2.7. Penelitian Terdahulu
Santoso 2005 meneliti tentang Rekayasa Model Manajemen Risiko untuk Pengembangan Agroindustri Buah-buahan Secara Berkelanjutan.
Penelitian ini membahas secara komprehensif manajemen risiko agroindustri buah-buahan khususnya mangga dengan mengkombinasikan berbagai teknik
pengambilan keputusan kriteria majemuk. Hasil penelitian ini adalah sistem penunjang keputusan M-RISK, yang terdiri dari lima model utama yang
membantu pengambil keputusan dalam pengembangan agroindustri buah-buahan. Model M-RISK dapat digunakan untuk menentukan prioritas
produk agroindustri unggulan, menganalisis risiko dan merumuskan strategi manajemen risiko pengadaan bahan baku, pengolahan dan pemasaran produk
agroindustri, merumuskan manajemen kelembagaan dan menganalisis kelayakan usaha agroindustri dengan berbagai skenario. Risiko yang tertinggi
dari penelitian tersebut adalah aspek pengadaan bahan baku. Kaitan penelitian ini adalah sebagai referensi proses manajemen risiko dan teknik yang
digunakan. Machfud dkk 2009, meneliti tentang Teknik Non Numeric ME-
MCDM dan Sistem Pakar dalam Pengelolaan Risiko Mutu pada Agroindustri Minyak Sawit Kasar - Crude Palm Oil. Tujuan penelitian ini adalah
mengidentifikasi sumber-sumber risiko mutu, menstrukturisasi
sumber-sumber risiko mutu sebagai satu kesatuan dan merancang sistem penunjang keputusan untuk penilaian dan penanganan risiko penurunan mutu.
Cakupan penelitian meliputi kebun, pabrik dan tangki timbun di pelabuhan. Sistem penunjang keputusan dapat digunakan untuk pengambilan keputusan
secara berkelompok yang melibatkan manajer kebun, manajer pabrik, dan manajer utama. Sistem penunjang keputusan yang dihasilkan adalah SIRPO
yang berguna sebagai media untuk membantu pengambil keputusan dalam mengelola risiko mutu. Sumber-sumber risiko mutu distrukturisasi dalam tiga
tingkatan yaitu faktor-faktor pemicu, kegiatan kunci dan unit operasional. Penilaian risiko dilakukan untuk mendapatkan tingkat risiko pada kegiatan
kunci, unit operasional dan keseluruhan serta memberikan rekomendasi penanganan risiko sesuai dengan skor risiko. Hasil penilaian risiko mutu
adalah kebun berisiko tinggi dan penanganan risiko difokuskan pada transportasi tandan buah segar. Implikasi dari penilaian risiko mutu adalah
pentingnya peningkatan koordinasi yang efektif antara unit operasional sehingga penjaminan mutu menjadi tangggung jawab bersama. Penilaian
risiko mutu menjadi ukuran yang berguna dalam meningkatkan efektifitas pengelolaan risiko mutu minyak sawit kasar.
Hadiguna 2010 meneliti tentang Perancangan Sistem Penunjang Keputusan Rantai Pasokan dan Penilaian Risiko Mutu pada Agroindustri
Kelapa Sawit Kasar. Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan cara penilaian risiko operasional, merumuskan model matematik manajemen
panen-angkut-olah dan mengahasilkan rancang bangun sistem penunjang keputusan yang berfungsi untuk pengelolaan risiko penurunan dan optimasi
rantai pasokan minyak sawit kasar. Rancangan sistem penunjang keputusan yang dihasilkan bernama SIRPRO yang berguna untuk menganalisis risiko
penurunan mutu dan optimasi rantai pasok. SPK dirancang dengan mengintegrasikan teknik optimasi dan mekanisme protokol atau rule base
sehingga mampu memberikan keluaran sesuai kebutuhan pengambil keputusan. Rancangan ini dimaksudkan untuk mengintegrasikan pengelolaan
mutu dan optimasi rantai pasok. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah penilaian risiko mutu menggunakan teknik Non-Numeric Multi
Expert-Multi Criteria Decision Making ME-MCDM dengan agregasi penilaian menggunakan teknik Order Weighted Average OWA.
III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual
PT Saung Mirwan melihat bahwa sayuran Edamame merupakan salah satu sayuran yang memiliki prospek yang cerah. Peluang pasar luar dan
dalam negeri masih terbuka lebar karena di dalam negeri, komoditas ini masih terdengar awam. Komoditas ini sering diekspor ke luar negeri seperti
Negara Jepang. Kondisi ini membuat, sayuran Edamame memiliki peluang untuk lebih dikenal oleh masyarakat Indonesia, yang mengakibatkan
permintaan terhadap sayuran Edamame menunjukkan peningkatan. Peningkatan produksi sayuran harus didukung dengan suatu sistem
yang dapat mendukung produktivitas untuk mendapatkan keunggulan kompetitif. Sistem tersebut adalah manajemen rantai pasokan. Anggota rantai
pasokan sayuran Edamame PT Saung Mirwan terdapat dua jenis anggota, yaitu anggota primer dan anggota sekunder. Anggota yang akan dilibatkan
dalam penelitian ini adalah anggota primer. Anggota primer pada rantai pasokan komoditas sayuran Edamame yang
diintroduksi oleh
PT Saung Mirwan adalah petani sayuran Edamame sebagai pemasok, perusahaan atau PT Saung Mirwan sebagai pengolah, ritel sebagai konsumen.
Manajemen rantai pasokan komoditas sayuran Edamame tidak menutup kemungkinan untuk mengatasi ketidakpastian kualitas dan kuantitas
komoditas sayuran Edamame. Ketidakpastian terhadap sesuatu akan menjadi risiko yang dapat mengakibatkan kerugian usaha dalam mencapai keunggulan
kompetitif untuk mempertahankan usaha komoditas sayuran Edamame. Penilaian risiko akan difokuskan kepada anggota primer rantai pasokan
sayuran Edamame yang memiliki nilai prioritas yang paling tinggi. Risiko yang akan dikaji adalah risiko yang memiliki nilai prioritas paling tinggi
diantara risiko operasional, risiko pemasaran, dan risiko keuangan. Risiko tersebut akan dianalisis dan dibentuk rancangan sistem penunjang keputusan
risiko rantai pasokan komoditas sayuran Edamame yang diintroduksi oleh PT Saung Mirwan. Risiko yang telah dianalisis perlu dikelola dengan baik