Perilaku Berjemur Perilaku Harian pada Musim Berbiak .1 Perilaku Makan

Bulu merupakan alat penting bagi merak hijau baik untuk aerodinamis saat terbang dan sebagai alat pemikat bagi pasangannya. Struktur bulu yang halus membuat mudah berubah bentuk dari mengembang dapat menjadi menempel rapat dan rentan terhadap kuman atau kutu. Perubahan ini dapat diakibatkan oleh posisi tidur semalam dan aktivitas harian merak hijau. Karena alasan tersebut merak hijau melakukan aktivitas menelisik atau merawat bulu. Aktivitas menelisik bertujuan merapikan bulu dan menghilangkan atau membuang kotoran, kuman dan kutu yang menempel atau masuk ke bulu Maryanti 2007. Merak hijau menelisik sepanjang hari disela-sela aktivitas hariannya, seperti makan, minum, berjemur, display dan istirahat. Perilaku menelisik bulu merupakan aktivitas sekunder yang biasanya dilakukan saat sebelum turun dari tenggeran, makan, berjemur, berteduh, sebelum tidur serta sehabis display Maryanti 2007. Aktivitas menelisik lebih sering dilakukan pada saat pagi hari karena bulu yang lembab terlihat kusam setelah mendekam tidur semalaman. Hasil uji chi-square perilaku menelisik baik di TNAP maupun TNB menunjukkan adanya pengaruh frekuensi dan durasi perilaku terhadap tipe habitat. Frekuensi dan durasi aktivitas menelisik merak hijau di padang rumput maupun savana lebih banyak daripada di hutan bervegetasi seperti hutan tanaman jati dan hutan alam di TNAP serta hutan pantai dan hutan evergreen di TNB. Hal ini disebabkan kondisi umum padang rumput maupun savana yang terbuka, sehingga merak hijau dapat dengan tenang menelisik karena dapat mengawasi secara menyeluruh dari gangguan baik pesaing atau predator. Berdeda dengan kondisi di hutan bervegetasi yang memiliki tegakan yang rapat dengan tumbuhan bawah yang lebat, sehingga mempersulit pengawasan terhadap sekitar saat menelisik. Strategi merak hijau pada kondisi tersebut adalah melakukan aktivitas menelisik secara singkat dan jarang. Maryanti 2007 menyatakan perilaku menelisik bulu lebih sering dijumpai di padang penggembalaan rumput.

5.2.4 Perilaku Berjemur

Perilaku berjemur merupakan salah satu aktivitas yang rutin setiap hari dilakukan oleh merak hijau. Perilaku berjemur berfungsi untuk menghangatkan tubuh serta mematikan kuman dalam tubuh dan bulu di bawah sinar matahari akibat kondisi lembab saat malam hari. Merak hijau melakukan aktivitas berjemur d yang lebi berjemur d antar bulu Gambar menelisik merapihka Gambar 3 Gambar 3 Ak pada pagi hijau mel Setelah le 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3 0.35 0.4 0.45 0.5 Rerata frekuensi per hari a di areal yan ih tinggi, s dengan cara unya serta b 35. Bias yang bertu an bulu-bulu 5. Perilaku c gund 6. Grafik p merak h ktivitas berj hari saat cu akukan akt ewat dari ng terkena s seperti gun a mengemb bulu sayap sanya aktiv ujuan memp u yang kunc u berjemur m dukan tanah penggunaan hijau di TNA emur merak uaca cerah tivitas berje pukul 09.0 b inar mataha ndukan tana bangkan bul yang ditur vitas berjem mpercepat si cup akibat t merak hijau h waktu dan AP dan TNB k hijau di TN Gambar 36 emur berlan 00 WIB, a Wakt b ari langsung ah, pagar a lu-bulunya, runkan dan mur sering nar mataha tubuh dan b ; a tanah d frekuensi h B NAP maupu 6. Baik di T ngsung pad aktivitas be tu WIB g pada temp atau pohon sehingga t posisi tub g diiringi d ari mengena ulu yang lem datar, b pa harian perila un TNB bia TNAP maup da pukul 05 erjemur me c pat datar ma n. Merak terlihat reng uh berdiri dengan