57
VI ANALISIS RISIKO PRODUKSI TANAMAN HIAS
BROMELIA
6.1 Identifikasi Sumber-Sumber Risiko Produksi
Langkah awal dalam manajemen risiko adalah indentifikasi sumber- sumber risiko pada usaha budidaya tanaman hias bromelia.Pengidentifikasian
risiko dilakukan untuk memperoleh sekumpulan informasi mengenai penyebab risiko dan kejadian-kejadian yang dapat merugikan perusahaan. Ada begitu
banyak risiko dalam perusahaan, namun pada penelitian ini hanya akan dibahas risiko mengenai produksi yang merupakan risiko paling krusial pada Ciapus
Bromel. Identifikasi
terhadap sumber-sumber risiko produksi dilakukan dengan
mengikuti alur kegiatan yang dilaksanakan pembudidaya untuk menghasilkan tanaman bromelia yang berdiameter 15 cm. Alur kegiatan tersebut dimulai dari
proses seleksi indukan bromelia, proses penusukan indukan sebagai salah satu teknik untuk menghasilkan anakan secara vegetatif, pengambilan tunas anakan,
mengangin-anginkan anakan hingga potting. Risiko produksi yang terjadi pada Ciapus Bromel adalah penurunan
persentase produksi bromelia yang diakibatkan terjadinya kebusukan pada anakan.Adapun faktor-faktor yang menjadi penyebab munculnya risiko produksi
pada usaha budidaya tanaman hias bromelia di Ciapus Bromel adalah sebagai berikut:
1. Risiko serangan hama
Hama merupakan organisme pengganggu yang dapat menghambat pertumbuhan dan produktivitas tanaman.Hewan ini dapat terlihat secara kasat
mata tanpa bantuan alat.Serangan hama merupakan salah satu faktor risiko yang dihadapi dalam budidaya bromelia. Kondisi tersebut yang disebabkan
karakteristik tanaman bromelia yang rentan terhadap hama. Hal ini dapat berdampak pada kualitas dan kuantitas produksi yang tidak sesuai dengan
harapan.Hama yang terdapat pada usaha Ciapus Bromel umumnya menyerang bagian daun dari tanaman bromelia. Hama-hama tersebut diantaranya adalah:
58 a
Belalang Belalang merupakan jenis hama yang banyak menyerang daerah
rerumputan atau dedaunan.Berdasarkan informasi di lapangan, belalang menjadi hama utama yang menyerang tanaman bromelia di Ciapus
Bromel.Belalang melakukan serangan dengan cara memakan daun bromeliasehingga tampilan daun menjadi rusak.
Gambar 17. Akibat Serangan Belalang pada Daun Bromelia di
Ciapus BromelTahun 2011
Sumber : Ciapus Bromel, 2011
Hal ini ditandai dengan daun tanaman menjadi rombengsehingga tampilan tanaman tidak menarik.Jenishama ini yang paling sering
dijumpai pada tanaman hias bromelia.Efek yang ditimbulkan terhadap produksi yaitu kualitas yang buruk karena daun menjadi rombeng atau
berlubang, serta terjadi penurunan jumlah produksi tanaman bromelia. b
Kutu putih Kutu putih yang memiliki nama latin Bemisia tabaci merupakan
serangga berukuran kecil, berwarna putih dan hidup berkoloni. Kutu putih lebih banyak menyerang daerah dataran rendah dibandingkan
dengan di dataran tinggi.Kutu putih ini dapat ditemukan pada bagian batang dan daun bagian bawah tanaman.Kutu tersebut menghisap cairan
tanaman sehingga daun menguning dan keriput.
59 c
Siput Sama halnya dengan belalang, siput pun melakukan serangan terhadap
tanaman bromelia dengan memakan langsung daun bromelia hingga habis.Umumnya serangan ini dilakukan pada malam hari.
2. Risiko serangan penyakit
Penyakit pada tanaman bromelia disebabkan oleh dua pathogen, yaitu cendawan dan bakteri.Jumlah tanaman yang terserang cendawan lebih banyak
dibandingkan bakteri.Penyakit pada bromelia dapat menyerang induk maupun anakan.Penyebab timbulnya penyakit tidak selalu dapat diketahui, tetapi pada
umumnya dikarena kondisi media tanaman yang terlalu lembab.Kondisi ini menyebabkan penurunan terhadap kualitas dan kuantitas tanaman bromelia di
Ciapus Bromel.Selain itu, penyakit yang menyerang bromelia bukan saja berdampak pada hasil tetapi juga menyebabkan kematian pada tanaman
sehingga tidak dapat berproduksi.Jenis-jenis penyakit yang sering menyerang tanaman bromelia antara lain:
a Busuk pangkal batang Thielaviopsis paradixa
Merupakan penyakit yang disebabkan oleh jamur Thielaviopsis paradixa.Jamur ini menyerang pangkal batang dan daun. Kebusukan
batang terjadi akibat keadaan lembab disekitar tanaman dan juga luka pada saat pemotongan tunas dari indukan atau panen.Akibat dari
serangan ini daun menjadi lunak, membusuk dan bauserta warna daun berubah menjadi cokelat kehitaman.
