Optimalisasi Produksi Kain Tenun Sutera pada CV Batu Gede di Kecamatan Tamansari Kabupaten Bogor

(1)

OPTIMALISASI PRODUKSI KAIN TENUN SUTERA PADA

CV BATU GEDE DI KECAMATAN TAMANSARI

KABUPATEN BOGOR

SKRIPSI

MAULANA YUSUP H34066080

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2009


(2)

OPTIMALISASI PRODUKSI KAIN TENUN SUTERA PADA

CV BATU GEDE DI KECAMATAN TAMANSARI

KABUPATEN BOGOR

MAULANA YUSUP H34066080

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada

Departemen Agribisnis

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2009


(3)

RINGKASAN

MAULANA YUSUP. Optimalisasi Produksi Kain Tenun Sutera pada CV Batu Gede di Kecamatan Tamansari Kabupaten Bogor. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah Bimbingan ANNA FARIYANTI).

Laju pertumbuhan produksi Industri Kecil dan Menengah dari tahun 2006 ke tahun 2007 menunjukkan komoditas sutera alam memiliki nilai yang paling tinggi dibandingkan komoditas lainnya yaitu sebesar 8,9 persen. Permintaan pasar akan produk sutera alam, khususnya kain sutera relatif tidak terpengaruh oleh perubahan situasi ekonomi karena mengandalkan konsumen kelas masyarakat menengah dan atas. Penggunaan kain sutera tidak terbatas untuk kebutuhan sandang tetapi telah meluas untuk kebutuhan tekstil non-sandang seperti dekorasi dan interior hotel-hotel, gedung perkantoran dan lain-lain. Ekspor yang berkembang positif dan potensi pasar dunia yang cukup besar merupakan peluang dalam peningkatan produktivitas sutera alam. Salah satu perusahaan yang bergerak dalam produksi sutera alam adalah CV Batu Gede yang terletak di Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Produk yang diproduksi dan dijual oleh CV Batu Gede adalah produk kain sutera jenis dobby (putih polos) dan tenun warna. Adanya peluang pasar yang potensial, permintaan yang tinggi dan fluktuasi penjualan menyebabkan perusahaan perlu melakukan produksi yang optimal untuk memaksimalkan keuntungan. Dalam memproduksi kain sutera yang optimal, perusahaan pun harus efektif dan efisien pada penggunaan input-input produksi yang dimilikinya yaitu bahan baku, bahan pembantu, tenaga kerja langsung (TKL) serta Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM). Selain itu, perusahaan dihadapkan pada keadaan lingkungan yang berubah.Dengan perubahan-perubahan tersebut, tentu saja dapat mempengaruhi optimalisasi produksi kain sutera di CV Batu Gede. Oleh karena itu perlu diketahui dan dianalisis sejauh mana perusahaan dapat mencapai produksi yang optimal sehingga dapat memaksimumkan keuntungan.

Berdasarkan permasalahan tersebut, maka penelitian ini bertujuan: menganalisis kombinasi produksi kain sutera yang tepat bagi CV Batu Gede agar mencapai kondisi optimal yang dapat memaksimalkan keuntungan, mengkaji alokasi sumberdaya yang dimiliki CV Batu Gede sebagai kendala produksi untuk mencapai kondisi optimal, dan menganalisis solusi terbaik jika terjadi perubahan, dalam hal ini peningkatan harga benang sutera dan pengurangan jumlah tenaga kerja langsung dalam perumusan program linier.

Penelitian dilaksanakan di CV Batu Gede yang berlokasi di Batu Gede, Ciapus, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor pada bulan Agustus – Oktober 2008.Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive). Jenis data yang digunakan meliputi data primer dan sekunder yang bersifat kualitatif dan kuantitatif. Metode pengolahan menggunakan software LINDO (Linear Interactive of Discrete Optimizer) dengan model Linear Programming. Hasil pengolahan data akan dianalisis dengan menggunakan beberapa metode analisis yaitu analisis primal, dual, sensitivitas dan post optimal.

Langkah-langkah formulasi model program linier diawali dengan menentukan variabel keputusan, kemudian menentukan fungsi tujuan dan kendala.


(4)

Variabel keputusan menunjukkan jumlah produksi setiap jenis produk yang dihasilkan (dobby dan warna). Model program linier diperoleh 24 variabel keputusan periode (12 bulan) produksi yaitu periode September 2007 sampai dengan Agustus 2008. Variabel keputusan disimbolkan dengan Xij (i menunjukkan jenis produk dan j menunjukkan periode bulan produksi). Fungsi tujuan pada penelitian ini adalah maksimisasi keuntungan. Fungsi kendala ditentukan dari kendala-kendala yang dihadapi CV Batu Gede untuk mencapai produksi yang optimal antara lain : kendala ketersediaan bahan baku (benang pakan dan lungsi), ketersediaan bahan pembantu (soda as dan zat pewarna), ketersediaan jam kerja TKL, ketersediaan jam kerja ATBM dan permintaan pasar.

Berdasarkan hasil analisis primal, secara keseluruhan nilai produksi aktual perusahaan masih lebih rendah dibandingkan nilai produksi optimalnya. Hasil optimalisasi menyarankan perusahaan dapat meningkatkan produksi kain tenun sutera jenis dobby untuk memperoleh keuntungan tambahan. Total keuntungan aktual yang diperoleh perusahaan dalam memproduksi kain tenun sutera jenis dobby dan tenun warna selama periode yang dianalisis adalah sebesar Rp 82.862.122,62 sedangkan berdasarkan hasil analisis optimalisasi keuntungan yang dapat dicapai pada kondisi optimal adalah sebesar Rp 85.057.260,00. Hal ini berarti perusahaan akan memperoleh keuntungan tambahan sebesar Rp 2.195.137,38 apabila dapat berproduksi pada kondisi optimal. Berdasarkan hasil analisis dual, penggunaan sumberdaya pada CV Batu Gede belum efisien dilihat dari adanya perbedaan penggunaan sumberdaya antara kondisi aktual dan optimal. Sumberdaya yang berstatus berlebih pada perusahaan adalah bahan baku (benang pakan dan lungsi) dan bahan pembantu (soda as dan zat pewarna. Sedangkan sumberdaya yang berstatus langka adalah jam kerja TKL dan jam kerja ATBM. Permintaan pasar pada perusahaan digunakan sebagai pembatas produksi.

Analisis sensitivitas menunjukkan bahwa secara keseluruhan nilai selang kepekaan tersempit terdapat pada jenis produk kain tenun sutera warna sehingga perusahaan dapat lebih fokus melakukan perubahan keuntungan dari produk kain tenun sutera dobby agar tetap berada dalam kondisi yang optimal. Analisis sensitivitas nilai sebelah kanan kendala menunjukkan bahwa kendala yang memiliki nilai batas perubahan kenaikan dan penurunan dalam ketersediaannya adalah permintaan pasar kain sutera jenis dobby. Sehingga kendala tersebut berstatus kendala pembatas. Sedangkan kendala bahan baku, bahan pembantu, jam kerja ATBM dan TKL berstatus kendala bukan pembatas karena pada nilai batas kenaikan perubahan ketersediaannya mencapai tidak terhingga (infinity) dimana berapapun jumlah perubahan kenaikan ketersediaannya yang terjadi tidak akan mempengaruhi solusi optimal.

Berdasarkan perubahan yang dilakukan untuk menguji solusi optimal awal dengan menggunakan tiga skenario, optimalisasi produksi kain sutera pada CV Batu Gede lebih peka berubah terhadap perubahan yang terjadi akibat adanya kenaikan biaya bahan baku benang sutera. Saran yang dapat direkomendasikan yaitu perusahaan diharapkan lebih fokus produksi kain sutera dobby, menggunakan kelebihan ketersediaan sumberdaya yang ada dengan cara melakukan perencanaan produksi berdasarkan hasil optimalisasi yang telah dilakukan dan penambahan TKL dan ATBM akan lebih memaksimalkan keuntungan yang dapat diterima perusahaan.


(5)

Judul Skripsi : Optimalisasi Produksi Kain Tenun Sutera pada CV Batu Gede di Kecamatan Tamansari Kabupaten Bogor

Nama : Maulana Yusup

NIM : H34066080

Disetujui, Pembimbing

Dr. Ir. Anna Fariyanti, M.Si NIP. 131 918 115

Diketahui,

Ketua Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS NIP. 131 415 082


(6)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “Optimalisasi Produksi Kain Tenun Sutera pada CV Batu Gede di Kecamatan Tamansari

Kabupaten Bogor”adalah karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam bentuk daftar pustaka di bagian akhir skrispi ini.

Bogor, April 2009

Maulana Yusup H34066080


(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bogor pada 24 Oktober 1984 sebagai anak pertama dari dua bersaudara dari keluarga Bapak Sutirta dan Ibu Cici Haerani.

Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SDN Pasireurih 1 Kabupaten Bogor pada tahun 1997 dan pendidikan menengah pertama diselesaikan pada tahun 2000 di SLTPN 2 Bogor. Pendidikan lanjutan menengah atas di SMUN 5 Bogor diselesaikan pada tahun 2003.

Penulis diterima pada Program Studi D3 Manajemen Bisnis dan Koperasi, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) pada tahun 2003. Penulis lulus dengan gelar Ahli Madya (A.Md) pada tahun 2006. Pada tahun yang sama, penulis melanjutkan pendidikan untuk memperoleh gelar sarjana di Program Sarjana Penyelenggaraan Khusus, Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.


(8)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Berkat rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Shalawat dan salam selalu tercurah pada teladan hidup Nabi Muhammad SAW.

Skripsi ini disusun sebagai persyaratan untuk menyelesaikan studi strata satu dan memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Sarjana Penyelenggaraan Khusus, Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Skripsi dengan judul “Optimalisasi Produksi Kain Tenun Sutera pada CV Batu Gede di Kecamatan Tamansari Kabupaten Bogor” ini berisi tentang analisis optimalisasi produksi kain tenun sutera di CV Batu Gede dengan tujuan menentukan perencanaan produksi dan alokasi sumberdaya perusahaan yang tepat agar mencapai keuntungan yang maksimal.

Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini masih ada kekurangan, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang relevan serta membangun ke arah penyempurnaan pada skripsi ini sehingga dapat berguna dan bermanfaat bagi semua pihak.

Bogor, April 2009 Maulana Yusup


(9)

UCAPAN TERIMA KASIH

Pada kesempatan dengan terselesaikannya skripsi ini, sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah SWT, penulis ingin menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada :

1. Dr. Ir. Anna Fariyanti, M.Si, selaku dosen pembimbing yang telah memberikan pengarahan, nasehat dan saran-saran yang membangun kepada penulis selama penelitian dan penyusunan skripsi.

2. Ir. Harmini, M.Si, atas ketersediaannya menjadi dosen penguji utama dan Rahmat Yanuar, SP, M.Si atas ketersediaannya menjadi dosen penguji wakil komisi akademik yang telah meluangkan waktu untuk memberikan kritik dan saran demi perbaikan skripsi ini.

3. Para staf sekretariat Program Sarjana Penyelenggaraan Khusus, Departemen Agribisnis, FEM, IPB.

4. Kedua orang tua penulis atas kasih sayang, nasehat dan limpahan doa serta tidak lupa untuk mengingatkan penulis akan masa depan yang harus dicapai dengan kerja keras dan penuh perjuangan.