akt ai tubuhnya mbab. agar dan aku berjemu asanya dilak pun TNB, m 5.00-09.00 erak hijau TNAP T aupun hijau ggang tegap tivitas a dan ur kukan merak WIB. akan TNB berkurang bahkan tidak ada merak hijau yang melakukan aktivitas tersebut. Sama halnya dengan penggunaan waktu aktivitas berjemur di TNAP dan TNB, merak hijau sering berjemur pada pukul 06.00 WIB. Pada pukul 06.00 WIB merak hijau di TNAP memiliki frekuensi sebesar 0.44 kali per individu per hari, sedangkan di TNB merak hijau memiliki frekuensi sebesar 0.31 kali per individu per hari. Aktivitas berjemur dapat digolongkan dalam aktivitas pagi hari, namun saat pengamatan terlihat merak hijau di TNAP melakukan aktivitas berjemur satu kali saat sore hari pada pukul 16.00 WIB di hutan Rowobendo. Berdasarkan pembagian tipe habitatnya, merak hijau di TNAP dan TNB melakukan aktivitas berjemur minimal satu kali setiap harinya Gambar 37. Merak hijau di hutan Rowobendo TNAP lebih sering berjemur dibandingkan padang rumput Sadengan dan hutan tanaman jati Gunting. Di hutan Rowobendo merak hijau melakukan aktivitas berjemur minimal dua kali per individu per hari, sedangkan merak hijau di padang rumput Sadengan dan hutan tanaman jati Gunting berjemur hanya satu kali per individu per hari. Di TNB, aktivitas merak hijau berjemur hanya ditemukan di savana Bekol dan hutan pantai Manting dengan frekuensi masing-masing sebanyak satu kali per individu per hari. Sementara di hutan evergreen tidak ditemukan aktivitas berjemur merak hijau. Gambar 37. Grafik frekuensi harian perilaku berjemur merak hijau pada beberapa tipe habitat di TNAP dan TNB 0.00 0.50 1.00 1.50 2.00 2.50 Padang Rumput Hutan Tanaman Jati Hutan Rowobendo Savana Hutan Pantai Hutan Evergreen TNAP TNB Rerata frekuensi per hari Tipe Habitat Durasi rerata merak hijau jantan di hutan Rowobendo lebih besar dibandingkan dengan padang rumput Sadengan dan hutan tanaman jati Gunting, namun merak hijau jantan di padang rumput Sadengan lebih lama berjemur dibandingkan hutan tanaman jati Gunting. Nilai durasi rerata dari tempat yang terlama secara berurut sebesar 1192, 1103 dan 851 detikhari. Namun merak hijau betina memiliki urutan berbeda dalam lokasi terlama melakukan aktivitas berjemur, yaitu hutan Rowobendo sebesar 810 detikhari, hutan tanaman jati Gunting sebesar 492 detikhari dan padang rumput Sadengan sebesar 276 detikhari. Durasi rerata perilaku berjemur merak hijau jantan di hutan pantai Manting lebih kecil daripada di savana Bekol, yaitu 365 dan 589 detikhari. Sedangkan durasi rerata perilaku berjemur merak hijau betina di hutan pantai lebih besar daripada di savana Bekol, yaitu sebesar 408 dan 1745 detikhari Tabel 16. Tabel 16. Rekapitulasi durasi perilaku berjemur merak hijau di TNAP dan TNB Lokasi Durasi Rerata detikhari Ragam Waktu detikhari 2 Durasi Min. detikhari Durasi Maks detikhari ♂ ♀ ♂ ♀ ♂ ♀ ♂ ♀ TNAP Padang rumput Sadengan 1103 276 995581 118994 105 0 2100 621 Hutan tanaman jati Gunting 851 492 1464115 682513 0 0 2061 1318 Hutan Rowobendo 1192 810 2656744 2285885 0 2822 2322.25 TNB Savana Bekol 589 175 400017 116247 0 1221 516 Hutan pantai Manting 365 408 196635 355840 808 1005 Huatan evergreen 0 0 0 0 0 Keterangan: ♂ = jantan; ♀ = betina; = Wilayah Perhutani Banyuwangi Selatan Merak hijau jantan melakukan aktivitas berjemur berkisar antara pukul 05.00-09.00 WIB di TNAP dan TNB, sedangkan merak hijau betina menggunakan pukul 05.00-08.00 untuk melakukan aktivitas berjemur Gambar 38 dan 39. Di TNAP dan TNB, frekuensi tertinggi