Variance Standard Deviation Sejarah dan Perkembangan Ciapus Bromel

37 Penilaian risiko dilakukan dengan mengukur nilai penyimpangan yang terjadi. Menurut Elton dan Gruber 1995, terdapat beberapa ukuran risiko diantaranya sebagai berikut:

a. Variance

Pengukuran variance dari return merupakan penjumlahan selisih kuadrat dari return dan expected return yang kemudian dikalikan dengan peluang dari setiap kejadian. Nilai variance dapat dituliskan dengan rumus sebagai berikut: n σ i 2 = ∑ P ij R ij - Ř i 2 i =1 Dimana : = Variance dari return P i = Peluang dari suatu kejadian R i = Return Produktivitas Ř i = Expected return Dari nilai variance dapat menunjukkan bahwa semakin kecil nilai variance maka semakin kecil penyimpangannya sehingga tingkat risiko yang dihadapi dalam melakukan kegiatan usaha tersebut juga semakin rendah.

b. Standard Deviation

Standard deviation dapat diukur dengan menguadratkan nilai variance. Risiko dalam penelitian ini berarti besarnya fluktuasi keuntungan, sehingga semakin kecil nilai standard deviation maka semakin rendah risiko yang dihadapi dalam kegiatan usaha. Rumus standard deviation adalah sebagai berikut : σ i = √ σ i 2 Dimana : = Variance = Standard deviation

c. Coefficient Variation

Coefficient variation dapat diukur dari rasio standard deviation dengan return yang diharapkan expected return. Semakin kecil nilai coefficient variation maka akan semakin rendah risiko yang dihadapi. Rumus coefficient variation adalah : CV = σ i Ř i 38 Dimana : CV = Coefficient variation = Standard deviation Ř i = Expected return Variance dan standard deviation merupakan ukuran absolut dan tidak mempertimbangkan risiko dalam hubungannya dengan hasil yang diharapkan. Untuk mempertimbangkan aset dengan return yang diharapkan berbeda, pelaku bisnis dapat menggunakan coefficient variation. Coefficient variation merupakan ukuran yang sangat tepat bagi pengambil keputusan khususnya dalam memilih salah satu alternatif dari berbagai kegiatan usaha dengan mempertimbangkan risiko yang dihadapi dari setiap kegiatan usaha untuk setiap return yang diperoleh.