5. Adikku tercinta dan semua kerabat saudara atas dukungan dan semangat yang diberikan kepada penulis dalam penyusunan skripsi.

6. Pimpinan dan para staf karyawan CV Batu Gede yang telah memberikan kesempatan, fasilitas, dukungan dan semangat kepada penulis selama penelitian.

7. Rekan-rekan seperjuangan Mahasiswa Ekstensi Agribisnis MAMI Angkatan 1 atas kebersamaan dan semua perjuangan yang telah terjadi, semoga menjadi pengalaman yang tidak terlupakan.

8. Teman-teman, sahabat-sahabat dekat penulis, dan seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah memberikan nasehat, dukungan dan semangat dalam penyusunan skripsi.

Bogor, April 2009 Maulana Yusup


(10)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 4

1.3. Tujuan Penelitian ... 8

1.4. Manfaat Penelitian ... 8

1.5. Ruang Lingkup Penelitian ... 8

II TINJAUAN PUSTAKA ... 9

2.1. Sutera Alam ... 9

2.2. Ulat Sutera ... 10

2.3. Pemintalan Benang Sutera ... 11

2.4. Pertenunan Sutera ... 12

2.5. Hasil Penelitian Terdahulu ... 13

III KERANGKA PEMIKIRAN ... 17

3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis ... 17

3.1.1. Teori Produksi ... 17

3.1.2. Optimalisasi Produksi ... 22

3.1.3. Program Linier ... 24

3.1.4. Analisis Primal ... 28

3.1.5. Analisis Dual ... 29

3.1.6. Analisis Sensitivitas ... 29

3.1.7. Analisis Post Optimal ... 30

3.2. Kerangka Pemikiran Operasional ... 31

IV METODE PENELITIAN ... 34

4.1. Lokasi dan Waktu ... 34

4.2. Jenis dan Sumber Data ... 34

4.3. Metode Pengolahan Data ... 35

4.4. Perumusan Model Program Linier ... 36

4.4.1. Menentukan Variabel Keputusan ... 36

4.4.2. Menentukan Fungsi Tujuan ... 37

4.4.3. Menentukan Fungsi Kendala ... 38

4.4.4. Kendala Ketersediaan Bahan Baku ... 38

4.4.5. Kendala Ketersediaan Bahan Pembantu ... 40

4.4.6. Kendala Jam Tenaga Kerja Langsung ... 41

4.4.7. Kendala Jam Kerja ATBM ... 41

4.4.8. Kendala Permintaan ... 42

4.5. Metode Analisis Data ... 42

4.5.1. Analisis Primal ... 43


(11)

OPTIMALISASI PRODUKSI KAIN TENUN SUTERA PADA

CV BATU GEDE DI KECAMATAN TAMANSARI

KABUPATEN BOGOR

SKRIPSI

MAULANA YUSUP H34066080

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2009


(12)

OPTIMALISASI PRODUKSI KAIN TENUN SUTERA PADA

CV BATU GEDE DI KECAMATAN TAMANSARI

KABUPATEN BOGOR

MAULANA YUSUP H34066080

Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada

Departemen Agribisnis

DEPARTEMEN AGRIBISNIS

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2009


(13)

RINGKASAN

MAULANA YUSUP. Optimalisasi Produksi Kain Tenun Sutera pada CV Batu Gede di Kecamatan Tamansari Kabupaten Bogor. Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah Bimbingan ANNA FARIYANTI).

Laju pertumbuhan produksi Industri Kecil dan Menengah dari tahun 2006 ke tahun 2007 menunjukkan komoditas sutera alam memiliki nilai yang paling tinggi dibandingkan komoditas lainnya yaitu sebesar 8,9 persen. Permintaan pasar akan produk sutera alam, khususnya kain sutera relatif tidak terpengaruh oleh perubahan situasi ekonomi karena mengandalkan konsumen kelas masyarakat menengah dan atas. Penggunaan kain sutera tidak terbatas untuk kebutuhan sandang tetapi telah meluas untuk kebutuhan tekstil non-sandang seperti dekorasi dan interior hotel-hotel, gedung perkantoran dan lain-lain. Ekspor yang berkembang positif dan potensi pasar dunia yang cukup besar merupakan peluang dalam peningkatan produktivitas sutera alam. Salah satu perusahaan yang bergerak dalam produksi sutera alam adalah CV Batu Gede yang terletak di Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

Produk yang diproduksi dan dijual oleh CV Batu Gede adalah produk kain sutera jenis dobby (putih polos) dan tenun warna. Adanya peluang pasar yang potensial, permintaan yang tinggi dan fluktuasi penjualan menyebabkan perusahaan perlu melakukan produksi yang optimal untuk memaksimalkan keuntungan. Dalam memproduksi kain sutera yang optimal, perusahaan pun harus efektif dan efisien pada penggunaan input-input produksi yang dimilikinya yaitu bahan baku, bahan pembantu, tenaga kerja langsung (TKL) serta Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM). Selain itu, perusahaan dihadapkan pada keadaan lingkungan yang berubah.Dengan perubahan-perubahan tersebut, tentu saja dapat mempengaruhi optimalisasi produksi kain sutera di CV Batu Gede. Oleh karena itu perlu diketahui dan dianalisis sejauh mana perusahaan dapat mencapai produksi yang optimal sehingga dapat memaksimumkan keuntungan.

Berdasarkan permasalahan tersebut, maka penelitian ini bertujuan: menganalisis kombinasi produksi kain sutera yang tepat bagi CV Batu Gede agar mencapai kondisi optimal yang dapat memaksimalkan keuntungan, mengkaji alokasi sumberdaya yang dimiliki CV Batu Gede sebagai kendala produksi untuk mencapai kondisi optimal, dan menganalisis solusi terbaik jika terjadi perubahan, dalam hal ini peningkatan harga benang sutera dan pengurangan jumlah tenaga kerja langsung dalam perumusan program linier.

Penelitian dilaksanakan di CV Batu Gede yang berlokasi di Batu Gede, Ciapus, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor pada bulan Agustus – Oktober 2008.Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive). Jenis data yang digunakan meliputi data primer dan sekunder yang bersifat kualitatif dan kuantitatif. Metode pengolahan menggunakan software LINDO (Linear Interactive of Discrete Optimizer) dengan model Linear Programming. Hasil pengolahan data akan dianalisis dengan menggunakan beberapa metode analisis yaitu analisis primal, dual, sensitivitas dan post optimal.

Langkah-langkah formulasi model program linier diawali dengan menentukan variabel keputusan, kemudian menentukan fungsi tujuan dan kendala.


(14)

Variabel keputusan menunjukkan jumlah produksi setiap jenis produk yang dihasilkan (dobby dan warna). Model program linier diperoleh 24 variabel keputusan periode (12 bulan) produksi yaitu periode September 2007 sampai dengan Agustus 2008. Variabel keputusan disimbolkan dengan Xij (i menunjukkan jenis produk dan j menunjukkan periode bulan produksi). Fungsi tujuan pada penelitian ini adalah maksimisasi keuntungan. Fungsi kendala ditentukan dari kendala-kendala yang dihadapi CV Batu Gede untuk mencapai produksi yang optimal antara lain : kendala ketersediaan bahan baku (benang pakan dan lungsi), ketersediaan bahan pembantu (soda as dan zat pewarna), ketersediaan jam kerja TKL, ketersediaan jam kerja ATBM dan permintaan pasar.

Berdasarkan hasil analisis primal, secara keseluruhan nilai produksi aktual perusahaan masih lebih rendah dibandingkan nilai produksi optimalnya. Hasil optimalisasi menyarankan perusahaan dapat meningkatkan produksi kain tenun sutera jenis dobby untuk memperoleh keuntungan tambahan. Total keuntungan aktual yang diperoleh perusahaan dalam memproduksi kain tenun sutera jenis dobby dan tenun warna selama periode yang dianalisis adalah sebesar Rp 82.862.122,62 sedangkan berdasarkan hasil analisis optimalisasi keuntungan yang dapat dicapai pada kondisi optimal adalah sebesar Rp 85.057.260,00. Hal ini berarti perusahaan akan memperoleh keuntungan tambahan sebesar Rp 2.195.137,38 apabila dapat berproduksi pada kondisi optimal. Berdasarkan hasil analisis dual, penggunaan sumberdaya pada CV Batu Gede belum efisien dilihat dari adanya perbedaan penggunaan sumberdaya antara kondisi aktual dan optimal. Sumberdaya yang berstatus berlebih pada perusahaan adalah bahan baku (benang pakan dan lungsi) dan bahan pembantu (soda as dan zat pewarna. Sedangkan sumberdaya yang berstatus langka adalah jam kerja TKL dan jam kerja ATBM. Permintaan pasar pada perusahaan digunakan sebagai pembatas produksi.

Analisis sensitivitas menunjukkan bahwa secara keseluruhan nilai selang kepekaan tersempit terdapat pada jenis produk kain tenun sutera warna sehingga perusahaan dapat lebih fokus melakukan perubahan keuntungan dari produk kain tenun sutera dobby agar tetap berada dalam kondisi yang optimal. Analisis sensitivitas nilai sebelah kanan kendala menunjukkan bahwa kendala yang memiliki nilai batas perubahan kenaikan dan penurunan dalam ketersediaannya adalah permintaan pasar kain sutera jenis dobby. Sehingga kendala tersebut berstatus kendala pembatas. Sedangkan kendala bahan baku, bahan pembantu, jam kerja ATBM dan TKL berstatus kendala bukan pembatas karena pada nilai batas kenaikan perubahan ketersediaannya mencapai tidak terhingga (infinity) dimana berapapun jumlah perubahan kenaikan ketersediaannya yang terjadi tidak akan mempengaruhi solusi optimal.

Berdasarkan perubahan yang dilakukan untuk menguji solusi optimal awal dengan menggunakan tiga skenario, optimalisasi produksi kain sutera pada CV Batu Gede lebih peka berubah terhadap perubahan yang terjadi akibat adanya kenaikan biaya bahan baku benang sutera. Saran yang dapat direkomendasikan yaitu perusahaan diharapkan lebih fokus produksi kain sutera dobby, menggunakan kelebihan ketersediaan sumberdaya yang ada dengan cara melakukan perencanaan produksi berdasarkan hasil optimalisasi yang telah dilakukan dan penambahan TKL dan ATBM akan lebih memaksimalkan keuntungan yang dapat diterima perusahaan.


(15)

Judul Skripsi : Optimalisasi Produksi Kain Tenun Sutera pada CV Batu Gede di Kecamatan Tamansari Kabupaten Bogor

Nama : Maulana Yusup

NIM : H34066080

Disetujui, Pembimbing

Dr. Ir. Anna Fariyanti, M.Si NIP. 131 918 115

Diketahui,

Ketua Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS NIP. 131 415 082


(16)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul “Optimalisasi Produksi Kain Tenun Sutera pada CV Batu Gede di Kecamatan Tamansari

Kabupaten Bogor”adalah karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam bentuk daftar pustaka di bagian akhir skrispi ini.

Bogor, April 2009

Maulana Yusup H34066080


(17)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bogor pada 24 Oktober 1984 sebagai anak pertama dari dua bersaudara dari keluarga Bapak Sutirta dan Ibu Cici Haerani.

Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SDN Pasireurih 1 Kabupaten Bogor pada tahun 1997 dan pendidikan menengah pertama diselesaikan pada tahun 2000 di SLTPN 2 Bogor. Pendidikan lanjutan menengah atas di SMUN 5 Bogor diselesaikan pada tahun 2003.

Penulis diterima pada Program Studi D3 Manajemen Bisnis dan Koperasi, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) pada tahun 2003. Penulis lulus dengan gelar Ahli Madya (A.Md) pada tahun 2006. Pada tahun yang sama, penulis melanjutkan pendidikan untuk memperoleh gelar sarjana di Program Sarjana Penyelenggaraan Khusus, Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.


(18)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Berkat rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Shalawat dan salam selalu tercurah pada teladan hidup Nabi Muhammad SAW.

Skripsi ini disusun sebagai persyaratan untuk menyelesaikan studi strata satu dan memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Sarjana Penyelenggaraan Khusus, Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Skripsi dengan judul “Optimalisasi Produksi Kain Tenun Sutera pada CV Batu Gede di Kecamatan Tamansari Kabupaten Bogor” ini berisi tentang analisis optimalisasi produksi kain tenun sutera di CV Batu Gede dengan tujuan menentukan perencanaan produksi dan alokasi sumberdaya perusahaan yang tepat agar mencapai keuntungan yang maksimal.

Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini masih ada kekurangan, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang relevan serta membangun ke arah penyempurnaan pada skripsi ini sehingga dapat berguna dan bermanfaat bagi semua pihak.

Bogor, April 2009 Maulana Yusup


(19)

UCAPAN TERIMA KASIH

Pada kesempatan dengan terselesaikannya skripsi ini, sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah SWT, penulis ingin menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada :

1. Dr. Ir. Anna Fariyanti, M.Si, selaku dosen pembimbing yang telah memberikan pengarahan, nasehat dan saran-saran yang membangun kepada penulis selama penelitian dan penyusunan skripsi.

2. Ir. Harmini, M.Si, atas ketersediaannya menjadi dosen penguji utama dan Rahmat Yanuar, SP, M.Si atas ketersediaannya menjadi dosen penguji wakil komisi akademik yang telah meluangkan waktu untuk memberikan kritik dan saran demi perbaikan skripsi ini.

3. Para staf sekretariat Program Sarjana Penyelenggaraan Khusus, Departemen Agribisnis, FEM, IPB.

4. Kedua orang tua penulis atas kasih sayang, nasehat dan limpahan doa serta tidak lupa untuk mengingatkan penulis akan masa depan yang harus dicapai dengan kerja keras dan penuh perjuangan.

5. Adikku tercinta dan semua kerabat saudara atas dukungan dan semangat yang diberikan kepada penulis dalam penyusunan skripsi.

6. Pimpinan dan para staf karyawan CV Batu Gede yang telah memberikan kesempatan, fasilitas, dukungan dan semangat kepada penulis selama penelitian.

7. Rekan-rekan seperjuangan Mahasiswa Ekstensi Agribisnis MAMI Angkatan 1 atas kebersamaan dan semua perjuangan yang telah terjadi, semoga menjadi pengalaman yang tidak terlupakan.

8. Teman-teman, sahabat-sahabat dekat penulis, dan seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah memberikan nasehat, dukungan dan semangat dalam penyusunan skripsi.

Bogor, April 2009 Maulana Yusup


(20)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 4

1.3. Tujuan Penelitian ... 8

1.4. Manfaat Penelitian ... 8

1.5. Ruang Lingkup Penelitian ... 8

II TINJAUAN PUSTAKA ... 9

2.1. Sutera Alam ... 9

2.2. Ulat Sutera ... 10

2.3. Pemintalan Benang Sutera ... 11

2.4. Pertenunan Sutera ... 12

2.5. Hasil Penelitian Terdahulu ... 13

III KERANGKA PEMIKIRAN ... 17

3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis ... 17

3.1.1. Teori Produksi ... 17

3.1.2. Optimalisasi Produksi ... 22

3.1.3. Program Linier ... 24

3.1.4. Analisis Primal ... 28

3.1.5. Analisis Dual ... 29

3.1.6. Analisis Sensitivitas ... 29

3.1.7. Analisis Post Optimal ... 30

3.2. Kerangka Pemikiran Operasional ... 31

IV METODE PENELITIAN ... 34

4.1. Lokasi dan Waktu ... 34

4.2. Jenis dan Sumber Data ... 34

4.3. Metode Pengolahan Data ... 35

4.4. Perumusan Model Program Linier ... 36

4.4.1. Menentukan Variabel Keputusan ... 36

4.4.2. Menentukan Fungsi Tujuan ... 37

4.4.3. Menentukan Fungsi Kendala ... 38

4.4.4. Kendala Ketersediaan Bahan Baku ... 38

4.4.5. Kendala Ketersediaan Bahan Pembantu ... 40

4.4.6. Kendala Jam Tenaga Kerja Langsung ... 41

4.4.7. Kendala Jam Kerja ATBM ... 41

4.4.8. Kendala Permintaan ... 42

4.5. Metode Analisis Data ... 42

4.5.1. Analisis Primal ... 43


(21)

4.5.3. Analisis Sensitivitas ... 44

4.5.4. Analisis Post Optimal ... 44

4.6. Definisi Operasional ... 45

V DESKRIPSI PERUSAHAAN CV BATU GEDE ... 47

5.1. Lokasi dan Keragaan Perusahaan ... 47

5.2. Organisasi dan Ketenagakerjaan Perusahaan ... 49

5.3. Kegiatan Produksi Perusahaan ... 50

5.3.1. Penggunaan Bahan Baku ... 51

5.3.2. Penggunaan Bahan Pembantu ... 53

5.3.3. Penggunaan Tenaga Kerja Langsung (TKL) ... 58

5.3.4. Penggunaan Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM)... 61

5.4. Biaya Produksi ... 62

5.5. Penerimaan Penjualan Produksi ... 66

5.6. Kegiatan Pemasaran Perusahaan ... 66

VI HASIL DAN PEMBAHASAN ... 68

6.1. Menentukan Fungsi Tujuan ... 68

6.2. Menentukan Fungsi Kendala ... 70

6.2.1. Kendala Ketersediaan Bahan Baku ... 71

6.2.2. Kendala Ketersediaan Bahan Pembantu ... 74

6.2.3. Kendala Ketersediaan Jam Kerja TKL ... 77

6.2.4. Kendala Ketersediaan Jam Kerja ATBM ... 81

6.2.5. Kendala Permintaan Pasar Kain Sutera ... 84

6.3. Analisis Primal ... 85

6.4. Analisis Dual ... 88

6.4.1. Status Penggunaan Bahan Baku ... 89

6.4.2. Status Penggunaan Bahan Pembantu ... 92

6.4.3. Status Penggunaan Jam Kerja TKL ... 94

6.4.4. Status Penggunaan Jam Kerja ATBM ... 96

6.4.5. Pengaruh Permintaan Pasar Pada Kondisi Optimal .. 97

6.5. Analisis Sensitivitas ... 99

6.5.1. Analisis Sensitivitas Nilai Koefisien Fungsi Tujuan. 99

6.5.2. Analisis Sensitivitas Nilai Sebelah Kanan Kendala .. 101

6.6. Analisis Post Optimal ... 113

6.6.1. Skenario 1 ... 113

6.6.2. Skenario 2 ... 116

6.6.3. Skenario 3 ... 122

6.7. Perbandingan Kondisi Aktual Perusahaan, Hasil Optimal Awal, Skenario 1, 2 dan 3 ... 124

VII KESIMPULAN DAN SARAN ... 127

7.1. Kesimpulan ... 127

7.2. Saran ... 128

DAFTAR PUSTAKA ... 129


(22)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1. Kurva Kemungkinan Produksi Produk X dan Y ... 18 2. Kurva Isoquant dan Garis Isocost ... 20 3. Alur Kerangka Pemikiran Operasional ... 33 4. Skema Proses Produksi Kain Tenun Sutera


(23)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1. Struktur Organisasi CV Batu Gede Bogor ... 132 2. Jumlah Produksi dan Permintaan Kain Sutera Jenis

Dobby dan Warna di CV Batu Gede Bogor pada

Periode September 2007 sampai Agustus 2008 ... 131 3. Jumlah Penjualan Produksi Kain Sutera Jenis

Dobby dan Warna di CV Batu Gede Bogor pada

Periode September 2007 sampai Agustus 2008 ... 132 4. Kebutuhan Bahan Baku untuk Produksi Kain Sutera

pada CV Batu Gede Bogor Periode 12 Bulan ... 133 5. Kebutuhan Bahan Pembantu untuk Produksi Kain

Sutera pada CV Batu Gede Bogor Periode 12 Bulan ... 134 6. Ketersediaan Jam Kerja Alat Tenun Bukan Mesin

(ATBM) untuk Produksi Kain Sutera pada CV Batu

Gede Bogor Periode 12 Bulan ... 135 7. Ketersediaan Jam Kerja Tenaga Kerja Langsung

untuk Produksi Kain Sutera pada CV Batu Gede

Bogor Periode 12 Bulan ... 136 8. Biaya Pengeluaran Bahan Pembantu Produksi Kain

Sutera pada CV Batu Gede Bogor Periode 12 Bulan ... 137 9. Biaya Pengeluaran Tenaga Kerja Langsung Produksi

Kain Sutera pada CV Batu Gede Bogor Periode 12 Bulan ... 138 10.Biaya Produksi Tidak Langsung pada CV Batu Gede

Bogor Periode 12 Bulan ... 140 11.Biaya Total Pengeluaran Produksi Kain Sutera pada

CV Batu Gede Bogor Periode 12 Bulan ... 141 12.Perolehan Laba Penjualan Kain Sutera pada CV Batu

Gede Bogor Periode 12 Bulan ... 143 13.Nilai Laba Penjualan Kain Sutera per Meter pada CV

Batu Gede Bogor Periode 12 Bulan ... 144 14.Output LINDO Solusi Optimal Awal Pada CV Batu Gede ... 145 15.Output LINDO Skenario 1 Pada CV Batu Gede ... 150 16.Output LINDO Skenario 2 Pada CV Batu Gede ... 155 17.Output LINDO Skenario 3 Pada CV Batu Gede ... 160


(24)

xii

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Perkembangan Jumlah Unit Usaha, Nilai Produksi IKM

untuk Komoditi Prioritas Tahun 2006 – 2007 Di Indonesia .... 1 2. Nilai dan Perkembangan Ekspor Produk Sutera Alam

Indonesia Tahun 2003-2006 ... 4 3. Jumlah Produksi dan Permintaan Kain Sutera pada

CV Batu Gede Tahun 2003-2007 ... 5 4. Jumlah Produksi dan Permintaan Kain Sutera Jenis Dobby

dan Warna di CV Batu Gede Bogor pada Periode

September 2007 sampai Agustus 2008 ... 6 5. Metode-Metode Analisis Optimalisasi pada Penelitian

Terdahulu ... 16 6. Matriks Variabel Aktivitas Produksi Kain Sutera pada

CV Batu Gede Bogor Periode Bulan September

Tahun 2007 sampai dengan Bulan Agustus 2008 ... 37 7. Jumlah Produksi Kain Tenun Sutera Dobby dan Warna

