Teori-teori Modern mengenai Perubahan Sosial

kelompok, akan mungkin terjadi perubahan dalam pola interaksi, komunikasi, metode penyelesaian konflik, kohesi atau keterikatan, kesatuan, kompetisi, serta pola-pola penerimaan atau penolakan. Sementara pada level organisasi ruang lingkup perubahan meliputi perubahan dalam struktur dan fungsi dari organisasi, perubahan dalam hirarki, komunikasi, hubungan peranan, produktivitas, rekrutmen, pengakhiran atau terminasi dan pola-pola sosialisasi. Pada level institusi, perubahan dapat terjadi pada perubahan pola perkawinan dan keluarga, pendidikan dan praktek-praktek keagamaan. Pada level masyarakat, perubahan dipandang sebagai modifikasi dari sistem stratifikasi, sistem ekonomi dan sistem politik Vago dikutip Yulianto 2010. Mempelajari perubahan yang terjadi dalam suatu masyarakat penting untuk mengetahui sebab-sebab yang mengakibatkan terjadinya perubahan. Salah satu faktor penyebab perubahan sosial dan pola kebudayaan adalah technological determinism perkembangan sistem. Perubahan sistem dapat menyebabkan timbulnya peranan-peranan baru yang menuntut cara dan pandangan hidup baru, bila diikuti oleh makin banyak anggota masyarakatnya akan melembaga sebagai orientasi nilai budaya baru masyarakat tersebut Pudjiwati Sajogyo dikutip Tahir 1996.

2.1.2. Teori-teori Modern mengenai Perubahan Sosial

Sebagaimana dikutip dari Sunarto 1993 bahwa teori-teori modern yang terkenal antara lain, Teori Modernisasi para penganut pendekatan fungsionalisme seperti Neil J. Smelser dan Alex Inkeles, Teori Ketergantungan Andre Gunder Frank yang merupakan pendekatan konflik dan Teori Sistem Dunia dari Wallerstein. Pertama, Teori Modernisasi menganggap bahwa negara-negara terbelakang akan menempuh jalan yang sama dengan negara industri maju di Barat sehingga kemudian akan menjadi negara berkembang pula melalui proses modernisasi. Teori ini berpandangan bahwa masyarakat-masyarakat yang belum berkembang perlu mengatasi berbagai kekurangan dan masalahnya sehingga dapat mencapai tahap “tinggal landas” ke arah perkembangan ekonomi. Schrool 1980 menguraikan proses modernisasi secara lebih rinci sebagai berikut: 1 Perubahan yang ada sebagai proses transformasi dari masyarakat tradisional ke modern; 2 Sebagai tumbuhnya industrialisasi seperti yang terjadi di Barat; 3 Sebagai tumbuhnya ilmu pengetahuan; 4 Sebagai usaha mengejar ketertinggalan dari negara maju; 5 Secara politis merupakan proses bertambahnya pengaruh dan tugas birokrasi negara; 6 Secara sosiologis dan antropologis sebagai proses diferensiasi sosial dan pembesaran skala. Kedua, Teori Ketergantungan. Teori ini berdasarkan pengalaman negara- negara Amerika Latin yang mengatakan bahwa perkembangan negara-negara industri dan keterbelakangan negara-negara dunia ketiga berjalan bersamaan dikala negara industri mengalami perkembangan, maka negara maju mengalami kolonialisme dan neokolonialisme, khususnya di Amerika Latin. Menurut pandangan ini hubungan antara negara industri maju pusat, center dengan negara sedang berkembang pinggiran, periphery adalah suatu hubungan eksploitatif, dimana keuntungan mengalir dari pinggiran ke pusat melalui penguasaan ekonomi di dunia. Negara sedang berkembang tergantung pada negara industri maju dalam hal modal dan sistem. Ketiga, Teori Sistem Dunia yang mengatakan bahwa perekonomian kapitalis dunia kini tersusun atas tiga jenjang: negara inti, semiperiferi dan negara periferi. Negara inti mendominasi sistem dunia sehingga mampu memanfaatkan sumberdaya negara lain untuk kepentingan mereka sendiri sedangkan kesenjangan antara negara inti dengan negara lain sedemikian lebarnya sehingga tidak mungkin tersusul lagi.

2.1.3. Perspektif Perubahan Sosial