Kerangka Pemikiran Hipotesis Definisi Operasional

hutang panjar atau ijon antara pedagang pemberi hutang dan petani produsen penerima hutang. Pola kemitraan program pemerintah condong pada pengembangan kemitraan secara vertikal: dimana model umum yang dianut adalah hubungan “bapak-anak angkat”, yang pada agribisnis perkembangan dikenal sebagai pola Perkebunan Inti Rakyat PIR. Pola kemitraan ini dapat dinilai sedikit lebih maju dibanding pola patron-client. Pola kemitraan pasar berkembang sebagai akibat dari masuknya peradaban ekonomi pasar dalam usaha pertanian rakyat di pedesaan. Jenis usaha pertanian yang dibidik oleh pola ini adalah usaha yang menghasilkan komoditas pertanian bernilai ekonomi tinggi dan mempunyai permintaan kuat di pasar dunia. Pola ini berkembang dengan melibatkan petani sebagai pemilik aset tenaga kerja dan peralatan produksi, dan pemilik modal besar yang bergerak di bidang industri pengolah dan pemasaran hasil. Dua pelaku ekonomi, petani dan pemilik modal, menggalang kerja sama kemitraan karena danya kepentingan mutually beneficial untuk berbagai manfaat ekonomi. Dari segi pengadopsian atas hasil inovasi di bidang iptek revolusi permodalan dan kelembagaan modern, pola ini mempunyai keandalan yang relatif lebih tinggi dibanding dengan dua pola terdahulu.

2.2. Kerangka Pemikiran

Penerapan sistem pertanian padi sehat baik yang meliputi kegiatan budidaya pertanian on-farm maupun pengolahan hasil off-farm menyebabkan bertambahnya kegiatan-kegiatan pertanian baru sehingga memberikan peluang pada penyerapan tenaga kerja. Sementara itu penataan kelembagaan dalam penerapan sistem pertanian padi sehat mengakibatkan muculnya perubahan pada bentuk organisasi dan kemitraan pertanian. Perubahan tersebut terletak pada terbentuknya unit kerja baru yang dibentuk berdasarkan kebutuhan yang dirasakan petani. Penataan kelembagaan diperlukan guna menjamin keberlanjutan produksi. Adanya kebutuhan yang dirasakan dalam penerapan sistem pertanian padi sehat menyebabkan terjadinya perubahan bentuk organisasi. Perubahan bentuk organisasi yang dimaksud adalah pembentukan instrumen atau unit kerja baru dengan pembagian kerja yang lebih spesifik sesuai dengan perkembangan kebutuhan. Keterangan Gambar: : menyebabkan perubahan Gambar 1 Kerangka Pemikiran Penataan Kelembagaan Pertanian dalam Penerapan Sistem Pertanian Padi Sehat Dalam perkembangannya, kelembagaan pertanian yang ada juga diarahkan pada pembentukan dan perluasan kemitraan sebagai upaya pembentukan karakter dan peningkatan kapasitas petani serta perluasan pemasaran hasil.

2.3. Hipotesis

Semakin tinggi penerapan sistem pertanian padi sehat maka semakin terjadi perubahan pada kelembagaan pertanian.