CV Batu Gede Periode 12 Bulan ... 48 8. Penggunaan dan Nilai Ketersediaan Bahan Baku

Benang Pakan untuk Produksi Kain Sutera pada

CV Batu Gede Selama Periode 12 Bulan ... 52 9. Penggunaan dan Nilai Ketersediaan Bahan Baku

Benang Lungsi untuk Produksi Kain Sutera pada

CV Batu Gede Selama Periode 12 Bulan ... 53 10. Penggunaan Bahan Pembantu Untuk Produksi Kain Sutera

Dobby pada CV Batu Gede Selama Periode 12 Bulan ... 54 11. Penggunaan Bahan Pembantu Untuk Produksi Kain Sutera

Tenun Warna pada CV Batu Gede Selama Periode 12 Bulan . 55 12. Ketersediaan Bahan Pembantu Untuk Produksi Kain Sutera

pada CV Batu Gede Selama Periode 12 Bulan ... 56 13. Penggunaan dan Ketersediaan Tenaga Kerja Langsung

untuk Produksi Kain Tenun Dobby pada CV Batu Gede

Selama Periode 12 Bulan ... 59 14. Penggunaan dan Ketersediaan Tenaga Kerja Langsung

untuk Produksi Kain Tenun Warna pada CV Batu Gede

Selama Periode 12 Bulan ... 60 15. Penggunaan dan Ketersediaan Jam Kerja ATBM untuk

Produksi Kain Tenun Dobby pada CV Batu Gede


(25)

xiii 16. Penggunaan dan Ketersediaan Jam Kerja ATBM untuk

Produksi Kain Tenun Warna pada CV Batu Gede

Selama Periode 12 Bulan ... 62 17. Total Biaya untuk Produksi Kain Tenun Dobby pada

CV Batu Gede Selama Periode 12 Bulan ... 64 18. Total Biaya untuk Produksi Kain Tenun Warna pada

CV Batu Gede Selama Periode 12 Bulan ... 65 19. Penerimaan Penjualan Produksi Kain Sutera pada

CV Batu Gede Selama Periode 12 Bulan ... 66 20. Perkembangan Nilai Keuntungan Penjualan Kain Sutera

pada CV Batu Gede Selama Periode Analisis... 69 21. Nilai Koefisien dan Ketersediaan Benang Pakan Untuk

Memproduksi Kain Dobby dan Warna pada

CV Batu Gede ... 72 22. Nilai Koefisien dan Ketersediaan Benang Lungsi Untuk

Memproduksi Kain Dobby dan Warna pada

CV Batu Gede ... 73 23. Nilai Koefisien dan Ketersediaan Soda As Untuk

Memproduksi Kain Dobby dan Warna pada

CV Batu Gede ... 74 24. Nilai Koefisien dan Ketersediaan Zat Pewarna Untuk

Memproduksi Kain TenunWarna pada CV Batu Gede... 76 25. Ketersediaan dan Nilai Koefisien Jam Kerja TKL untuk

Proses Produksi Kain Dobby Pada CV Batu Gede ... 78 26. Ketersediaan dan Nilai Koefisien Jam Kerja TKL untuk

Proses Produksi Kain Tenun Warna Pada CV Batu Gede ... 79 27. Jumlah Total Ketersediaan Jam Kerja TKL Produksi

Kain Dobby dan Warna Pada CV Batu Gede Selama

Periode 12 Bulan ... 80 28. Ketersediaan dan Nilai Koefisien Jam Kerja ATBM

Untuk Proses Produksi Kain Dobby Pada CV Batu Gede

Selama Periode 12 Bulan ... 81 29. Ketersediaan dan Nilai Koefisien Jam Kerja ATBM

Untuk Proses Produksi Kain Tenun Warna Pada

CV Batu Gede Selama Periode 12 Bulan ... 82 30. Jumlah Total Ketersediaan Jam Kerja ATBM Untuk

Produksi Kain Dobby dan Warna Pada CV Batu Gede


(26)

xiv 31. Jumlah Permintaan Kain Sutera Pada CV Batu Gede

Selama 12 Bulan ... 84 32. Perbandingan Kondisi Aktual dan Hasil Optimalisasi

Produksi Kain Sutera Dobby Pada CV Batu Gede ... 86 33. Perbandingan Kondisi Aktual dan Hasil Optimalisasi

Produksi Kain Sutera Tenun WarnaPada CV Batu Gede ... 86 34. Hasil Analisis Dual Penggunaan Bahan Baku Benang Pakan

Untuk Produksi Kain Tenun Sutera Dobby dan Warna Pada

Kondisi Optimal ... 90 35. Hasil Analisis Dual Penggunaan Bahan Baku Benang Lungsi

Untuk Produksi Kain Tenun Sutera Dobby dan Warna Pada

Kondisi Optimal ... 91 36. Hasil Analisis Dual Penggunaan Soda As Untuk Produksi

Kain Tenun Sutera Dobby dan Warna Pada Kondisi Optimal ... 92 37. Hasil Analisis Dual Penggunaan Zat Pewarna Untuk Produksi

Kain Tenun Sutera Warna Pada Kondisi Optimal... 93 38. Hasil Analisis Dual Penggunaan Jam Kerja TKL Untuk

Produksi Kain Tenun Sutera Dobby dan Warna Pada

Kondisi Optimal ... 95 39. Analisis Dual Penggunaan Jam Kerja ATBM Untuk

Produksi Kain Tenun Sutera Dobby dan Warna Pada

Kondisi Optimal ... 96 40. Hasil Olahan Model Linear Programming Terhadap

Pengaruh Permintaan Kain Dobby Pada Keuntungan Optimal ... 97 41. Hasil Olahan Model Linear Programming Terhadap

Pengaruh Permintaan Kain Warna Pada Keuntungan Optimal ... 98 42. Hasil Analisis Sensitivitas Nilai Koefisien Fungsi Tujuan

Produksi Kain Tenun Sutera Dobby dan Tenun Warna

pada CV Batu Gede Selama Periode Analisis ... 100 43. Hasil Analisis Sensitivitas Nilai Sebelah Kanan (RHS)

Kendala Ketersediaan Bahan Baku Jenis Benang Pakan

pada CV Batu Gede ... 103 44. Hasil Analisis Sensitivitas Nilai Sebelah Kanan (RHS)

Kendala Ketersediaan Bahan Baku Jenis Benang Lungsi

pada CV Batu Gede ... 104 45. Hasil Analisis Sensitivitas Nilai Sebelah Kanan (RHS)


(27)

xv pada CV Batu Gede ... 105 46. Hasil Analisis Sensitivitas Nilai Sebelah Kanan (RHS)

Kendala Ketersediaan Bahan Pembantu Jenis Zat Pewarna

pada CV Batu Gede ... 107

47. Hasil Analisis Sensitivitas Nilai Sebelah Kanan (RHS) Kendala Ketersediaan Jam Kerja TKL Pada

CV Batu Gede ... 108 48. Hasil Analisis Sensitivitas Nilai Sebelah Kanan (RHS)

Kendala Ketersediaan Jam Kerja ATBM Pada

CV Batu Gede ... 109 49. Hasil Analisis Sensitivitas Nilai Sebelah Kanan (RHS)

Kendala Permintaan Kain Dobby Pada CV Batu Gede ... 111 50. Hasil Olahan Model Linear Programming Terhadap

Pengaruh Permintaan Kain Warna Pada Keuntungan Optimal ... 112 51. Nilai Keuntungan Penjualan Kain Sutera setelah Terjadinya

Kenaikan Total Biaya Bahan Baku Benang Sutera

Sebesar 20 Persen Pada CV Batu Gede ... 114 52. Ketersediaan dan Nilai Koefisien Jam Tenaga Kerja Langsung

Produksi Kain Tenun Warna pada Skenario 2 ... 117 53. Jumlah Total Ketersediaan Jam Tenaga Kerja Langsung

Produksi Kain Dobby dan Warna Pada Skenario 2 ... 118 54. Perbandingan Kondisi Aktual dan Kondisi Optimal

Skenario 2 Produksi Kain Sutera Dobby Pada

CV Batu Gede ... 119 55. Perbandingan Kondisi Aktual dan Kondisi Optimal

Skenario 2 Produksi Kain Sutera Tenun Warna

Pada CV Batu Gede ... 120 56. Perbandingan Kombinasi Produksi dan Nilai Keuntungan

antara Kondisi Aktual, Optimal Awal, Skenario 1,


(28)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1. Kurva Kemungkinan Produksi Produk X dan Y ... 18 2. Kurva Isoquant dan Garis Isocost ... 20 3. Alur Kerangka Pemikiran Operasional ... 33 4. Skema Proses Produksi Kain Tenun Sutera


(29)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1. Struktur Organisasi CV Batu Gede Bogor ... 132 2. Rincian Kebutuhan Biaya Bahan Baku untuk Produksi

Kain Sutera pada CV Batu Gede Bogor Periode 12 Bulan ... 133 3. Rincian Kebutuhan Biaya Bahan Pembantu Produksi

Kain Sutera pada CV Batu Gede Bogor Periode 12 Bulan ... 134 4. Rincian Kebutuhan Biaya Tenaga Kerja Langsung (TKL)

Produksi Kain Sutera pada CV Batu Gede Bogor

Selama Periode 12 Bulan ... 135 5. Rincian Biaya Produksi Tidak Langsung pada CV

Batu Gede Bogor Selama Periode 12 Bulan ... 137 6. Perolehan Keuntungan Penjualan Kain Sutera pada

CV Batu Gede Bogor Selama Periode 12 bulan ... 138 7. Perhitungan Nilai Keuntungan Penjualan Kain Sutera

per Meter pada CV Batu Gede Bogor Periode 12 Bulan ... 139 8. Output LINDO Solusi Optimal Awal Pada CV Batu Gede ... 140 9. Output LINDO Skenario 1 Pada CV Batu Gede ... 145 10. Output LINDO Skenario 2 Pada CV Batu Gede ... 150 11. Output LINDO Skenario 3 Pada CV Batu Gede ... 155


(30)

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sektor industri Indonesia tumbuh dengan laju rata-rata diatas 10 persen per tahun. Hal ini selaras dengan pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) ekonomi yang tumbuh dengan rata-rata tujuh persen per tahun. Peran PDB sektor industri terhadap PDB Nasional meningkat pada tahun 2005 dari 25,24 persen menjadi 25,71 persen pada tahun 2006 dan 26,01 persen pada tahun 2007. Salah satu subsektor industri Indonesia adalah Industri Kecil Menengah (IKM). Peran PDB IKM terhadap PDB Nasional berkisar antara 38 – 39 persen pada tahun 2006 hingga tahun 2007. Perkembangan jumlah usaha dan nilai produksi IKM tahun 2006 – 2007 dapat dilihat pada Tabel 1.1)

Tabel 1. Perkembangan Jumlah Usaha dan Nilai Produksi IKM untuk Komoditas Prioritas Tahun 2006 – 2007 Di Indonesia

No . Komoditas IKM Unit Usaha (unit) Laju Pertum buhan (%) Nilai Produksi (Juta Rp) Laju Pertum buhan (%)

2006 2007*) 2006 2007*)

1. Makanan

Ringan 66.288 68.277 3,00 1.996.201,00 2.154.314,00 7,92

2. Sutera Alam 32.547 33.524 3,00 347.898,00 379.068,00 8,96

3. Penyamakan

Kulit 386 398 3,11 141.367,00 148.638,00 5,14

4. CPO-IKM 11 12 9,10 1.114.807,00 1.212.613,00 8,77

5. Pupuk 412 425 3,15 142.133,00 152.407,00 7,23

6. Garam 2.866 2.952 3,00 156.239,00 167.333,00 7,10

7. Genteng 197.909 203.846 3,00 3.870.177,00 4.095.505,00 5,82

8. Alsintan 404 416 2,97 32.403,00 35.214,00 8,67

9. Motorisasi

Kapal Nelayan 2.516 2.591 2,98 83.604,00 91.003,00 8,85 10. Kapal Kecil 2.010 2.070 2,98 350.150,00 380.214,00 8,59 11. Mesin Alat

Pertanian Tradisional

24.324 25.054 3,00

467.352,00 496.130,00

6,16 12. Tenun

Tradisional 185.458 191.021 3,00 1.119.154,00 1.218.650,00 8,89 13. Perhiasan 18.955 19.524 3,00 866.379,00 935.801,00 8,01 14. Anyaman 659.967 679.766 3,00 1.567.795,00 1.705.622,00 8,79

*) Angka Estimasi

Sumber : Direktorat Jenderal Industri dan Dagang Kecil Menengah (2008)

1)

Http:// ikm.depperin.go.id. Rencana Induk Pengembangan Industri Kecil Menengah. Diakses tanggal 20 Januari 2009.


