2.3.2 Pengukuran Risiko
Pengukuran risiko mengacu pada dua faktor yaitu faktor kuantitas risiko dan faktor kualitas risiko. Kuantitas risiko terkait dengan berapa
banyak nilai, atau eksposur yang rentan terhadap risiko. Kualitas risiko terkait dengan kemungkinan suatu risiko muncul. Semakin tinggi
kemungkinan risiko terjadi, semakin tinggi pula risikonya. Menurut Halikas et al 2004 dalam Marimin dan Maghfiroh 2010, dua metode
utama untuk mengukur risiko rantai pasok adalah metode pengukuran risiko berdasarkan pendapat pakar bersifat subjektif dan metode
pengukuran risiko secara statistik bersifat objektif.
2.3.3 Pemetaan Risiko
Sebuah manajemen akan mampu menilai risiko dengan adanya pengelompokkan terhadap risiko. Pemetaan risiko pada prinsipnya
merupakan penyusunan risiko berdasarkan kelompok-kelompok tertentu sehingga manajemen dapat mengidentifikasi karakter-karakter
dari masing-masing risiko dan menetapkan tindakan yang sesuai terhadap masing-masing risiko Djohanputro, 2008. Risiko selalu
terkait dengan dua dimensi, pemetaan yang paling tepat juga menggunakan dua dimensi yang sama. Kedua dimensi yang dimaksud
adalah probabilitas terjadinya risiko dan dampaknya bila risiko terjadi. Diagram pemetaan risiko seperti yang ditunjukkan pada Gambar 3.
Kunci tahap pemetaan menurut Scandizzo 2005 adalah mengidentifikasi kegiatan kunci, menganalisis pemicu risiko yaitu
people, process, system, dan external; menganalisis faktor-faktor risiko kuantitas, kualitas, kondisi kritis, kegagalan; mengidentifikasi risiko;
mengidentifikasi dan menganalisis kerugian; mengidentikasi dan menganalisis Key Risk Indicators KRIs.
Gambar 3. Diagram Pemetaan Risiko Djohanputro, 2008
2.3.4 Model Pengelolaan Risiko
Pengelolaan risiko dapat dilakukan secara konvensional, penetapan model risiko dan struktur organisasi pengelolaan risiko. Tahap ini
adalah tahap memilih metode manajemen yang akan digunakan untuk mencegah atau mengurangi risiko yang akan terjadi, baik secara parsial
atau menyeluruh, sehingga mampu meminimalkan dampak terhadap pengoperasian rantai pasok.
2.3.5 Monitoring dan Pengendalian Risiko
Status sebuah risiko dapat berubah-ubah sesuai kondisi, sehingga faktor-faktor risiko harus dimonitor untuk mengetahui keefektifan
respon yang telah dipilih dan mengidentifikasi adanya risiko yang baru maupun berubah dari kemungkinan dan konsekuensinya. Monitoring
dan pengendalian risiko bertujuan untuk memastikan bahwa pelaksanaan pengelolaan risiko berjalan sesuai dengan rencana, cukup
efektif, dan untuk memantau perkembangan terhadap kecendrungan- kecendrungan berubahnya profil risiko. Perubahan ini berdampak pada
pergeseran peta risiko yang otomatis merubah prioritas risiko. Risiko II
Risiko I Risiko yang berbahaya
yang jarang terjadi Mengancam pencapaian
tujuan perusahaan Risiko IV
Risiko III Risiko tidak berbahaya
Risiko yang terjadi secara rutin
Rendah Tinggi
Rendah Tinggi
Probabilitas Sedang
Sedang
2.4. Analytic Hierarchy Process AHP