4.3.3 Pemetaan Risiko

Menurut Kountur 2008, peta risiko adalah gambaran tentang posisi risiko pada suatu peta dari dua sumbu, yaitu sumbu vertikal yang menggambarkan probabilitas dan sumbu horizontal yang menggambarkan dampak risiko. Peta risiko dibagi dalam empat kuadran. Risiko yang memiliki probabilitas besar dengan dampak yang kecil berada pada kuadran III dan risiko yang memiliki probabilitas besar dengan dampak yang besar pula berada pada kuadran I. Risiko yang memiliki probabilitas kecil dengan dampak yang kecil berada pada kuadran IV dan risiko yang memiliki probabilitas kecil dengan dampak besar berada pada kuadran II. Peta risiko dapat dilihat pada Gambar 8. Probabilitas atau kemungkinan terjadinya risiko kemudian dibagi menjadi dua bagian, yaitu besar dan kecil. Dampak risiko pun dapat dikelompokan menjadi kelompok dampak besar dan dampak kecil Djohanputro 2008. Dikatakan berdampak kecil apabila dampak tersebut tidak mengganggu proses bisnis di perusahaan. Sedangkan dikatakan berdampak besar apabila dampak tersebut sangat berpengaruh dalam usaha tersebut. Batas antara besar dan kecilnya probabilitas risiko ditentukan oleh pihak perusahaan. Nilai probabilitas dibatasi oleh nilai 15 persen dan nilai dampak dibatasi oleh nilai Rp 500.000,00. Nilai batas probabilitas sebesar 15 persen diperoleh berdasarkan rata-rata probabilitas dari keempat sumber risiko yang telah dikonfirmasi sebelumnya kepada para ahli. Sedangkan nilai yang membatasi dampak besar dan kecil diambil berdasarkan pengalaman dan setengah dari nilai rata-rata perhitungan dampak risiko. para ahli 39 beranggapan bahwa batasan nilai sebesar 500.000 merupakan batasan yang sesuai dengan kondisi di lapangan. Berdasarkan hasil wawancara dengan pihak manajemen perusahaan, risiko probabilitas 15 persen atau lebih dianggap sebagai risiko dengan probabilitas besar, dan probabilitas risiko dibawah 15 persen dianggap sebagai risiko dengan probabilitas kecil. Begitu pula dengan besar kecilnya dampak risiko pada perusahaan, berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa orang pihak manajemen perusahaan, risiko dengan dampak diatas Rp 500.000,00 dianggap sebagai risiko dengan dampak besar dan risiko dengan dampak dibawah Rp 500.000,00 dianggap sebagai risiko dengan dampak kecil. Probabilitas Besar 15 Kecil Kecil 500.000 Besar Dampak Rp Gambar 8 . Peta Risiko Menurut Kountur Sumber: Kountur, 2008 Penempatan risiko pada peta risiko didasarkan pada perkiraan posisi dari hasil perhitungan probabilitas dan dampak. Posisi suatu risiko dalam peta risiko disebut status risiko. Berdasarkan hasil perhitungan status risiko, maka akan diketahui mana risiko yang besar dan kecil. Serta status risiko hanya menggambarkan urutan risiko dari yang paling berisiko sampai dengan yang tidak berisiko. Secara matematis status risiko dapat dihitung dengan rumus Kountur, 2008: Status Risiko = Probabilitas x Dampak Kuadran II Kuadran I Kuadran IV Kuadran III 40

4.3.4 Penanganan Risiko

Menurut Kountur 2006, salah satu aspek penting dalam manajemen risiko perusahaan adalah penanganan risiko, bagaimana menangani risiko-risiko yang dihadapi agar kerugian perusahaan menjadi seminimal mungkin. Jika kerugian dapat diminimalkan, maka perusahaan akan memperoleh keuntungan yang lebih besar. Berdasarkan peta risiko dapat diketahui strategi penanganan risiko seperti apa yang paling tepat digunakan. Terdapat dua strategi penanganan risiko, yaitu : 1. Penghindaran Risiko Preventif Strategi preventif dilakukan untuk risiko yang tergolong dalam kemungkinan atau probabilitasnya besar. Strategi preventif akan menangani risiko yang berada pada kuadran I dan II. Penanganan risiko dengan menggunakan strategi preventif, maka risiko yang terdapat pada kuadran I akan bergeser ke kuadran III dan risiko yang terdapat pada kuadran II akan bergeser ke kuadran IV Kountur, 2008. Penanganan risiko menggunakan strategi preventif dapat dilihat pada Gambar 9. Probabilitas Besar Kecil Kecil Besar Dampak Rp Gambar 9 . Strategi Preventif Risiko Sumber : Kountur, 2008 2. Mitigasi Risiko Mitigasi risiko merupakan strategi penanganan risiko yang bertujuan untuk meminimalkan dampak risiko yang ditimbulkan. Risiko yang berada pada kuadran dengan dampak besar diusahakan dengan strategi mitigasi dapat bergeser ke Kuadran II Kuadran I Kuadran IV Kuadran III 41 kuadran yang memiliki dampak risiko yang kecil. Risiko-risiko yang berada pada kuadran I dan III yang memberikan dampak besar dapat ditangani dengan cara mitigasi. Hal ini dimaksudkan agar risiko yang berada pada kuadran I dapat bergeser ke kuadran II. Dan risiko-risiko yang berada pada kuadran III dapat bergeser ke kuadran IV. Strategi mitigasi risiko dapat dilihat pada Gambar 10. Probabilitas Besar Kecil Kecil Besar Dampak Rp Gambar 10 . Strategi Mitigasi Risiko Sumber : Kountur, 2008 Kuadran II Kuadran I Kuadran IV Kuadran III 42 V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