(31)

2 Tabel 1 menunjukkan perkembangan berbagai jenis komoditas prioritas industri kecil dan menengah pada tahun 2006 – 2007. Dilihat dari segi laju pertumbuhan produksi dari tahun 2006 ke tahun 2007, komoditas sutera alam memiliki laju pertumbuhan yang paling tinggi walaupun jumlah unit dan nilai produksinya bukan yang tertinggi dibandingkan komoditas lainnya. Hal ini menunjukkan komoditas sutera alam memiliki potensi untuk dikembangkan. Industri Kecil Menengah (IKM) merupakan industri penggerak perekonomian daerah yang memproduksi barang dan jasa dengan menggunakan bahan baku utamanya berbasis pada pendayagunaan sumber daya alam, bakat dan karya seni tradisional dari daerah setempat. Lingkup komoditas prioritas pada IKM antara lain: makanan ringan, sutera alam, penyamakan kulit, minyak sawit (CPO-IKM), pupuk (alam dan organik), garam, genteng, alsintan, kapal kecil (kurang dari 100 GT), motorisasi kapal nelayan, alat pertanian tradisional, tenun tradisional, perhiasan dan anyaman2).

Sutera alam merupakan salah satu subsektor agro-industri yang memiliki potensi untuk dikembangkan karena memiliki berbagai keunggulan yaitu seluruh bahan baku tersedia dan berasal dari sumber daya alam lokal. Berdasarkan sistem agribisnis, sutera alam merupakan kegiatan dengan rangkaian usaha yang cukup panjang, menjadi bagian dari pengembangan di bidang pertanian dan kehutanan yang dikaitkan dengan kegiatan agroindustri. Kegiatan usaha sutera alam terbagi dalam dua segmen, yaitu produksi bahan mentah dalam hal ini kepompong ulat sutera (kokon) yang disebut industri hulu dan segmen produksi pengelolaan bahan mentah menjadi bahan baku industri dalam hal ini benang sutera dan pengelolaan bahan baku (benang sutera) menjadi hasil jadi kain sutera yang disebut industri hilir 3).

Produk berbasis sutera alam memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Hal itu dikarenakan selain teknologi yang digunakan relatif sederhana, kegiatan sutera alam bersifat padat karya yaitu hasil dari keterampilan tangan dan dapat menjadi sumber pendapatan masyarakat, sehingga kegiatan ini merupakan salah satu alternatif untuk meningkatkan peranan sektor pertanian dan kehutanan dalam

2)

Http:// ikm.depperin.go.id. Rencana Induk Pengembangan Industri Kecil Menengah. Diakses tanggal 20 Januari 2009.

3)

Http://www.bi.go.id/sipuk. Latar Belakang Budidaya Sutera. Diakses tanggal 28 Agustus 2008.


(32)

3 mendorong perekonomian masyarakat. Produk benang sutera merupakan komoditas ekspor yang menjadi bahan baku industri lain di dalam maupun luar negeri, sehingga dapat meningkatkan devisa, menyerap tenaga kerja, dan memiliki keterkaitan yang erat dengan sektor atau subsektor lain diluar subsektor agroindustri 4).

Permintaan pasar akan produk sutera alam, khususnya kain sutera relatif tidak terpengaruh oleh perubahan situasi ekonomi karena mengandalkan konsumen kelas masyarakat menengah dan atas. Selain itu, penggunaan kain sutera tidak saja terbatas untuk kebutuhan sandang tetapi telah meluas untuk kebutuhan tekstil non-sandang seperti dekorasi dan interior hotel-hotel, gedung perkantoran dan lain-lain. Hal ini menyebabkan tingginya permintaan pasar terhadap kain sutera 5).

Volume impor sutera alam dari berbagai negara produsen sutera seperti China, India, Jepang, Korea dan Brazil lebih banyak pada hasil budidaya ulat sutera (produksi kokon) dan benang sutera. Kenyataan ini sangat bertolak belakang dengan potensi sumber daya alam yang menunjang bagi pengembangan budidaya murbei dan pemeliharaan kokon di Indonesia. Dengan demikian pasar bagi pemenuhan kebutuhan kokon dan benang dalam negeri masih terbuka. Sedangkan untuk volume ekspor banyak pada produksi kain dan barang jadi. Hal tersebut menunjukkan masih besarnya respon pasar luar negeri untuk produk-produk hilir persuteraan alam, baik dalam bentuk kain maupun barang jadi seperti kemeja, dasi, kaos kaki dan lain-lain. Serta besarnya volume ekspor kain dan barang jadi berbasis sutera menunjukkan perkembangan yang positif 4).

Peningkatan permintaan produk sutera alam dunia merupakan peluang bagi Indonesia untuk memproduksi sutera alam yang lebih optimal. Ekspor sutera alam Indonesia saat ini telah mencakup berbagai negara, antara lain : Malaysia, Jepang, Turki, Yunani, Jerman, Amerika dan Spanyol 6). Nilai dan perkembangan ekspor sutera alam di Indonesia dapat dilihat pada Tabel 2.

4)

Http://www.bi.go.id/sipuk. Latar Belakang Budidaya Sutera. Diakses tanggal 28 Agustus 2008.

5)

Http://pdf.usaid.gov. Pengembangan Komoditi Unggulan LPE Al-Syura. Diakses tanggal 28 Agustus 2008.

6)

Http://www.bi.go.id/sipuk. Aspek Pemasaran Sutera: Prospek Pemasaran. Diakses tanggal 28 Agustus 2008.


(33)

4 Tabel 2. Nilai dan Perkembangan Ekspor Produk Sutera Alam Indonesia

Tahun 2003-2006

Tahun Nilai Ekspor (US $) Perkembangan (%)

2003 275.993 -

2004 365.844 32,56

2005 1.866.493 410,19

2006 1.972.568 5,68

Sumber : Badan Pusat Statistik (2007) 7)

Tabel 2 menunjukkan bahwa nilai ekspor produk sutera alam di Indonesia dari tahun 2003 sampai tahun 2006 mengalami peningkatan. Nilai ekspor dari tahun 2003 sampai dengan tahun 2006 berkembang positif. Persentase perkembangan nilai ekspor terbesar terjadi pada periode tahun 2005. Hal ini dikarenakan permintaan untuk ekspor pakaian jadi berbasis sutera pada tahun tersebut meningkat tajam seiring dengan berkembangnya dunia mode di berbagai negara. Walaupun demikian, secara keseluruhan nilai ekspor produk sutera alam di Indonesia meningkat, hal ini berarti peluang bisnis pesuteraan alam di Indonesia masih menjanjikan.

Ekspor yang berkembang positif karena adanya permintaan produk sutera yang meningkat dan potensi pasar dunia yang cukup besar merupakan momentum dan peluang bagi Indonesia untuk memacu peningkatan produktivitas sutera alam. Oleh karena itu perlu diketahui dan dianalisis sejauh mana produksi sutera alam khususnya produk kain sutera mencapai produksi yang optimal sehingga dapat memaksimumkan keuntungan dan meningkatkan pendapatan para pengusaha sutera. Salah satu perusahaan yang bergerak dalam produksi sutera alam adalah CV Batu Gede yang terletak di Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat.

1.2 Perumusan Masalah

Perusahaan CV Batu Gede merupakan bentuk usaha yang bergerak di bidang agribisnis, agrowisata serta pendidikan dan pelatihan pesuteraan alam. Perusahaan CV Batu Gede ini sering juga disebut Rumah Sutera. Lokasi Rumah Sutera ini berada di Ciapus, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor, Provinsi

7)


(34)

5 Jawa Barat. Kegiatan CV Batu Gede menghasilkan produk berbasis sutera alam melalui pengembangan kebun murbei, pemeliharaan ulat kecil, ulat besar, kokon (kepompong), pemintalan benang sutera dan penenunan kain sutera.

Produk yang diproduksi dan dijual oleh CV Batu Gede adalah produk kain sutera jenis dobby (putih polos) dan tenun warna. Kain sutera yang dihasilkan CV Batu Gede ini dapat mencapai kurang lebih 1.200 meter per tahun. Berdasarkan informasi yang diperoleh dari pimpinan perusahaan, permintaan kain sutera di CV Batu Gede mencapai kurang lebih 1.300 - 1.400 meter per tahun. CV Batu Gede memiliki pasar potensial di Bogor, Garut, Tasikmalaya, Bandung, Jakarta, Lampung, dan kota-kota lainnya. Untuk memanfaatkan peluang tersebut perusahaan harus merencanakan kegiatan produksinya agar memperoleh keuntungan yang maksimal. Jumlah produksi dan permintaan kain sutera pada CV Batu Gede atau Rumah Sutera dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Jumlah Produksi dan Permintaan Kain Sutera pada CV Batu Gede Tahun 2003-2007

Tahun Produksi (m) Jumlah (m)

Permintaan (m) Jumlah (m)

Dobby Warna Dobby Warna

2003 638,4 212,8 851,2 734,2 244,7 978,9

2004 833,0 277,7 1.110,7 957,9 319,3 1.277,2

2005 912,3 304,1 1.216,4 1.049,2 349,7 1.398,9

2006 898,7 299,6 1.198,3 1.033,5 344,5 1.378,0

2007 904,0 301,3 1.205,3 1.039,6 346,5 1.386,1

Sumber : Data Produksi CV Batu Gede Bogor (2008)

Pada Tabel 3 dapat dilihat bahwa jumlah produksi kain sutera di CV Batu Gede Bogor masih rendah dibandingkan dengan jumlah permintaan yang ada. Selisih jumlah produksi dan permintaan yang ada dari tahun ke tahun pada umumnya adalah sebesar 15 persen. Hal ini berarti 15 persen permintaan belum terpenuhi dari total produksi CV Batu Gede Bogor. Jumlah permintaan yang lebih besar daripada jumlah produksi merupakan peluang bagi perusahaan untuk lebih meningkatkan produksi.

