Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Ekologi Perilaku

terdapat 120 individu Hernowo 1995, sedangkan Yuniar 2007 menjumpai 70 individu. Dengan tingginya ancaman terhadap merak hijau di Jawa, dikhawatirkan dalam kurun waktu yang tidak lama akan mengalami kepunahan. Namun kenyataannya, merak hijau masih mampu bertahan pada beberapa lokasi penyebarannya. Hal ini mengindikasikan ada strategi berkait dengan ekologi perilaku merak hijau berhubungan dengan kondisi habitatnya dan berbagai tekanan. Ekologi perilaku merak hijau tersebut belum banyak diketahui, sehingga sangat menarik sebagai bahan kajian untuk mendapatkan gambaran ketahanan merak hijau terhadap tekanan pada populasi maupun habitatnya. Ekologi perilaku berbiak merak hijau dimulai dari masa pra perkawinan, percumbuan dan pasca perkawinan, masa pembuatan sarang, pengeraman telurnya, serta pengasuhan anak. Masa berbiak hingga pengasuhan anak merupakan waktu paling rentan terhadap perkembangan populasi merak hijau. Maka penelitian ekologi perilaku merak hijau ini penting dilakukan guna mendapatkan data dan informasi bagi upaya pelestarian merak hijau terutama untuk pengelolaannya di TNAP dan TNB.

1.2 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk: 1. Mempelajari dan mendeskripsikan ekologi perilaku yang berkaitan dengan perkembangbiakan merak hijau di TNAP dan TNB. 2. Mengidentifikasi strategi dan mekanisme berperilaku berbiak merak hijau yang berhubungan dengan habitatnya di TNAP dan TNB.

1.3 Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan data dan informasi khususnya bagi pihak taman nasional untuk kepentingan konservasi merak hijau dengan memperhitungkan strategi perilaku serta mendukung pengembangan pengelolaan TNAP dan TNB. BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Ekologi Perilaku

Perilaku satwa merupakan ilmu dasar yang perlu dipahami dengan baik agar dapat menguasai ilmu atau pengetahuan lanjutannya di dalam usaha untuk mendapatkan keahlian di bidang pembinaan populasi satwa Setiawati 1986. Batasan mengenai perilaku satwa sendiri sangat luas. Teage 1971 memberikan batasan bahwa perilaku satwa adalah ekspresi satwa yang ditimbulkan oleh semua faktor yang mempengaruhinya. Batasan ini tidak merupakan harga mati, karena masing-masing ilmuwan mempunyai cara tersendiri untuk mengungkapnya. Perbedaan tersebut merupakan pertanda awal perkembangan ilmu perilaku satwa. Perilaku satwa adalah tindak-tanduk satwa yang terlihat dan yang saling berkaitan baik secara individual maupun bersama-sama kolektif akibat interaksi secara dinamika dengan lingkungannya, baik lingkungan luar makhluk hidup atau benda-benda maupun pengaruh dalam tubuh satwa itu sendiri Tanudimadja Kusumanihardja 1985. Menurut Odum 1971 perilaku merupakan tindakan yang tegas dari suatu organisme untuk menyesuaikan diri terhadap keadaan lingkungan guna menjamin hidupnya. Hal serupa dinyatakan Alikodra 1983 mengatakan bahwa perilaku satwa adalah strategi satwa dalam memanfaatkan sumberdaya yang ada dalam lingkungannya untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Secara ethologi, perilaku satwa sebagai tindak-tanduk satwa berdasarkan motivasi, yang berarti satwa mempunyai emosi Tanudimadja Kusumanihardja 1985. Ekologi didefinisikan sebagai kajian hubungan organisme-organisme atau kelompok-kelompok organisme terhadap lingkungannya, atau ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara organisme-organisme hidup dan lingkungannya Odum 1959. Pianka 1983 mendefinisikan ekologi sebagai ilmu yang mempelajari hubungan antar organisme maupun antara organisme dan seluruh faktor baik fisik maupun biologi yang mempengaruhinya ataupun yang dipengaruhinya. Hal serupa dinyatakan Allaby 1994 bahwa ekologi adalah studi ilmiah yang mempelajari hubungan timbal balik antar organisme maupun antara organisme dan antar mereka dengan semua aspek, baik yang hidup dan tidak hidup, dari lingkungannya. Ekologi memiliki hubungan erat dengan empat disiplin ilmu biologi, yaitu genetika, evolusi, physiologi dan perilaku Krebs 1985. Ekologi mempunyai kaitan dengan mengindentifikasi pola antara kumpulan jenis dengan lingkungan dan memahami penyebab terjadinya pola tersebut Wien 1989. Krebs Davies 1993 menyatakan ekologi perilaku tidaklah hanya efek dengan perjuangan satwa untuk bertahan hidup survive dengan pemanfaatan sumberdaya dan menghindar dari pemangsa, tetapi juga bagaimana perilaku berperan untuk kesuksesan berkembangbiak. Allaby 1994 mendefinisikan ekologi perilaku adalah ilmu yang mempelajari perilaku dari suatu organisme pada suatu habitat alaminya dan merupakan aplikasi dari teori tingkah laku ke aktivitas tertentu. 2.2 Bioekologi Merak Hijau 2.2.1 Taksonomi