b Bercak daun Fusarium sacchari var. Elongatum
Merupakan penyakit yang disebabkan oleh jamur Fusarium sacchari var. Elongatum.Jamur ini menyerang komponen terpenting pada
bromelia yaitu daun.Sesuai dengan namanya penyakit ini ditandai dengan adanya bercak daun yang lama-kelamaan akan membusuk.
Akibat dari serangan ini terdapat bintik-bintik transparan pada daun yang akan berubah menjadi berwarna kekuningan dan cokelat.
c Busuk akar Fusarium oxysporum
Penyakit ini ditandai dengan daun yang menjadi pucat lalu busuk, batang yang berlubang dan layu, serta akarnya berwarna coklat
60 kehitaman.Busuk akar disebabkan oleh media tanam yang terlalu lembab
sehingga menyebabkan jamur cepat berkembang.Jamur yang menyebabkan penyakit busuk akar adalah jamur Fusarium
oxysporum.Jamur ini menyerang akar tanaman yang mengakibatkan ujung daun tampak kekuningan, layu dan lama-kelamaan tanaman mati.
3. Kesalahan mekanis
Risiko kesalahan ini lebih kepada keterampilan atau teknis cara budidaya bromelia yang baik dan benar.Keterampilan tenaga kerja sangat
mempengaruhi keberhasilan produksi karena tenaga kerja sangat berperan dalam setiap kegiatan budidaya bromelia. Hal yang sangat butuh dikerjakan
secara teliti dari budidaya bromelia adalah saat penusukan jarum pada indukan dan pemotongan tunas dari indukan atau panen. Saat penusukan jarum pada
tanaman indukan dibutuhkan teknik khusus agar dapat menghasilkan tunas anakan yang berkualitas. Tenaga kerja yang telah terampil juga dapat
mempercepat proses pemeliharaan.
Gambar 18. Penusukan pada Indukan Bromelia di Ciapus Bromel Tahun 2011
Sumber : Ciapus Bromel, 2011
Risiko ini sering terjadi pada usaha Ciapus Bromel yang disebabkan oleh tingkat pengetahuan tiap pegawai dan pengalaman yang dimiliki oleh masing-
masing pegawaikarena tidak jarang ada beberapa pegawai yang belum memahami penuh cara dan proses budidaya bromelia. Hal ini dapat terlihat
pada bentuk tanaman anakan bromelia yang tidak simetris.Bentuk tersebut
61 diakibatkan oleh kesalahan pada saat reproduksi secara vegetatif, yaitu dengan
menusukan jarum yang telah disterilkan. Pada dasarnya untuk mendapatkan anakan yang memiliki bentuk daun yang simetris satu dengan lainnya
sangatlah dipengaruhi oleh posisi atau letak pengambilan tunas anakan dari tanaman indukan. Letak pengambilan yang tepat yaitu dilakukan dengan
mengambil hinggatunas terbawah dari anakan. Selain itu juga seringnya terjadi anakan yang mengalami kebusukan baik pada saat proses pengeringan
anakan dengan cara diangin-anginkan maupun pada saat potting yang diakibatkan kelalaian dari pegawai pembudidaya.
4. Intensitas cahaya matahari
Risiko intensitas cahaya matahari merupakan salah satu yang sangat berpengaruh dalam budidaya bromelia.Pada dasarnya, famili Bromeliaceae
tidak tahan terhadap terpaan cahaya matahari dalam jangka waktu yang lama, kecuali jenis tertentu. Ciri bromelia yang rentan terhadap cahaya matahari
adalah bromelia yang berdaun tipis, indah, berwarna cerah, halus dan berduri kecil. Apabila terlalu lama berada dibawah cahaya matahari maka warna daun
akan berubah kecokelatan dan lama-kelamaan daun menjadi seperti terbakar yang pada akhirnya tanaman tersebut mati.
Gambar 19 . Tanaman Bromelia yang Terbakar Akibat Terpapar
Cahaya Matahari Berlebih di Ciapus Bromel Tahun 2011
Sumber : Ciapus Bromel, 2011
62
6.2 Analisis Probabilitas dan Dampak Risiko Produksi