jantan
Pada lokasi yang tidak ditemukan sumber air, merak hijau akan lebih beraktivitas di sekitar pohon bertajuk atau tempat yang teduh. Merak hijau di
hutan Rowobendo beraktivitas di sekitar tegakan ketangi, mahoni, jati dan paku- pakuan. Merak hijau di hutan tanaman jati Gunting beraktivitas di bawah tegakan
jati dan di sela-sela tumbuhan tumpangsari seperti tembakau, tomat dan cabai. Merak hijau di hutan pantai Manting beraktivitas di sekitar pohon mimba, akasia,
manting dan semak atau tumbuhan bawah, sedangkan di hutan evergreen merak hijau beraktivitas di bawah tajuk rapat. Hal ini merupakan bentuk strategi merak
hijau untuk mengurangi kehilangan cairan secara cepat akibat suhu yang panas dari terkena sinar matahari langsung.
Strategi merak hijau terhadap air menunjukkan bahwa tipe habitat tidak berpengaruh akan frekuensi perilaku minum. Hal ini dipertegas dengan hasil uji
chi-square yang menunjukkan nilai χ
2 hitung
lebih kecil dari χ
2 tab
. Merak hijau dapat bertahan hidup tanpa harus minum dari sumber air besar, tetapi minum dari
embun-embun pada pagi hari. Maryanti 2007 menyebutkan bahwa areal tumpang sari memiliki rumput yang tinggi dan lebat, sehingga dimungkinkan
banyak embun yang masih menempel di rumput dan asupan air didapatkan dari embun tersebut.
Penggunaan waktu beraktivitas minum merak hijau di TNAP lebih lebar dibandingkan dengan TNB baik saat pagi hari atau sore hari. Perbedaan ini
disebabkan oleh suhu di TNB lebih cepat meningkat dan lama menurunnya dari pada suhu di TNAP. Hal ini disiasati dengan durasi dan frekuensi saat melakukan
aktivitas minum. Durasi dan frekuensi aktivitas minum di TNB lebih lama dan sering dari pada aktivitas minum merak hijau di TNAP.
5.2.3 Perilaku Menelisik