Analisis Probabilitas dan Dampak Risiko Produksi

62

6.2 Analisis Probabilitas dan Dampak Risiko Produksi

Tingkat risiko produksi dapat diketahui dengan melakukan penilaian risiko produksi berdasarkan tingkat produksi yang dihasilkan.Langkah awal yang dilakukan adalah dengan mengukur peluang yang diperoleh dari frekuensi kejaidan yang dibagi dengan periode waktu selama kegiatan berlangsung.Data produksi yang digunakan untuk analisis risiko produksi adalah data produksi neogerelia selama 8 periode. Tingkat produksi yang dihasilkan berbeda-beda tiap periode sehingga peluang yang dihasilkan sama yaitu 0.125. Nilai peluang yang telah diketahui dari produktivitas dan pendapatan kemudian digunakan untuk mencari nilai expected return. Perhitungan expected return pada peluang kondisi yang sama adalah peluang dikalikan dengan total tingkat produktivitas tiap komoditi.Berikut ini adalah hasil perhitungan peluang dan expected returnpada neogerelia dapat dilihat pada Tabel 7. Tabel 7. Perhitungan Expected Return Berdasarkan Produksi KomoditiNeogerelia Tahun 2011 Ukuran Nilai Total Tingkat Produksi 1755 Peluang 0.125 Expected Return 219.375 Sumber : Ciapus Bromel, 2011 Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa untuk memperoleh nilai Expected Return berdasarkan ringkat produksi yang dihasilkan pada nkomoditi neogerelia, maka perlu diketahui terlebih dahulu berapa total tingkat produksi dan peluang kejadiannya. Peluang kejadian telah dijelaskan sebelumnya tentang cara mendapatkan nilai peluang, sedangkan untuk total tingkat produksi diperoleh dari penjumlahan hasil produksi neogerelia selama 8 periode. Langkah selanjutnya setelah mengetahui nilai Expected Return, maka dapat dilakukan perhitungan risiko dengan menggunakan Variance, Standard Deviation, dan Coefficient Variation. Penilaian risiko produksi ini dapat dilihat pada Tabel 8. 63 Tabel 8. Penilaian Risiko Produksi pada Kegiatan Spesialisasi di Ciapus Bromel Tahun 2011 Ukuran Nilai Variance 6504.234375 Standard Deviation 80.64883369 Coeff Variation 0.367630011 Sumber : Ciapus Bromel, 2011 Berdasarkan hasil perhitugan pada Tabel 8 diatas dapat dilihat bahwa nilai variance yang diperoleh dari penilaian risiko berbanding lurus dengan nilai standard deviation yaitu jika nilai variance tinggi maka nilai standard deviation pun akan tinggi. Penilaian risiko produksi yang lebih baik adalah dengan menggunakan coefficient variation karena perbandingan diantara kegiatan usaha bromelia dengan ukuran yang sama yaitu risiko untuk setiap return yang diperoleh Ciapus Bromel. Semakin besar coefficient variation maka akan semakin besar pula risiko. Coefficient variationpada neogerelia adalah sebesar 0.367630011.nilai tersebut mengandung arti bahwa satu pot hasil yang diperoleh Ciapus Bromel akan menghadapi risiko sebanyak 0.367630011 pot pada saaat terjadinya risiko produksi. Selain itu, dilakukan perhitungan risiko dengan metode aproksimasi.Metode aproksimasi digunakan untuk mengetahui nilai probabilitas dan dampak terjadinya risiko.Penilaian sebagai pihak representasi optimis O diperoleh dari manajer operasional.Hal ini dikarenakan manajer operasional tidak mengetahui secara nyata kondisi di lapangan dan hanya mengetahui kondisi tersebut secara finansial.Sehingga manajer operasional beranggapan bahwa risiko tersebut jarang terjadi dan telah ditanggulangi dengan baik maka penilaian yang diberikan merupakan penilaian yang paling kecil. Koordinator lapangan sebagai pihak yang merepresentasikanmost likely M merupakan pihak yang paling mengerti kejadian di lapangan sehingga nilai yang diberikan lebih dapat bersifat objektif dibandingkan menurut ahli lainnya.Pihak yang merepresentasikan pesimis P diperoleh dari karyawan Ciapus Bromel. Nilai-nilai hasil perkiraan tersebut akan sangat membantu dalam proses mengidentifikasi risiko-risiko yang memiliki kecenderungan mendatangkan kerugian bagi perusahaan. 64 Berdasarkan Tabel 9 diperoleh bahwa pada risiko terkena serangan hama, ahli optimis memberikan penilaian kemungkinan terjadinya serangan hama sebesar 7 persen, karena ahli tersebut berpendapat bahwa hama yang menyerang dapat dikatakan tidak ada karena telah diantisipasi dengan penyemprotan pestisida secara berkala. Sedangkan menurut ahli pesimis berpendapat bahwa beberapa bulan belakangan ini banyak dijumpai tanaman yang kondisinya buruk seperti berdaun bolong atau menguning, sehingga penilaian yang diberikan pada kemungkinan terjadinya serangan hama sebesar 17 persen. Lain halnya dengan pihak most likely yang memberikan penilaian kemungkinan terjadinya serangan hama sebesar 15 persen. Dengan demikian, kemungkinan tanaman bromelia yang terkena serangan hama pada Ciapus Bromel diperkirakan sebesar 14 persen. Nilai tersebut merupakan nilai rata-rata yang diberikan oleh para ahli dalam memperkirakan kemungkinan terjadinya serangan hama dalam satu periode atau musim tanam. Tabel 9. Perhitungan Peluang dan Dampak per Sumber Risiko di Ciapus Bromel Tahun 2011 N o Sumber- sumber risiko produksi Dampak Rata-rata dampak Probabilitas Rata- rata proba bilitas Expert 1 O Expert 2 P Expert 3 M Expert 1 O Expert 2 P Expert 3 M 1 Risiko erangan hama 484.532 807.554 646.043 646.043 7 17 15 0,14 2 Risiko serangan penyakit 2.018.885 3.230.216 2.422.662 2.489.958 12 20 18 0,17 3 Kesalahan Mekanis 161.510 403.777 242.266 255.725 5 13 10 0,09 4 Intensitas cahaya matahari 646.043 1.211.331 807.554 847.931 3 15 10 0,09 Sumber : Cipus