5.1 Sejarah dan Perkembangan Ciapus Bromel

Ciapus Bromel merupakan salah satu perusahaan yang membudidayakan dan memasarkan tanaman hias bromelia di Indonesia. Perusahaan ini didirikan oleh Chandra Gunawan Hendarto pada tahun 2006 dan berlokasi di Desa Tamansari,Kabupaten Bogor. Berawal dari ketertarikan pemilik usaha terhadap tanaman bromelia dan keinginan memperkenalkan tanaman tersebut kepada masyarakat yang pada akhirnya melatarbelakangi didirikannya Ciapus Bromel.Selain itu karakteristik yang dimiliki bromelia sebagai tanaman tropis yang colourfull dan multifungsi dengan tingkat budidaya dan perawatan yang relatif mudah merupakan salah satu alasan dalam pemilihan tanaman utama pada Ciapus Bromel.Bromelia dapat digunakan sebagai tanaman pot indoor, tanaman landscape, tanaman outdoor dan tanaman dekorasi. Karakterisitik bromelia tersebut dianggap Chandra Gunawan sebagai peluang prospektif untuk terjun ke industri bromelia, terlebih jika melihat adanya kecenderungan pergantian tren permintaan tanaman hias pot berdaun bunga menuju tren tanaman hias berdaun indah Elva 2010. Persiapan usaha Ciapus Bromel dimulai sejak tahun 2003 dengan luas lahan yang dimiliki yaitu 400 m dengan indukan yang diperoleh berasal dari luar negeri mengingat tanaman ini bukan merupakan tanaman asli Indonesia.Hal ini bertujuan agar varietas bromelia yang ditawarkan Ciapus Bromel lebih beragam dan berbeda dengan varietas yang ditawarkan oleh para pesaing dalam industri sejenis. Perbedaan ini diharapkan akan memberikan nilai tambah di mata pasar sasaran yang akan menguntungkan Ciapus Bromel. Pada tahun 2006 Ciapus Bromel didirikan dengan luas lahan 0,5 ha dan jumlah tanaman yang dimiliki sebanyak 600 pot.Jumlah tersebut hanya memenuhi 18 dari total keseluruhan lahan. Hal ini menyebabkan Ciapus Bromel hanya menjual tanaman bromelia yang berusia 4-5 bulan dalam pot berdiameter 15 cm. Namun sejak awal tahun 2010, Ciapus Bromel melakukan perluasan area budidaya menjadi 1 ha dan penambahan jumlah serta jenis tanaman bromelia. Setidaknya terdapat 300 spesies bromelia dengan jumlah tanaman bromelia 43 sebesar 60.000 pot. Hal ini menjadikan Ciapus Bromel sebagai perusahaan budidaya terlengkap di Indonesia. Aktivitas pemasaran bromelia Ciapus Bromel dimulai pada bulan Desember 2007.Pemasaran dilakukan melalui sistem konsingensi dengan pihak PT Godong Ijo Asri.Kerjasama tersebut selain bertujuan untuk meningkatkan penjualan juga bertujuan sebagai media promosi bromelia melalui katalog dan pameran yang diikuti PT Godong Ijo Asri.Walaupun konsekuensinya bromelia Ciapus Bromel diatasnamakan milik PT Godong Ijo Asri. Berkat kerjasama dengan PT Godong Ijo Asriserta adanya hubungan baik pemilik dengan manajer pengelola, pada tahun 2008 hingga tahun 2010 Ciapus Bromel tidak hanya memasarkan produknya melalui PT Godong Ijo Asri, tetapi juga melakukan penjualan secara pribadi di pulau Jawa, serta ke pulau Sumatera, Kalimantan dan Bali Elva 2010 Sejak awal tahun pendiriannya hingga tahun 2010, usaha ini belum memiliki badan hukum dikarenakan pemilik mempertimbangkan kondisi perusahaan yang belum establish. Namun demikian, pemilik mempunyai keinginan yang kuat untuk memiliki badan hukum agar memperoleh kemudahan dalam menjalankan bisnisnya.

5.2 Lokasi dan Sumberdaya Ciapus Bromel