4.1.2 Identifikasi dan Aktivitas Rantai Pasok Sayuran Edamame
Rantai pasok adalah jejaring fisik dan aktivitas yang terkait dengan aliran bahan dan informasi di dalam atau melintasi batas-batas
perusahaan. Sebuah rantai pasok akan terdiri dari rangkaian proses pengambilan keputusan dan eksekusi yang berhubungan dengan aliran
bahan, informasi, dan uang. Proses dari rantai pasok bertujuan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan, mulai dari produksi sampai konsumen
akhir Hadiguna, 2010. Rantai pasok sayuran Edamame terfokus pada pengaturan aliran sayuran Edamame, uang, dan informasi dimulai dari
hulu sampai ke hilir, sebaliknya, dan dari dua arah. Anggota primer rantai pasok sayuran Edamame yang
diintroduksi oleh PT Saung Mirwan yaitu petani, PT Saung Mirwan sebagai pengolah, dan ritel atau biasanya PT Saung Mirwan
menyebutnya customer. Dalam rantai pasok sayuran Edamame, sayuran Edamame dari petani didistribusikan kepada PT Saung Mirwan,
kemudian PT Saung Mirwan mendistribusikan sayuran Edamame ke customer. Rantai pasokan mencakup keseluruhan interaksi antara
pemasok, perusahaan manufaktur perusahaan pengolah, dan konsumen. Berikut di bawah ini adalah anggota primer rantai pasok
sayuran Edamame yang diintroduksi oleh PT Saung Mirwan:
1. Petani sebagai Mitra Tani PT Saung Mirwan
Jenis kemitraan yang dilakukan oleh PT Saung Mirwan, yaitu mitra tani dan mitra beli. Mitra tani yaitu hubungan kerja sama
dengan petani yang berada di sekitar perusahaan. Sedangkan mitra beli yaitu hubungan kerja sama antara PT Saung Mirwan dengan
petani atau perusahaan lain, dimana petani memproduksi sayuran dengan modal sendiri, tanpa bantuan dari PT Saung Mirwan dan
tanpa ada ikatan dengan PT Saung Mirwan. Status kepemilikan lahan sayuran Edamame petani mitra
dibagi menjadi 3 tiga yaitu, lahan milik sendiri, lahan sewaan, dan lahan milik perusahaan. Biaya sewa lahan sayuran Edamame bekisar
Rp 10 jutaHatahun. Luas lahan tanaman sayuran Edamame petani
mitra bekisar 0,03 Ha - 0,433 Ha dengan jumlah produksi bekisar 117 kg - 1517 kgpetanipanen. Petani mitra yang bekerja di lahan
perusahaan mendapatkan upah bekisar Rp. 40.000,00hari dengan waktu kerja selama enam hari dalam satu minggu.
Sistem pemesanan benih yang dilakukan oleh petani mitra berdasarkan perjanjian dengan PT Saung Mirwan. Harga jual benih
sayuran Edamame yang diterima oleh petani mitra adalah Rp 40.000,00kg. Petani membayar benih secara kredit, yaitu dibayar
setelah hasil panen dikirim ke PT Saung Mirwan. Standar kualitas benih yang yang diberikan PT Saung Mirwan kepada petani yaitu
daya tumbuh benih germinasi minimum 85 dan jumlah bijikg bekisar antara 2500 - 2800 biji, sehingga bobotbiji adalah
0,4 gram - 0,36 gram. Petani mitra dapat melakukan panen sebanyak enam kali dalam
satu tahun. Hasil panen sayuran Edamame cenderung berubah-ubah karena hama dan penyakit, luas lahan, dan kondisi lahan. Sampai
saat ini petani mitra belum menerapkan Good Agriculture Practise GAP karena belum adanya informasi Good Agriculture Practise
GAP mengenai Sayuran Edamame dan petani melakukan budidaya Sayuran Edamame sesuai dengan Standard Operational Procedure
yang disarankan oleh PT Saung Mirwan. Pihak PT Saung Mirwan pun sampai saat ini belum mendapatkan informasi mengenai Good
Agriculture Practise GAP mengenai Sayuran Edamame. Meskipun demikian, petani mitra mendapatkan hasil panen yang berkualitas.
Permasalahan yang dihadapi oleh petani mitra dalam melakukan budidaya sayuran Edamame yaitu ketersediaan benih
yang tidak konsisten, mutu benih yang kurang berkualitas, adanya serangan hama dan penyakit, dan pembayaran hasil panen dari pihak
PT Saung Mirwan yang terkadang terlambat. Cara mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut yaitu dengan cara membuat
cadangan persediaan benih, melakukan pemeliharaan yang rutin pemberantasan hama dan penyakit secara dini dan secara tepat
waktu, dan petani mitra terbuka terhadap perusahaan atau atasan, sehingga pendanaan yang lain dapat dialihkan untuk penanaman
sayuran Edamame. Hubungan antara petani mitra dengan PT Saung Mirwan