Perkembangan jumlah produksi, permintaan dan penjualan kain sutera pada CV Batu Gede Bogor selama periode 12 bulan dapat dilihat pada Tabel 4.


(35)

6 Tabel 4. Jumlah Produksi dan Permintaan Kain Sutera Jenis Dobby dan Warna di CV Batu Gede Bogor pada Periode September 2007 sampai Agustus 2008

Tahun Bulan Produksi Kain Sutera (m) Permintaan Kain Sutera (m)

Dobby Warna Jumlah Dobby Warna Jumlah

2007 September 81,4 27,1 108,5 93,6 31,2 124,8

Oktober 83,1 27,7 110,8 95,6 31,9 127,4

Nopember 78,9 26,3 105,2 90,7 30,2 121,0

Desember 75,5 25,2 100,7 86,9 29,0 115,8

2008 Januari 82,2 27,4 109,6 94,5 31,5 126,0

Februari 73,7 24,6 98,2 84,7 28,2 112,9

Maret 79,1 26,4 105,5 91,0 30,3 121,3

April 79,4 26,5 105,8 91,3 30,4 121,7

Mei 80,9 27,0 107,9 93,1 31,0 124,1

Juni 82,6 27,5 110,1 95,0 31,7 126,6

Juli 86,6 28,9 115,4 99,5 33,2 132,7

Agustus 83,6 27,9 111,5 96,2 32,1 128,2

Jumlah 966,9 322,3 1289,2 1111,9 370,6 1482,6

Sumber : Data Produksi CV Batu Gede Bogor (2008)

Tabel 4 menunjukkan bahwa baik produksi maupun permintaan yang ada pada perusahaan cenderung berfluktuatif namun masih menunjukkan perkembangan yang positif. Hal ini dikarenakan permintaan produk kain sutera akan meningkat sejalan dengan peningkatan pendapatan dan perkembangan dunia mode. Permintaan terendah terjadi pada bulan Februari 2008, hal ini terjadi akibat pada bulan sebelumnya yaitu Januari 2008 terjadi permintaan yang tinggi karena memasuki periode tahun baru yang menyebabkan berkembangnya mode pakaian jadi sutera sehingga pada Februari 2008 konsumen melakukan penurunan permintaan yang dimungkinkan masih tersedianya stok pakaian berbahan baku kain sutera.

Oleh karena itu, dengan melihat produksi kain sutera perusahaan yang menunjukkan perkembangan yang positif seiring dengan meningkatnya permintaan yang ada, perlu diketahui dan dianalisis sejauh mana produksi kain sutera perusahaan mencapai optimal yang dapat memaksimalkan keuntungan.


(36)

7 Untuk memproduksi kain sutera, perusahaan pun harus merencanakan penggunaan input produksi yang dimilikinya, sehingga perusahaan dapat mengetahui sumberdaya yang berlebih dan sumberdaya yang terbatas. Input produksi yang dijadikan kendala dalam mencapai produksi yang optimal yaitu bahan baku, bahan pembantu, tenaga kerja langsung dan Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM).

Selain kendala-kendala input produksi, tingginya jumlah permintaan pun dapat menjadi kendala dalam melakukan optimalisasi produksi. Meskipun permintaan yang tinggi itu merupakan peluang, namun sekaligus juga menjadi pembatas produksi agar produksi kain sutera tidak melebihi permintaan yang ada karena akan dapat mengurangi keuntungan yang diperoleh. Oleh karena itu, perusahaan memerlukan suatu manajemen pengendalian produksi dengan memanfaatkan sumberdaya yang dimiliki dan adanya jumlah permintaan yang tinggi agar produk yang dihasilkan mencapai optimal. Kendala-kendala pada CV Batu Gede dapat diminimalkan dengan mengadakan perkiraan dan perhitungan secara kuantitatif yang dapat dilakukan dengan menggunakan analisis optimalisasi terhadap produksi kain sutera yang dihasilkan perusahaan.

Selain itu, perusahaan dihadapkan pada keadaan lingkungan yang berubah. Perubahan yang terjadi misalnya peningkatan biaya bahan baku atau penurunan jumlah tenaga kerja langsung. Peningkatan biaya bahan baku jenis benang sutera pada CV Batu Gede biasa terjadi 10 hingga 20 persen dari biaya bahan baku awal dan pengurangan tenaga kerja langsung dimungkinkan terjadi karena sifatnya borongan atau tidak tetap sehingga sewaktu-waktu tenaga kerja tersebut dapat beralih ke pekerjaan jenis lain yang sesuai dengan kemampuannya di bidang lain apabila proses produksi kain sutera perusahaan telah selesai dikerjakannya. Dengan perubahan-perubahan tersebut, tentu saja dapat mempengaruhi optimalisasi produksi kain sutera di CV Batu Gede.

Berdasarkan hal-hal tersebut, maka perumusan masalah pada CV Batu Gede dapat dikemukakan sebagai berikut :

1. Bagaimana kombinasi produksi kain sutera yang tepat bagi CV Batu Gede agar mencapai kondisi optimal yang dapat memaksimalkan keuntungan ? 2. Bagaimana alokasi sumberdaya yang dimiliki CV Batu Gede sebagai kendala


(37)

8 3. Bagaimana solusi terbaik jika terjadi perubahan, dalam hal ini peningkatan harga benang sutera dan pengurangan jumlah tenaga kerja langsung dalam perumusan program linier?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang telah dikemukakan, maka tujuan penelitian ini antara lain :

1. Menganalisis kombinasi produksi kain sutera yang tepat bagi CV Batu Gede agar mencapai kondisi optimal yang dapat memaksimalkan keuntungan. 2. Mengkaji alokasi sumberdaya yang dimiliki CV Batu Gede sebagai kendala

produksi untuk mencapai kondisi optimal.

3. Menganalisis solusi terbaik jika terjadi perubahan, dalam hal ini peningkatan harga benang sutera dan pengurangan jumlah tenaga kerja langsung dalam perumusan program linier.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini antara lain :

1. Sebagai bahan pertimbangan dalam merumuskan keputusan tingkat produksi bagi perusahaan dalam mencapai produksi yang optimal untuk meningkatkan keuntungan.

2. Sebagai bahan informasi, pustaka dan pengetahuan mengenai optimalisasi produksi bagi penelitian selanjutnya.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian fokus pada kegiatan produksi sutera alam di CV Batu Gede. Data produksi yang digunakan adalah data produksi selama 12 bulan yaitu produksi periode September 2007 – Agustus 2008. Data lainnya mengenai gambaran umum perusahaan digunakan sebagai data pelengkap penelitian.

Produk yang akan diteliti adalah kain tenun sutera putihan / dobby dan kain tenun sutera warna yang merupakan hasil produksi sektor hilir perusahaan yang berfluktuatif penjualannya. Keuntungan yang diperhitungkan adalah keuntungan kotor yang diperoleh dari hasil pengurangan total penerimaan dan pengeluaran produksi kain sutera. Model analisis yang digunakan adalah model program linier yang didalamnya terdapat asumsi-asumsi.


(38)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kegiatan Persuteraan Alam Di Indonesia

Sutera alam adalah produk olahan dari ulat sutera Bombyx mori linn. Persuteraan alam merupakan kegiatan agro industri yang meliputi pembibitan ulat sutera, budidaya tanaman murbei, pemeliharaan ulat sutera, pemintalan, pertenunan, pembatikan / pencelupan / pencapan / penyempurnaan, garmen dan pembuatan benang jadi lainnya termasuk pemasarannya (SKB Menteri Kehutanan, Menteri Petrindustrian dan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah). Berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan, Nomor 50/Kpts-II/1997, tanggal 20 Januari 1997, yang dimaksud dengan persuteraan alam adalah bagian kegiatan perhutanan sosial dengan hasil kokon atau benang sutera yang terdiri dari kegiatan moriculture, sericulture, filature dan manufacture 8).

Kegiatan moriculture adalah kegiatan budidaya atau memelihara tanaman murbei untuk menghasilkan daun sebagai pakan ulat sutera. Sedangkan sericulture adalah kegiatan pemeliharaan ulat sutera sampai menghasilkan kokon (kepompong) sebagai bahan baku pembuatan benang sutera. Setelah itu adalah kegiatan filature, yaitu kegiatan mengolah kokon menjadi benang sutera. Kegiatan akhir pada pesuteraan alam adalah manufacture yaitu pertenunan dan pembuatan benang sutera menjadi kain sutera dan produk barang jadi lainnya yang berbasis sutera serta meliputi pemasarannya 8).

Persuteraan alam diawali dengan kegiatan pemeliharaan tanaman murbei. Daun tanaman murbei digunakan sebagai pakan ulat sutera. Untuk menghasilkan kualitas kain sutera yang baik dibutuhkan kualitas ulat sutera yang baik, maka dari itu pakan yang diberikan pada ulat sutera harus diperhatikan oleh petani-petani ulat sutera. Tanaman murbei tahan terhadap perlakuan pemangkasan dan membutuhkan sinar matahari penuh. Murbei yang dipangkas dan dipelihara dengan baik akan tumbuh tunas baru yang muda, jumlahnya banyak dan tumbuh pesat serta dapat menghasilkan daun yang banyak berwarna hijau segar. Daun inilah yang akan digunakan untuk pakan ulat sutera (Nasaruddin & Nurcahyo 1992) 8). Kuantitas dan kandungan gizi yang ada dalam daun murbei sangat

8)

Http://www.dephut.co.id. RLPSStatistik Kehutanan Indonesia 2002. Diakses tanggal 28 Agustus 2008.


(39)

10 penting untuk pertumbuhan ulat sutera. Hal ini akan mempengaruhi produksi kokon serta mutu kokon yang dihasilkan oleh ulat sutera, sehingga baik langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi jumlah dan mutu benang sutera yang dihasilkan (Santoso 1997) 9).

2.2 Ulat Sutera Sebagai Penghasil Benang Sutera

Ulat sutera adalah serangga atau sejenis ngengat penghasil benang sutera. Ulat sutera mempunyai metamorfosa sempurna dalam siklus hidupnya mulai dari telur, larva, pupa sampai dengan kupu-kupu. Ulat sutera yang dikembangkan di Indonesia ialah species Bombyx mori linn. Menurut Atmosoedarjo et al. (2000) 10), klasifikasi ulat sutera adalah sebagai berikut :

Phylum : Arthropoda Kelas : Insecta Ordo : Lepidoptera Famili : Bombycidae Genus : Bombyx

Species : Bombyx mori linn

Selain Bombyx mori linn ada pula jenis ulat atau serangga lain yang mampu menghasilkan sutera, antara lain : Antheraca pernyi yang hidup di China, dan Antheraca paphia di India. Ketiga jenis serangga tersebut merupakan anggota keluarga Saturmidae yang juga berasal dari bangsa Lepideptera. Sutera sendiri sebetulnya berasal dari serat yang dianyam oleh ulat menjadi kepompong (kokon). Kepompong itu berfungsi sebagai pelindung saat ulat merubah diri menjadi bentuk pupa. Filamen sutera yang dikeluarkan dari mulut ulat sutera tersebut, terdiri atas beberapa asam amino seperti alanin, fenil alanin, asam asparat, asam glutamat, glisin, lisin oksiprolin, prolin ,serin dan kirosin. Sebuah kepompong yang melingkari tubuh ulat itu bila dipintal menjadi filamen mencapai 900 m bahkan 1800 m 10).