Bromel, 2011 Kemudian kerugian yang diakibatkan oleh serangan hama ini sebesarRp 646.043,20 per musim tanam. Kerugian tersebut diperoleh dari hasil perhitungan rata-rata kerugian dari masing-masing ahli.Dimana ahli pertama atau ahli pesimis memberikan perkiraan persentase kehilangan jika terjadi serangan hama sebesar 6 persen sehingga dampak kerugian yang mungkin dihadapi oleh perusahaan sebesar Rp 484.532,40. Ahli kedua menyatakan bahwa persentase kehilangan yang terjadi sebesar 10 persen dapat mengakibatkan perusahaan mengalami 65 kerugian sebesar Rp 807.554,00 sedangkan ahli ketiga berpendapat bahwa nilai persentase kehilangan akibat serangan hama diperkirakan sebesar 8 persen dengan kerugian yang harus ditanggung perusahaan berkisar Rp 646.043,20. Berdasarkan asumsi bahwa besarnya dampak kerugian yang dihadapi tergantung pada jumlah tanaman yang diserang oleh hama,jumlah tanaman yang digunakan sebagai acuan perhitungan merupakan rata-rata produksi bromelia per musim tanam yaitu sebesar 220 pot. Risiko serangan penyakit pada Ciapus Bromel memiliki probabilitas atau kemungkinan terjadinya risiko diatas 15 persen yang dapat dikategorikan memiliki probabilitas besar.Nilai tersebut didapatkan dari perhitungan rata-rata kemungkinan terjadinya serangan penyakit oleh para ahli. Ahli pertama menyebutkan bahwa kemungkinan terjadinya serangan penyakit pada tanaman bromelia sebesar 12 persen, ahli kedua menyatakan 20 persen sebagai persentase kemungkinan terjadinya serangan penyakit sedangkan ahli ketiga menilai bahwa kemungkinan terjadinya serangan penyakit sebesar 18 persen. Hal ini dikarenakan seringnya dijumpai tanaman bromelia yang busuk dan dianggap sebagai penyebab utama menurunnya produksi bromelia.Selain itu, tanaman ini masih berusia 3 bulan dengan diameter sekitar 15 cm yang masih sangat rentan terhadap serangan penyakit.Apabila terjangkit penyakit tanaman tersebut harus dikarantina atau dipisahkan dari tanaman lainnya guna mengurangi tingkat penyebaran penyakit.Selain itu, sepanjang siklus budidaya bromelia serangan penyakit ini hampir dapat ditemui pada setiap tahap budidaya. Tidak hanya kemungkinan terjadinya saja yang memiliki persentase tinggi tetapi juga dampak kerugian yang diakibatkan oleh serangan penyakit.Berdasarkan pemaparan yang diberikan oleh para ahli bahwa serangan penyakit ini sangat sering dijumpai, bahkan tak jarang ditemukan tanaman yang sudah layu dan mati.Serangan penyakit tersebut dengan cepat dapat menyebar dan membuat tanaman disekitarnya ikut terjangkit.Persentase atau tingkat kehilangan yang ditimbulkan oleh serangan ini sangatlah besar dibandingkan dengan sumber risiko lainnya. Oleh karena itu, ahli pertama memberikan penilaian persentase kehilangan sebesar 25 persen dengan kerugian sebesar Rp 2.018.885,00, ahli kedua menilai 40 persen sebagai persentase kehilangan yang berdampak pada 66 perusahaan sebesar Rp 3.230.216,00 sebagai kerugian yang harus diterima. Sedangkan ahli ketiga menyatakan bahwa sebanyak 30 persen pesentase kehilangan yang dialami oleh perusahaan dengan kerugian mencapai Rp 2.422.662,00 sehingga dampak kerugian yang ditimbulkan oleh serangan penyakit pada tanaman bromelia dapat mencapai Rp. 2.489.958,17. Risiko yang disebabkan oleh kesalahan mekanis memiliki probabilitas kecil yaitu sebesar 9 persen. Hal ini hanya terjadi pada saat proses penusukan tanaman indukan dan proses pemisahan tunas anakan dari tanaman indukan. Apabila terjadi kesalahan mekanis ini maka pihak perusahaan akan kehilangan minimal satu pot tanaman bromelia.Kesalahan sedikit saja pada proses penusukan indukan akan mengakibatkan hasil atau bentuk tanaman tidak melingkar sempurna sehingga tidak layak untuk dipasarkan. Sama halnya dengan kesalahan yang terjadi pada saat pemisahan anakan dari tanaman indukan, seperti salah posisi memotong tunas, akan mengakibatkan kebusukan sehingga tunas-tunas tersebut akan mati. Dengan asumsi tersebut, dampak kerugian yang diterima perusahaan akibat kesalahan mekanis sebesar Rp 255.725,43. Selain itu, terdapat pula risiko terhadap intensitas cahaya matahari yang memiliki probabilitas 9 persen dan mengandung dampak kerugian sebesar Rp 847.931,70. Dengan asumsi, semua tanaman berada pada tempat dengan intensitas cahaya yang sama. Selanjutnya probabilitas dan dampak yang telah diperoleh dapat digunakan untuk menghitung nilai status risiko produksi pada usaha Ciapus Bromel.Berdasarkan hasil perhitungan nilai status risiko menunjukan bahwa nilai probabilitas tertinggi dari keempat faktor penyebab risiko produksi hama, penyakit, kesalahan mekanis dan intensitas cahaya matahari adalah pada risiko serangan penyakit sebesar 17 persen.Tingginya probabilitas yang diperkirakan oleh pihak manajemen terhadap faktor tersebut berdasarkan kejadian-kejadian yang pernah dialami pada usaha Ciapus Bromel.Selain itu, nilai dampak risiko pun jelas terlihat pada status risiko, dimana nilai dampak risiko tertinggi terjadi pada faktor risiko serangan penyakit yaitu sebesar2.489.958,17. Tingginya dampak risiko serangan penyakit dikarenakan bromelia yang berdiameter 15 cm sangat rentan terhadap penyakit, dan apabila salah satu pot telah terjangkit penyakit t tersebut kehilangan dengan ha risiko kes dengan ni Rp 255.72 Gambar 2 Pa pada masi yang mem dan sumb sebesar 2 menghind memiliki kemudian terendah.S selanjutny risiko.Alte menangan Kesalah Mekan 23015 tertentu ma akan men n penerima arga jual p alahan mek ilai dampak 25,43.