2.4. Definisi Operasional

1. Sistem pertanian padi sehat meliputi: a. Budidaya pertanian on-farm, meliputi recovery lahan pembuatan pupuk kompos dan organik, pestisida nabati, penambahan agensi hayati, pengadaan benih, perlakuan benih, pembuatan media semai, pengolahan lahan, penanaman, pengaturan air, pemeliharaan tanaman dan pemanenan. b. Pengolahan hasil hingga pemasaran off-farm, meliputi: penjemuran, penggilingan, pengayakan dan pengemasan. Dalam melakukan kegiatan PENERAPAN SISTEM PERTANIAN PADI SEHAT  Budidaya pertanian on-farm  Pengolahan hasil off- farm  Penataan kelembagaan KELEMBAGAAN PERTANIAN  Penyerapan tenaga kerja  Bentuk Organisasi  Jejaring Kerja Kemitraan pertanian padi sehat khususnya pada kegiatan off-farm banyak kegiatan baru sehingga memungkinkan adanya penyerapan tenaga kerja. c. Penataan kelembagaan adalah suatu usaha pembenahan atau perubahan pada kelembagaan maupun organisasi pertanian modern. Penataan kelembagaan ini dilakukan sesuai dengan kebutuhan yang muncul dan berkembang di tingkat petani dan dimaksudkan untuk membangun hubungan kerjasama dengan pihak lain melalui kemitraan. Penerapan sistem pertanian padi sehat dikategorikan sebagai berikut: i. Tinggi: apabila sistem pertanian padi sehat telah diterapkan pada semua kegiatan on-farm dan off-farm, menggunakan pendekatan atau metode yang baik dan kegiatan budidaya dilakukan sesuai SOP yang berlaku Lampiran 1. ii. Rendah: apabila tidak memenuhi sedikitnya salah satu dari kriteria penerapan sistem pertanian padi sehat yang termasuk kategori tinggi. 2. Kelembagaan pertanian dalam hal ini akan dilihat pada perubahan pada beberapa hal yaitu: aspek peningkatan penyerapan tenaga kerja, perubahan bentuk organisasi dan pembentukan kemitraan. a. Penyerapan tenaga kerja dikatakan berubah ketika banyaknya kegiatan-kegiatan baru setelah sistem pertanian padi sehat diterapkan, sehingga memungkinkan terjadinya penyerapan tenaga kerja. Penyerapan tenaga kerja dikategorikan sebagai berikut: i. Tinggi: terjadi peningkatan penyerapan tenaga kerja. ii. Rendah: tidak terjadi peningkatan penyerapan tenaga kerja. b. Bentuk organisasi dikatakan berubah ketika terbentuknya instrumen divisi atau unit kerja baru setelah penerapan sistem pertanian padi sehat. Perubahan bentuk organisasi dikategorikan sebagai berikut: i. Tinggi: terbentuk sedikitnya satu divisi unit kerja baru. ii. Rendah: tidak terbentuk divisi unit kerja baru. c. Kemitraan pertanian dikatakan berubah ketika terbentuk hubungan atau relasi dengan berbagai pihak setelah penerapan sistem pertanian padi sehat. Kemitraan atau jejaring kerja pertanian dikategorikan sebagai berikut: i. Sempit: jangkauan kemitraan terbatas pada kawasan lokal pemerintah desa, PPL setempat, Gapoktan desa sekitar. ii. Luas: jangkauan kemitraan selain mencakup kawasan lokal juga mencakup pihak-pihak di luar desa dari berbagai kalangan interlokal.

BAB III PENDEKATAN LAPANG

3.1. Metode Penelitian

Penelitian ini mengombinasikan dua pendekatan yaitu pendekatan kualitatif diikuti pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif terutama digunakan untuk mengungkapkan hubungan antara satu struktur dengan struktur lainnya. Pendekatan kualitatif terutama digunakan untuk memperoleh pemahaman yang menyeluruh mengenai struktur-struktur yang ada. Sitorus 1998 menyebutkan bahwa tujuan utama dari sebuah pendekatan kualitatif adalah mendeskripsikan kenyataan yang sebenarnya dan sebagaimana adanya, sehingga subyek penelitiannya dapat berupa segala hal peristiwa, manusia dan situasi yang menjadi obyek pengamatan.

3.2. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Data primer diperoleh melalui pengamatan dan diskusi atau wawancara mendalam baik secara individu maupun kelompok dengan menggunakan instrumen kuesioner dan daftar panduan pertanyaan. Sementara dengan pengamatan memungkinkan peneliti untuk mencatat hal-hal, perilaku dan sebagainya pada saat kejadian berlangsung. Data sekunder diperoleh dari studi literatur berupa bahan pustaka hasil penelitian terdahulu yang relevan maupun hasil dokumen-dokumen kependudukan Kabupaten dalam Angka, Kecamatan dalam Angka dan profil desa. Penelitian ini didahului dengan melakukan pendekatan kualitatif melalui pengumpulan data primer kualitatif wawancara informan dan data sekunder berupa monografi desa serta data-data penunjang lainnya. Pengambilan data primer kuantitatif dilakukan berikutnya dengan melakukan pengisian kuesioner.

3.3. Teknik Penentuan Responden

Penelitian ini berusaha memperoleh kejelasan mengenai perubahan sosial masyarakat desa. Perhatian penelitian ini khususnya ditujukan pada komunitas petani padi sehat dengan unit analisis rumah tangga petani dan unit pengamatan adalah kepala keluarga atau anggota keluarga yang menerapkan sistem pertanian