6.2.3 Tujuan Pendidikan
Pendidikan wirausaha agribisnis di Perwira Aba mempunyai tujuan untuk membentuk pribadi komprehensif sebagai pengusaha yang berkepribadian Islam.
Tujuan pendidikan dengan penerapan pendidikannya merupakan salah satu variabel yang dapat mempengaruhi kompetensi wirausaha santri baik kompetensi
teknis maupun kompetensi manajerialnya. Penilaian tujuan pendidikan dilihat dari tingkat kesesuaian tujuan pendidikan dengan penerapan pendidikannya. Penilaian
menggunakan skala ordinal yang berdasarkan jumlah skor jawaban santri dengan tiga kategori yaitu kategori kurang sesuai 12
– 15, cukup sesuai 16 – 20, dan sangat sesuai 21
– 24. Distribusi dalam penilaian terhadap tujuan pendidikan di Perwira Aba
berdasarkan pada Tabel 2 sebanyak 14 orang santri 58 menilai cukup sesuai dan seorang santri 3 menyatakan kurang sesuai. Kesesuaian tujuan pesantren
dinilai sesuai karena pada setiap pengajaran, para santri memang diajarkan untuk menjadi seorang pengusaha yang mempunyai pribadi Islam. Hal ini terlihat ketika
para santri melakukan kegiatan magang usaha. Para santri melakukan magang usaha, tidak ditempatkan di perusahaan-perusahaan saja. Akan tetapi mereka
ditempatkan pada lingkungan masyarakat dengan menjadi penjaga masjid marbot. Selain berwirausaha, santri mempunyai kewajiban untuk mengajarkan
dan mengamalkan materi keislaman yang sudah diberikan pesantren.
6.2.4 Metode Pendidikan
Metode pendidikan wirausaha agribisnis dinilai dari ketepatan pesantren dalam proses mengajar santri-santrinya. yang dilihat dari penyampaian asatidz
guru-guru dalam mengajarkan wirausaha agribisnis yang berbasis pesantren melalui metode yang diajarkan di kelas, dan dalam bentuk praktek. Penilaian
metode tidak jauh berbeda dengan penilaian tujuan pendidikan, materi pendidikan, ataupun lingkungan di pesantren. Penilaian dalam metode terdiri dari
tiga kategori, yaitu kurang tepat 12 – 15, cukup tepat 16 – 20, dan sangat tepat
21 – 24.
Sebagian besar santri 54 berdasarkan Tabel 2, menilai bahwa metode pendidikan yang diterapkan pesantren sudah cukup tepat bagi mereka. Hanya
seorang santri 3 yang menilai kurang tepat. Beberapa santri menyatakan bahwa guru-guru yang menyampaikan materi pandai mengambil hati para santri,
ramah, dan mempunyai semangat dalam mengajari santri-santrinya dalam berwirausaha. Sebagaimana pernyataan dari MU, salah satu santri di Perwira Aba.
“Di sini, metode-metode pengajarannya banyak berbeda dengan metode-metode yang pernah saya rasakan di sekolah formal mbak.
Metode pengajaran yang disampaikan oleh asatidz lebih mudah saya pahami dan enak. Penyampaian asatidz atas materi juga
menyenangkan.”
6.2.5 Fasilitas Pendidikan
Fasilitas dalam proses belajar mengajar di Perwira Aba dinilai baik atau buruknya fasilitas yang diberikan baik dari segi kuantitas maupun kualitas.
Fasilitas pendidikan yang dinilai santri meliputi sarana dan prasana dalam pembelajaran seperti penyediaan buku-buku kewirausahaan di perpustakaan, alat-
alat dalam praktek sapi potong, kursi, meja, dan lainnya. Kategori dalam penilaian fasilitas pendidikan terdiri dari, kurang baik 12
– 15, cukup baik 16 – 20, dan sangat baik 21
– 24. Jumlah dan persentase santri dalam menilai fasilitas pendidkan di Perwira
Aba berdasarkan Tabel 2, tertinggi pada kategori cukup baik 54 dan terendah pada kategori kurang baik 8. Fasilitas-fasilitas pendidikan pesantren
sebagaimana yang dijelaskan pengasuh pesantren di bidang pendidikan lumayan baik. Sarana dan prasarana yang disediakan pesantren disesuaikan kebutuhan para
santri, akan tetapi tidak terlalu banyak dalam segi jumlah sehingga terdapat beberapa sarana dan prasarana pesantren yang harus dipakai secara bergantian.
Misalnya, alat-alat dalam praktek pembuatan pakan untuk ternak, dan lainnya.
6.3 Kompetensi Wirausaha Santri