merak hijau jantan dan betina melakukan aktivitas berjemur saat pukul 06.00 WIB dengan frekuensi masing- masing secara berurut sebesar 0.53 dan 0.36 kali per individu per hari di TNAP dan 0.45 dan 0.16 kali per individu per hari. Di TNAP ditemukan merak hijau melakukan aktivitas berjemur pada sore hari yaitu pada pukul 16.00-17.00 WIB. Aktivitas ini dilakukan oleh merak hijau betina dengan frekuensi sebesar 0.02 kali per individu per hari. Gambar 38. Grafik penggunaan waktu dan frekuensi harian perilaku berjemur merak hijau jantan dan betina di TNAP Gambar 39. Grafik penggunaan waktu dan frekuensi harian perilaku berjemur merak hijau jantan dan betina di TNB Tipe habitat yang terdapat di TNAP berpengaruh sangat nyata terhadap frekuensi χ = 78.993, P 0.01 dan durasi χ = 37.666, P 0.01 aktivitas berjemur merak hijau. Perilaku berjemur pada padang rumput Sadengan, hutan tanaman jati Gunting dan hutan Rowobendo akan memiliki peluang yang berbeda 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 Rerata frekuensi per hari Waktu WIB Betina Jantan 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3 0.35 0.4 0.45 0.5 Rerata frekuensi per hari Waktu WIB Betina Jantan dalam segi frekuensi dan durasi. Merak hijau di hutan Rowobendo akan lebih sering berjemur karena habitatnya yang lembab. Tempat yang lembab lebih berpeluang menyebabkan bulu terserang kuman dan akan menyebabkan bulu yang lepek dan kusam. Frekuensi aktivitas berjemur merak hijau terpengaruh sangat nyata oleh tipe habitat di TNB χ = 73.638, P 0.01, sehingga frekuensi aktivitas menelisik pada habitat savana Bekol, hutan pantai Manting dan hutan evergreen akan memiliki peluang yang berbeda. Sama halnya dengan durasi perilaku berjemur merak hijau di TNB pun dipengaruhi sangat nyata oleh tipe habitatnya χ = 25.732, P 0.01. Perilaku berjemur adalah rangkaian aktivitas yang dilakukan bawah pancaran matahari untuk menghangatkan tubuh merak Maryanti 2007. Selain untuk menghangatkan tubuh berjemur juga bertujuan untuk mengeringkan bulu- bulu yang lembab, sehingga lebih terlihat mengkilap. Sinar matahari pun dapat berfungsi sebagai pembunuh kuman yang menempel dalam bulu dan tubuh merak hijau. Selama pengamatan, merak hijau berjemur pada tempat-tempat yang lebih tinggi yang terkena sinar matahari langsung. Maryanti 2007 menyebutkan bahwa merak hijau berjemur pada gundukan tanah, tunggak pohon, pagar ataupun bertengger di pohon yang terkena cahaya matahari langsung. Posisi tersebut bentuk strategi merak hijau untuk mempermudah dalam mengawasi kondisi sekitar. Aktivitas berjemur dilakukan pada pagi hari terutama berkisar pada pukul 06.00-07.00 WIB. Hal ini berkaitan dengan sinar matahari yang hangat, serta kondisi tubuh yang kaku akibat mendekam semalaman, sehingga butuh kehangatan untuk dapat melakukan aktivitas hariannya. Maryanti 2007 mencatat aktivitas berjemur merak hijau di TNAP berlangsung pada pukul 05.20- 07.30 WIB dan di TNB pada pukul 06.00-08.30 WIB. Durasi aktivitas berjemur merak hijau di TNAP dan TNB beragam pada berbagai tipe habitat. Serta memiliki frekuensi yang tidak berbeda pada beberapa tipe habitat. Hal ini diperjelas dengan hasil uji chi-square yang menunjukkan nilai χ 2 hitung lebih besar dari χ 2 tab yang berarti tipe habitat sangat berpengaruh terhadap perilaku berjemur. Karena tipe habitat memiliki kerapatan tegakan yang berbeda yang akan memberikan peluang merak hijau mendapatkan sinar matahari yang berbeda dan kelembaban yang berbeda pula.

5.2.5 Perilaku Mandi Debu