9)

Http://manajerial.blogspot.com. Sistem Persuteraan Alam Jawa Barat. Diakses tanggal 28 Agustus 2008.

10)


(40)

11 2.3 Pemintalan Benang Sutera

Pemintalan merupakan proses penyatuan filamen yang berasal dari kokon untuk dipintal menjadi benang. Industri pemintalan sutera Indonesia tahun 2007 terdapat 4.463 unit usaha dengan daerah penghasil utama terdapat di daerah Sulawesi Selatan dan Jawa Barat. Tenaga kerja yang terserap sebanyak 7.796 orang dengan nilai produksi sebesar Rp. 19,5 milyar dan benang sutera yang dihasilkan sekitar 78 ton per tahun. Produksi ini masih di bawah kapasitas produksi terpasang industri benang samping diekspor ke Jepang, Italia, Perancis dan Amerika Serikat 11).

Satu set mesin pemintal serat sutra terdiri dari oven kokon dengan bahan bakar minyak tanah, mesin pengupas serabut kolosom serta panci untuk memasak kokon agar serat benang terurai dan siap untuk dipintal. Selain itu, terdapat bak pemilah kokon untuk menyeleksi kokon, mesin relling untuk memintal kokon menjadi benang, mesin re-relling untuk mengeringkan dan menggulung benang, serta mesin kelos besar untuk persiapan penggabungan benang. Pada proses pemintalan selanjutnya menggunakan mesin twist gintir untuk memilin dan merangkapkan benang dari dua benang tunggal menjadi satu benang ganda. Setelah itu, digulung dengan menggunakan mesin kelos kecil untuk persiapan proses tenun. (Ujang & Vitex 2005) 12).

Menurut Atmosoedarjo et al. (2000) 13), mesin utama dalam proses pengolahan benang sutera, adalah mesin reeling. Spesifikasi terbaik mesin ini tergantung dari beberapa faktor seperti : kapasitas produksi, kualitas kokon, sistem penyuapan atau pengambilan ujung, sistem kecepatan pengambilan ujung dan penggulungan filamen serta keterampilan operator. Mesin reeling yang digunakan dalam industri pemintalan benang sutera terdiri dari; reeling tradisional yang dibuat oleh pengrajin setempat dan menghasilkan benang kasar (nomor besar), reeling mekanis yang dibuat oleh pengusaha industri kecil, dan reeling otomatis yang dapat diperoleh dari impor yaitu mesin dengan teknologi maju yang berkecepatan tinggi guna mengolah kokon yang bermutu. Selain itu,

11)

Ir. Billy Hindra, MSc. Direktorat Bina Perhutanan Sosial Departemen Kehutanan Http://www.situbondo.go.id. Diakses tanggal 28 Agustus 2008.

12)

Http://www2.kompas.com. Mesin Pemintal Sutera Ala Bandung. Diakses tanggal 28 Agustus 2008.

13)


(1)

154

RIGHTHAND SIDE RANGES

ROW CURRENT ALLOWABLE ALLOWABLE RHS INCREASE DECREASE 2 12.500000 INFINITY 4.360465 3 12.670000 INFINITY 4.359498 4 14.440000 INFINITY 6.548226 5 14.720000 INFINITY 7.168132 6 16.330000 INFINITY 8.119473 7 13.260000 INFINITY 5.888882 8 14.440000 INFINITY 6.526956 9 14.550000 INFINITY 6.616466 10 17.270000 INFINITY 9.178110 11 17.340000 INFINITY 9.078773 12 17.480000 INFINITY 8.820189 13 16.540001 INFINITY 8.178591 14 3.500000 INFINITY 0.786822 15 3.560000 INFINITY 0.789833 16 5.420000 INFINITY 2.789409 17 7.310000 INFINITY 4.792711 18 9.530000 INFINITY 6.793158 19 9.240000 INFINITY 6.782960 20 9.430000 INFINITY 6.792319 21 9.430000 INFINITY 6.785489 22 9.490000 INFINITY 6.792704 23 9.540000 INFINITY 6.786258 24 9.670000 INFINITY 6.783397 25 6.790000 INFINITY 4.002864 26 1.250000 INFINITY 0.707364 27 1.260000 INFINITY 0.705967 28 1.230000 INFINITY 0.703882 29 2.210000 INFINITY 1.706542 30 2.260000 INFINITY 1.712632 31 2.200000 INFINITY 1.708592 32 2.240000 INFINITY 1.712464 33 2.240000 INFINITY 1.711098 34 3.250000 INFINITY 2.710541 35 3.260000 INFINITY 2.709252 36 3.280000 INFINITY 2.702679 37 2.710000 INFINITY 2.152573 38 0.500000 INFINITY 0.364656 39 0.500000 INFINITY 0.361492 40 0.500000 INFINITY 0.368619 41 0.490000 INFINITY 0.363874 42 0.500000 INFINITY 0.362231 43 0.490000 INFINITY 0.367013 44 0.500000 INFINITY 0.367829 45 0.500000 INFINITY 0.366724 46 0.500000 INFINITY 0.364985 47 0.500000 INFINITY 0.362638 48 0.510000 INFINITY 0.365327 49 0.500000 INFINITY 0.360643

RIGHTHAND SIDE RANGES

ROW CURRENT ALLOWABLE ALLOWABLE RHS INCREASE DECREASE 50 1400.000000 52.249725 53.416000 51 1456.000000 54.728001 55.166000 52 1400.000000 52.024529 52.029938 53 1456.000000 55.072090 54.470001 54 1456.000000 55.813667 52.603733 55 1344.000000 50.231998 49.212002 56 1456.000000 54.824528 53.230999 57 1400.000000 53.771969 49.618179 58 1456.000000 54.950001 53.879997 59 1400.000000 52.083652 53.606945 60 1456.000000 54.648888 53.914669 61 1456.000000 54.706631 54.972672 62 350.000000 10.683201 17.425566 63 364.000000 11.033199 18.242666 64 350.000000 10.415371 17.332823 65 364.000000 10.894000 18.348892 66 364.000000 10.501739 18.595221 67 336.000000 9.842400 16.743999 68 364.000000 10.646200 18.266005 69 350.000000 9.905625 17.914942 70 364.000000 10.776000 18.316666 71 350.000000 10.731512 17.352121 72 364.000000 10.772674 18.225939 73 364.000000 11.004630 18.226225 74 93.599998 INFINITY 12.141701 75 95.599998 INFINITY 12.494977 76 90.699997 INFINITY 11.752542 77 86.900002 INFINITY 11.433662 78 94.500000 INFINITY 12.580076 79 84.699997 INFINITY 11.015789 80 91.000000 INFINITY 11.927031 81 91.300003 INFINITY 12.174786 82 93.099998 INFINITY 12.211111 83 95.000000 INFINITY 12.322630 84 99.500000 INFINITY 12.970464 85 96.199997 INFINITY 12.585911 86 31.200001 INFINITY 4.131168 87 31.900000 INFINITY 4.198326 88 30.200001 INFINITY 3.923813 89 29.000000 INFINITY 3.774775 90 31.500000 INFINITY 3.946240 91 28.200001 INFINITY 3.602635 92 30.299999 INFINITY 3.865723 93 30.400000 INFINITY 3.744768 94 31.000000 INFINITY 3.997033 95 31.700001 INFINITY 4.227677 96 33.200001 INFINITY 4.265401 97 32.099998 INFINITY 4.228637


(2)

155

Lampiran 11. Output LINDO Skenario 3 Pada CV Batu Gede

MAX

1) 44612.90X11 + 44925.07X12 + 44077.34X13 + 43323.87X14 + 44700.57X15 + 42846.14X16 +

44048.72X17 + 44076.36X18 + 44377.27X19 + 44680.98X110 + 45389.81X111 + 44842.89X112 + 100813.70X21 + 101750.21X22 + 99207.01X23 + 96946.62X24 + 101076.71X25 + 95513.43X26 + 99121.15X27 + 99204.07X28 + 100106.80X29 + 101017.93X210 + 103144.42X211 + 101503.66X212

SUBJECT TO

2) 0.075X11+0.075X21<=12.50

3) 0.075X12+0.075X22<=12.67

4) 0.075X13+0.075X23<=14.44

5) 0.075X14+0.075X24<=14.72

6) 0.075X15+0.075X25<=16.33

7) 0.075X16+0.075X26<=13.26

8) 0.075X17+0.075X27<=14.44

9) 0.075X18+0.075X28<=14.55

10) 0.075X19+0.075X29<=17.27

11) 0.075X110+0.075X210<=17.34

12) 0.075X111+0.075X211<=17.48

13) 0.075X112+0.075X212<=16.54

14) 0.025X11+0.025X21<=3.50

15) 0.025X12+0.025X22<=3.56

16) 0.025X13+0.025X23<=5.42

17) 0.025X14+0.025X24<=7.31

18) 0.025X15+0.025X25<=9.53

19) 0.025X16+0.025X26<=9.24

20) 0.025X17+0.025X27<=9.43

21) 0.025X18+0.025X28<=9.43

22) 0.025X19+0.025X29<=9.49

23) 0.025X110+0.025X210<=9.54

24) 0.025X111+0.025X211<=9.67

25) 0.025X112+0.025X212<=6.79

26) 0.005X11+0.005X21<=1.25

27) 0.005X12+0.005X22<=1.26

28) 0.005X13+0.005X23<=1.23

29) 0.005X14+0.005X24<=2.21

30) 0.005X15+0.005X25<=2.26

31) 0.005X16+0.005X26<=2.20

32) 0.005X17+0.005X27<=2.24

33) 0.005X18+0.005X28<=2.24

34) 0.005X19+0.005X29<=3.25

35) 0.005X110+0.005X210<=3.26

36) 0.005X111+0.005X211<=3.28

37) 0.005X112+0.005X212<=2.71

38) 0.005X21<=0.50

39) 0.005X22<=0.50

40) 0.005X23<=0.50

41) 0.005X24<=0.49

42) 0.005X25<=0.50

43) 0.005X26<=0.49

44) 0.005X27<=0.50

45) 0.005X28<=0.50

46) 0.005X29<=0.50

47) 0.005X210<=0.50

48) 0.005X211<=0.51

49) 0.005X212<=0.50


(3)

156

51) 10.95X12+19.71X22<=1456

52) 11.09X13+19.96X23<1400

53) 12.05X14+21.67X24<=1456

54) 11.07X15+19.93X25<=1456

55) 11.40X16+20.49X26<=1344

56) 11.50X17+20.68X27<=1456

57) 11.02X18+19.81X28<=1400

58) 11.25X19+20.22X29<=1456

59) 10.59X110+19.09X210<=1400

60) 10.51X111+18.89X211<=1456

61) 10.89X112+19.57X212<=1456

62) 2.15X11+6.46X21<=350

63) 2.19X12+6.57X22<=364

64) 2.22X13+6.65X23<=350

65) 2.41X14+7.22X24<=364

66) 2.21X15+6.64X25<=364

67) 2.28X16+6.83X26<=336

68) 2.30X17+6.89X27<=364

69) 2.20X18+6.60X28<=350

70) 2.25X19+6.74X29<=364

71) 2.12X110+6.36X210<=350

72) 2.10X111+6.30X211<=364

73) 2.18X112+6.52X212<=364

74) X11<=93.6 75) X12<=95.6 76) X13<=90.7 77) X14<=86.9 78) X15<=94.5 79) X16<=84.7 80) X17<=91.0 81) X18<=91.3 82) X19<=93.1