20. Nilai St

Sumber : ada Gambar ing-masing miliki risiko ber risiko y 23.015,29. dari kerugian risiko terb berlanjut h Setelah dik ya dibutuhk ernatif ters ni risiko sesu han nis .29 aka kemung nyebar seh aan sebany per pot. Sed kanis dan in k risiko te atus Risiko Ciapus Brome r 20,terlihat sumber risi tertinggi ad yang mem Prioritas n yang besa besar, yaitu hingga kep ketahui stat kan alternat ebut dapat uai dengan Pen 4232 Intens Caha Mata 76313 gkinan besa hingga me yak jumlah dangkan ni ntensitas ca erendah terj Produksi B el, 2011 t jelas perb iko. Selain i dalah risiko iliki risiko utama y ar adalah pe u serangan ada penang tus risiko if penangan dijadikan prioritas uta Hama 90446.05 nyakit 292.89 sitas aya hari 3.85 ar pot terseb ngakibatkan h tanaman ilai probabi ahaya matah jadi pada k Bromelia di bedaan seca itu, diketahu o serangan p terendah yang perlu enanganan t penyakit.P ganan risiko untuk mas nan yang te rekomenda amanya. 5 but akan m n perusaha yang terja ilitas terend hari yaitu s kesalahan m Ciapus Bro ara nyata n ui pula bahw penyakit se adalah kes u dipertim terhadap sum Penanganan o dengan n sing-masing epat berdas asi bagi pe mati dan pen aan meng angkit dika dah terjadi sebesar 9 p mekanis se omel Tahun nilai status r wa sumber r ebesar423.2 salahan me mbangkan u mber risiko n risiko la nilai status r g sumber r sarkan pem erusahaan u 67 nyakit alami alikan pada persen ebesar 2011 risiko risiko 92,05 ekanis untuk yang innya risiko risiko metaan untuk 68

6.3 Pemetaan Risiko