Selain lebih kompleks, manajemen rantai pasok produk pertanian juga bersifat probabilistik dan dinamis.
Perusahaan yang dapat menjalankan kegiatan supply chain akan mendapatkan keuntungan tidak hanya jangka pendek, bahkan juga
jangka panjang seperti kemungkinan peningkatan profit dari adanya kerja sama yang berkepanjangan dengan berbagai pihak, perluasan
pangsa pasar, dan kepuasaan konsumen. Ada dua hal penting yang menjadi ide pokok supply chain management yaitu pertama, SCM
merupakan kolaborasi hasil usaha bersama antar setiap bagian atau proses dalam siklus produk. Kedua, SCM harus dapat meng-cover
seluruh kegiatan siklus produk. Dan kunci SCM yang efektif adalah penyeimbangan arus produksi dengan permintaan konsumen yang
selalu berubah-ubah Siagian, 2005. Dalam Hadiguna 2010, Lee 2002 merumuskan karakteristik
pasokan berdasarkan fenomena stabil dan berkembang yang diringkas pada Tabel 2.
Tabel 2. Karakteristik Pasokan Stabil Berkembang
Breakdown kurang Hasil stabil dan tinggi
Masalah mutu berkurang Sumber pasokan banyak
Pemasok handal Perubahan proses kurang
Kendala kapasitas kurang Sangat mudah dipertukarkan
Fleksibel Bergantung waktu ancang
Mudah breakdown Hasil variabel dan rendah
Potensial masalah mutu Sumber pasokan terbatas
Pemasok kurang handal Banyak perubahan proses
Potensial kendala kapasitas Sulit dipertukarkan
Tidak fleksibel Waktu ancang menjadi variabel
Sumber: Hadiguna 2010
2.2. Manajemen Risiko Rantai Pasokan
2.2.1 Risiko Rantai Pasok Perumusan Masalah
Risiko adalah seluruh hal yang dapat mengakibatkan kerugian bagi perusahaan Muslich, 2007. Menurut Djohanputro 2008, risiko
diartikan sebagai ketidakpastiaan yang telah diketahui tingkat probabilitas kejadiannya atau ketidakpastiaan yang bisa dikuantitaskan
yang dapat menyebabkan kerugian atau kehilangan. Risiko juga dapat diartikan penyebaran dan atau penyimpangan dari target, sasaran, atau
harapan. Menurut Cavinato dalam Hadiguna 2010, pada dasarnya
terdapat lima aliran yang bisa dianalisa dalam manajemen risiko rantai pasokan, yaitu risiko operasional, risiko finansial atau risiko keuangan,
risiko informasi, risiko relasional, dan risiko inovasional. Manajemen risiko rantai pasokan pada umumnya fokus pada pada risiko
operasional. Misalnya risiko dalam penerimaan pesanan, risiko dalam pembeliaan barang, risiko dalam persediaan, risiko dalam produksi,
risiko dalam perencanaan, risiko dalam hubungan antara agen serta prinsipal dan beberapa kejadian lain yang sangat banyak dalam proses
bisnis suatu perusahaan. Djohanputro 2008, risiko operasional adalah potensi
penyimpangan dari hasil yang diharapkan karena tidak berfungsinya suatu sistem, SDM, teknologi, atau faktor lain. Risiko operasional dapat
terjadi pada dua tingkatan yaitu teknis dan organisasi. Pada tataran teknis, risiko operasional dapat terjadi apabila sistem informasi,
kesalahan mencatat, informasi yang tidak memadai, dan pengukuran risiko yang tidak akurat dan tidak memadai. Pada tataran organisasi,
risiko operasional dapat muncul karena sistem pemantauan dan pelaporan, sistem dan prosedur, serta kebijakan tidak berjalan
sebagaimana mestinya. Risiko operasional dapat disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu manusia sumber daya manusia, teknologi,
sistem dan prosedur, kebijakan, dan stuktur organisasi. Risiko operasional merupakan salah satu risiko rantai pasok.
Menurut Muslich 2007, risiko operasional mempunyai dimensi yang luas dan kompleks dengan sumber risiko yang merupakan
gabungan dari berbagai sumber yang ada dalam organisasi, proses dan kebijakan, sistem dan teknologi, orang, dan faktor-faktor lainnya.
Demikian pula besaran kerugian risiko operasional juga semakin meningkat dari waktu ke waktu sejalan dengan semakin kompleksnya
bisnis perusahaan dan teknologinya. Risiko operasional merupakan potensi kerugian yang disebabkan oleh lima hal. Risiko operasional
merupakan kerugian finansial yang disebabkan oleh kegagalan proses internal perusahaan, kesalahan sumber daya manusia, kegagalan sistem,
kerugian yang disebabkan kejadian dari luar perusahaan, dan kerugian karena pelanggaran peraturan dan hukum yang berlaku.
Menurut Marimin dan Maghfiroh 2010, risiko rantai pasok dapat didefinisikan sebagai kerugian yang dikaji dari sisi kemungkinan
terjadinya, sisi kemungkinan penyebabnya, dan sisi akibatnya dalam rantai pasok sebuah perusahaan dan lingkungannya. Dalam suatu rantai
pasok, jika satu pelaku mengalami masalah dalam rantai pasok, maka akan berpengaruh baik secara langsung atau tidak langsung kepada
mitra dalam jaringan rantai pasoknya.
2.2.2 Manajemen Risiko Rantai Pasokan