83) X110<=95.0

84) X111<=99.5

85) X112<=96.2

86) X21<=31.2 87) X22<=31.9 88) X23<=30.2 89) X24<=29.0 90) X25<=31.5 91) X26<=28.2 92) X27<=30.3 93) X28<=30.4 94) X29<=31.0

95) X210<=31.7

96) X211<=33.2

97) X212<=32.1


(4)

157

LP OPTIMUM FOUND AT STEP 36

OBJECTIVE FUNCTION VALUE 1) 0.7515786E+08

VARIABLE VALUE REDUCED COST X11 81.458298 0.000000 X12 83.105026 0.000000 X13 78.947456 0.000000 X14 75.466339 0.000000 X15 81.919922 0.000000 X16 73.684212 0.000000 X17 79.072968 0.000000 X18 79.125214 0.000000 X19 80.888885 0.000000 X110 82.677368 0.000000 X111 86.529533 0.000000 X112 83.614090 0.000000 X21 27.068832 0.000000 X22 27.701674 0.000000 X23 26.276188 0.000000 X24 25.225225 0.000000 X25 27.553761 0.000000 X26 24.597364 0.000000 X27 26.434277 0.000000 X28 26.655231 0.000000 X29 27.002968 0.000000 X210 27.472322 0.000000 X211 28.934599 0.000000 X212 27.871363 0.000000 ROW SLACK OR SURPLUS DUAL PRICES 2) 4.360465 0.000000 3) 4.359498 0.000000 4) 6.548226 0.000000 5) 7.168132 0.000000 6) 8.119473 0.000000 7) 5.888882 0.000000 8) 6.526956 0.000000 9) 6.616466 0.000000 10) 9.178110 0.000000 11) 9.078773 0.000000 12) 8.820189 0.000000 13) 8.178591 0.000000 14) 0.786822 0.000000 15) 0.789833 0.000000 16) 2.789409 0.000000 17) 4.792711 0.000000 18) 6.793158 0.000000 19) 6.782960 0.000000 20) 6.792319 0.000000 21) 6.785489 0.000000 22) 6.792704 0.000000 23) 6.786258 0.000000 24) 6.783397 0.000000 25) 4.002864 0.000000 26) 0.707364 0.000000 27) 0.705967 0.000000 28) 0.703882 0.000000

ROW SLACK OR SURPLUS DUAL PRICES 29) 1.706542 0.000000 30) 1.712632 0.000000 31) 1.708592 0.000000 32) 1.712464 0.000000 33) 1.711098 0.000000 34) 2.710541 0.000000 35) 2.709252 0.000000 36) 2.702679 0.000000 37) 2.152573 0.000000 38) 0.364656 0.000000 39) 0.361492 0.000000 40) 0.368619 0.000000 41) 0.363874 0.000000 42) 0.362231 0.000000 43) 0.367013 0.000000 44) 0.367829 0.000000 45) 0.366724 0.000000 46) 0.364985 0.000000 47) 0.362638 0.000000 48) 0.365327 0.000000 49) 0.360643 0.000000 50) 0.000000 2570.185791 51) 0.000000 2513.318115 52) 0.000000 2475.592041 53) 0.000000 2276.176270 54) 0.000000 2492.651123 55) 0.000000 2403.885010


(5)

158

ROW SLACK OR SURPLUS DUAL PRICES 56) 0.000000 2384.422119 57) 0.000000 2492.453613 58) 0.000000 2435.295166 59) 0.000000 2604.496094 60) 0.000000 2612.738037 61) 0.000000 2508.721436 62) 0.000000 7899.257324 63) 0.000000 7947.140137 64) 0.000000 7487.848145 65) 0.000000 6595.828613 66) 0.000000 7740.688965 67) 0.000000 6772.742188 68) 0.000000 7229.506348 69) 0.000000 7549.782715 70) 0.000000 7546.755859 71) 0.000000 8065.739258 72) 0.000000 8538.062500 73) 0.000000 8038.034180 74) 12.141701 0.000000 75) 12.494977 0.000000 76) 11.752542 0.000000

RANGES IN WHICH THE BASIS IS UNCHANGED: OBJ COEFFICIENT RANGES

VARIABLE CURRENT ALLOWABLE ALLOWABLE COEF INCREASE DECREASE X11 44612.898438 11336.881836 11060.353516 X12 44925.070312 11602.824219 11008.333984 X13 44077.339844 11043.188477 10958.608398 X14 43323.871094 10585.072266 10963.572266 X15 44700.570312 11441.887695 11059.074219 X16 42846.140625 10294.568359 10961.715820 X17 44048.718750 11071.841797 10960.381836 X18 44076.359375 11109.347656 11008.336914 X19 44377.269531 11320.133789 10958.828125

X110 44680.980469 11357.777344 11008.336914

X111 45389.808594 11997.582031 11008.335938

X112 44842.890625 11640.240234 10904.549805

X21 100813.703125 101116,144234 33232.500000

X22 101750.210938 102055,461571 33025.000000

X23 99207.007812 99504,628835 32826.460938 X24 96946.617188 97237,457040 32845.222656

X25 101076.710938 101379,941071 33227.265625

X26 95513.429688 95799,969977 32837.070312 X27 99121.148438 99418,511883 32833.492188 X28 99204.070312 99501,682523 33025.011719

X29 100106.796875 100407,117266 32827.777344

X210 101017.929688 101320,983477 33025.011719

X211 103144.421875 103453,855141 33025.007812

X212 101503.656250 101808,167219 32613.607422

ROW SLACK OR SURPLUS DUAL PRICES

77) 11.433662 0.000000

78) 12.580076 0.000000 79) 11.015789 0.000000 80) 11.927031 0.000000 81) 12.174786 0.000000 82) 12.211111 0.000000

83) 12.322630 0.000000

84) 12.970464 0.000000 85) 12.585911 0.000000 86) 4.131168 0.000000 87) 4.198326 0.000000 88) 3.923813 0.000000 89) 3.774775 0.000000 90) 3.946240 0.000000 91) 3.602635 0.000000 92) 3.865723 0.000000 93) 3.744768 0.000000 94) 3.997033 0.000000 95) 4.227677 0.000000 96) 4.265401 0.000000 97) 4.228637 0.000000 NO. ITERATIONS= 36


(6)

159

RIGHTHAND SIDE RANGES

ROW CURRENT ALLOWABLE ALLOWABLE RHS INCREASE DECREASE 2 12.500000 INFINITY 4.360465 3 12.670000 INFINITY 4.359498 4 14.440000 INFINITY 6.548226 5 14.720000 INFINITY 7.168132 6 16.330000 INFINITY 8.119473 7 13.260000 INFINITY 5.888882 8 14.440000 INFINITY 6.526956 9 14.550000 INFINITY 6.616466 10 17.270000 INFINITY 9.178110 11 17.340000 INFINITY 9.078773 12 17.480000 INFINITY 8.820189 13 16.540001 INFINITY 8.178591 14 3.500000 INFINITY 0.786822 15 3.560000 INFINITY 0.789833 16 5.420000 INFINITY 2.789409 17 7.310000 INFINITY 4.792711 18 9.530000 INFINITY 6.793158 19 9.240000 INFINITY 6.782960 20 9.430000 INFINITY 6.792319 21 9.430000 INFINITY 6.785489 22 9.490000 INFINITY 6.792704 23 9.540000 INFINITY 6.786258 24 9.670000 INFINITY 6.783397 25 6.790000 INFINITY 4.002864 26 1.250000 INFINITY 0.707364 27 1.260000 INFINITY 0.705967 28 1.230000 INFINITY 0.703882 29 2.210000 INFINITY 1.706542 30 2.260000 INFINITY 1.712632 31 2.200000 INFINITY 1.708592 32 2.240000 INFINITY 1.712464 33 2.240000 INFINITY 1.711098 34 3.250000 INFINITY 2.710541 35 3.260000 INFINITY 2.709252 36 3.280000 INFINITY 2.702679 37 2.710000 INFINITY 2.152573 38 0.500000 INFINITY 0.364656 39 0.500000 INFINITY 0.361492 40 0.500000 INFINITY 0.368619 41 0.490000 INFINITY 0.363874 42 0.500000 INFINITY 0.362231 43 0.490000 INFINITY 0.367013 44 0.500000 INFINITY 0.367829 45 0.500000 INFINITY 0.366724 46 0.500000 INFINITY 0.364985 47 0.500000 INFINITY 0.362638 48 0.510000 INFINITY 0.365327 49 0.500000 INFINITY 0.360643

RIGHTHAND SIDE RANGES

ROW CURRENT ALLOWABLE ALLOWABLE RHS INCREASE DECREASE 50 1400.000000 52.249725 53.416000 51 1456.000000 54.728001 55.166000 52 1400.000000 52.024529 52.029938 53 1456.000000 55.072090 54.470001 54 1456.000000 55.813667 52.603733 55 1344.000000 50.231998 49.212002 56 1456.000000 54.824528 53.230999 57 1400.000000 53.771969 49.618179 58 1456.000000 54.950001 53.879997 59 1400.000000 52.083652 53.606945 60 1456.000000 54.648888 53.914669 61 1456.000000 54.706631 54.972672 62 350.000000 10.683201 17.425566 63 364.000000 11.033199 18.242666 64 350.000000 10.415371 17.332823 65 364.000000 10.894000 18.348892 66 364.000000 10.501739 18.595221 67 336.000000 9.842400 16.743999 68 364.000000 10.646200 18.266005 69 350.000000 9.905625 17.914942 70 364.000000 10.776000 18.316666 71 350.000000 10.731512 17.352121 72 364.000000 10.772674 18.225939 73 364.000000 11.004630 18.226225 74 93.599998 INFINITY 12.141701 75 95.599998 INFINITY 12.494977 76 90.699997 INFINITY 11.752542 77 86.900002 INFINITY 11.433662 78 94.500000 INFINITY 12.580076 79 84.699997 INFINITY 11.015789 80 91.000000 INFINITY 11.927031 81 91.300003 INFINITY 12.174786 82 93.099998 INFINITY 12.211111 83 95.000000 INFINITY 12.322630 84 99.500000 INFINITY 12.970464 85 96.199997 INFINITY 12.585911 86 31.200001 INFINITY 4.131168 87 31.900000 INFINITY 4.198326 88 30.200001 INFINITY 3.923813 89 29.000000 INFINITY 3.774775 90 31.500000 INFINITY 3.946240 91 28.200001 INFINITY 3.602635 92 30.299999 INFINITY 3.865723 93 30.400000 INFINITY 3.744768 94 31.000000 INFINITY 3.997033 95 31.700001 INFINITY 4.227677 96 33.200001 INFINITY 4.265401 97 32.099998 INFINITY 4.228637