BAB II PENDEKATAN TEORITIS
2.1. Tinjauan Pustaka
2.1.1. Definisi dan Konsep Perubahan Sosial
Soemardjan  dan  Soemardi  1964  menyatakan  bahwa  setiap  masyarakat semasa  hidupnya  pasti  mengalami  perubahan-perubahan.  Ada  perubahan  yang
tidak  menarik  perhatian  orang,  ada  yang  pengaruhnya  luas,  ada  yang  terjadi lambat  dan  ada  pula  yang  berjalan  dengan  sangat  cepatnya.  Lebih  jauh
Soemardjan  dan  Soemardi  menyatakan  bahwa  perubahan-perubahan  di  dalam masyarakat  dapat  mengenai  pergeseran  norma,  nilai,  pola-pola  perilaku  orang,
susunan organisasi dan stratifikasi kemasyarakatan. Kingsley  Davis  dikutip  Basrowi  2005  mengartikan  perubahan  sosial
sebagai perubahan yang terjadi dalam struktur dan fungsi masyarakat. Sementara itu  Samuel  Koenig  dikutip  Basrowi  2005  mengatakan  bahwa  perubahan  sosial
menunjuk pada modifikasi-modifikasi yang terjadi dalam pola kehidupan manusia. Definisi  lain  mengenai  perubahan  sosial  dikemukakan  Bruce  J.  Cohen  dikutip
Syarbaini  et  al.  2002  bahwa  perubahan  sosial  adalah  suatu  perubahan  struktur dan  perubahan  organisasi  sosial.  Misalnya,  perubahan  dalam  satu  segi  dari
kehidupan  sosial  oleh  karena  menunjukkan  terjadi  perubahan  dalam  struktur, dalam perubahan itu adalah sistem dalam pergaulan sosial yang menyangkut nilai-
nilai sosial dan budaya masyarakat. Namun, secara umum Pudjiwati Sajogyo dikutip Salim 2002 membatasi
pengertian perubahan sosial dalam hubungan interaksi antar orang, organisasi atau komunitas. Perubahan sosial dapat menyangkut „struktur sosial‟ atau „pola nilai‟
dan „norma‟ serta „peranan‟. Dengan demikian istilah yang lebih lengkap adalah
perubahan sosial dan kebudayaan. Perubahan sosial merupakan proses wajar dan akan  berlangsung  terus  menerus.  Namun  menurut  Basrowi  2005  tidak  semua
perubahan  sosial  menuju  ke  perubahan  yang  positif  sehingga  perubahan  ini penting dibicarakan.
Perubahan  sosial  dapat  terjadi  pada  level  individu,  kelompok,  organisasi, institusi  dan  masyarakat.  Sebagai  contoh,  perubahan  dalam  level  individu  akan
meliputi  perubahan  dalam  sikap,  kepercayaan,  aspirasi  dan  motivasi.  Pada  level
kelompok,  akan  mungkin  terjadi  perubahan  dalam  pola  interaksi,  komunikasi, metode  penyelesaian  konflik,  kohesi  atau  keterikatan,  kesatuan,  kompetisi,  serta
pola-pola  penerimaan  atau  penolakan.  Sementara  pada  level  organisasi  ruang lingkup perubahan meliputi perubahan dalam struktur dan fungsi dari organisasi,
perubahan  dalam  hirarki,  komunikasi,  hubungan  peranan,  produktivitas, rekrutmen,  pengakhiran  atau  terminasi  dan  pola-pola  sosialisasi.  Pada  level
institusi,  perubahan  dapat  terjadi  pada  perubahan  pola  perkawinan  dan  keluarga, pendidikan  dan  praktek-praktek  keagamaan.  Pada  level  masyarakat,  perubahan
dipandang sebagai modifikasi dari sistem stratifikasi, sistem ekonomi dan sistem politik Vago dikutip Yulianto 2010.
Mempelajari  perubahan  yang  terjadi  dalam  suatu  masyarakat  penting untuk  mengetahui  sebab-sebab  yang  mengakibatkan  terjadinya  perubahan.  Salah
satu faktor penyebab perubahan sosial dan pola kebudayaan adalah technological determinism  perkembangan  sistem.  Perubahan  sistem  dapat  menyebabkan
timbulnya  peranan-peranan  baru  yang  menuntut  cara  dan  pandangan  hidup  baru, bila  diikuti  oleh  makin  banyak  anggota  masyarakatnya  akan  melembaga  sebagai
orientasi  nilai  budaya baru masyarakat  tersebut  Pudjiwati Sajogyo dikutip  Tahir 1996.
2.1.2. Teori-teori Modern mengenai Perubahan Sosial