Manfaat Kemitraan PENERAPAN SISTEM PERTANIAN PADI SEHAT DAN

komoditas pertanian bernilai ekonomi tinggi dan mempunyai permintaan kuat di pasar dunia. Produk-produk pertanian organik menjadi komoditi pertanian yang saat ini menjadi pilihan bagi konsumen dan mempunyai permintaan yang cukup tinggi di pasar dunia. Pola ini berkembang dengan melibatkan petani sebagai pemilik aset tenaga kerja dan peralatan produksi, serta pemilik modal besar yang bergerak di bidang industri pengolah dan pemasaran hasil. Pada pola kemitraan pasar ini, jika diberi kesempatan untuk mendukung perkembangan agribisnis, secara teoritis masih terdapat satu kelemahan pokok yang mungkin akan tetap sukar untuk diatasi, yaitu ketergantungan petani terhadap pengusaha besar tetap tinggi. Oleh karena itu, pada komunitas petani padi sehat Kampung Ciburuy ini, sebagai upaya menghilangkan ketergantungan tersebut, Gapoktan membentuk Koperasi Kelompok Tani yang berperan dalam pengolahan dan pemasaran hasil, sehingga pada penerapan sistem pertanian organik ini petani diarahkan dan diupayakan terlibat dalam seluruh kegiatan pertanian mulai dari produksi, pengolahan hingga pemasaran hasil, dengan kata lain pengorganisasian petani tidak dibatasi hanya pada kegiatan produksi, namun pada keseluruhan kegitan agribisnis.

8.2. Manfaat Kemitraan

Seluruh petani baik lapisan atas, menengah maupun bawah menyatakan bahwa terdapat manfaat yang mereka rasakan dengan terbentuknya kemitraan dalam penerapan sistem pertanian padi sehat seperti yang ditampilkan pada Gambar 10 berikut ini. Sebanyak 100 persen petani lapisan atas merasakan manfaat berupa tambahan informasi, pengetahuan dan wawasan dengan terjalinnya kemitraan dalam penerapan sistem pertanian padi sehat. Manfaat lain dari terjalinnya kemitraan yang juga dirasakan oleh petani lapisan atas dengan persentase mencapai 20 persen adalah perluasan jaringan kemitraan. Melalui berbagai forum baik pelatihan maupun penyuluhan memungkinkan petani berinteraksi dan berkomunikasi dengan para pihak dari berbagai kalangan. Sementara itu, pada petani lapisan menengah juga dirasakan manfaat tambahan informasi, pengetahuan dan wawasan mengenai sistem pertanian padi sehat dengan persentase mencapai 93 persen. Gambar 10 Persentase Manfaat Kemitraan yang Dirasakan Petani Lapisan Atas, Menengah dan Bawah dalam Penerapan Sistem Pertanian Padi Sehat Manfaat lain yang dirasakan antara lain perluasan jaringan pemasaran dengan persentase mencapai 27 persen. Pada lapisan menengah ini, dirasakan pula adanya manfaat berupa turunnya bantuan dengan persentase sebesar 13 persen. Pada petani lapisan bawah, kemitraan dirasakan manfaatnya berupa tambahan informasi, pengetahuan dan wawasan dengan persentase mencapai 90 persen, perluasan jaringan pemasaran sebesar 30 persen dan juga adanya bantuan dari pihak-pihak yang bermitra dengan persentase sebesar 10 persen. Manfaat kemitraan berupa tambahan informasi, pengetahuan dan wawasan merupakan manfaat yang paling banyak dirasakan oleh petani dari semua lapisan. Hal ini karena intensitas kunjungan mitra kerja terutama dari kalangan instansi, lembaga maupun dinas cukup tinggi, sehingga memungkinkan para petani sering berinteraksi dengan orang-orang luar. Melalui forum diskusi bersama banyak kesempatan bagi petani untuk bertanya seputar pertanian organik, bertukar pikiran, mengeluarkan pendapat dan sebagainya sehingga terjadi pertukaran informasi dari satu pihak ke pihak lainnya. “Upami dongkap nu ti dinas, nyandak tamu nu ti mana- mana. PPL nu pelatihan sareng pembinaan ka dieu, mahasiswa penelitian dongkap oge kadieu, kerjasama na luas lah di dieu mah. Alhamdulillah janten anggota 100 20 93 27 13 90 30 10 20 40 60 80 100 120 Tidak ada manfaat apapun Menambah informasi Memperluas jaringan pemasaran Mendapat bantuan Atas Menengah Bawah Gapoktan mah urang teh janten mitra kerja kitu tah nya. Tambah-tambah pengalaman ku seueurna ngariung, tambah informasi, wawasan oge.” Bapak Sk, 58 tahun. Sementara itu, Ketua Gapoktan yang seringkali diundang untuk menjadi pembicara atau pemandu pada acara-acara seputar pertanian baik di dalam maupun luar kota bahkan luar negeri membawa keuntungan bagi perkembangan penerapan pertanian padi sehat di Kampung Ciburuy. Pengalaman dan kesempatan yang didapatnya ketika mengisi acara-acara dimanfaatkan untuk memperkenalkan produk beras sehat “SAE” dan menambah sekaligus memperluas jaringan kerjasama. Diakui oleh Ketua Gapoktan bahwa setelah banyak mengisi acara-acara pada berbagai forum, banyak pihak yang mencari produk beras sehat “SAE” nya langsung ke koperasi sekaligus melakukan diskusi seputar pertanian organik. “Setelah aktif mengisi undangan sebagai pembicara atau pemandu, Alhamdulillah semakin banyak yang nyari beras SAE langsung ke sini. Biasanya koperasi sedia 1-2 ton. Sekarang mah nambah jadi hampir 2-3 ton. Ada yang beli ga cuma beras tapi juga benih-benih ikan setelah mereka lihat langsung mah, ada juga yang memang datang kesini untuk tanya- tanya diskusi gitu.” Bapak Az, 79 tahun. Manfaat berupa turunnya bantuan dirasakan hanya oleh petani lapisan menengah dan bawah. Bantuan tersebut biasanya berupa bantuan langsung sarana produksi pertanian input seperti pupuk organik dan benih. Seperti yang dijelaskan oleh Bapak Sk berikut ini: “Kalo ada kunjungan gitu, biasanya suka ada bantuan juga. Dan itu sangat membantu. Pupuk organik, benih juga biasanya dikasi. Yang dapet bantuan yang aktif di gapoktan, yang pantas dikasi, dan yang memang memerlukan aja.” Bapak Sk, 58 tahun. Selain yang telah disebutkan di atas, Gapokt an “Silih Asih” juga menjalin kemitraan dengan berbagai Gapoktan yang berada di sekitar Kecamatan Cijeruk, Cigombong dan Caringin. Kini, komunitas petani padi sehat di Kampung Ciburuy dapat merasakan harga beras sehat yang cukup stabil dibandingkan dengan harga semula sebelum menerapkan sistem pertanian padi sehat dimana harga beras sangat fluktuatif. Adapun dampak yang juga menjadi tujuan besar yang ingin dicapai dalam penerapan pertanian padi sehat ini adalah membangkitkan kembali kedaulatan petani terutama dalam hal menetapkan harga, ketersediaan pupuk dan sebagainya.

BAB IX PENUTUP