Sanksi diberikan kepada santri yang melakukan pelanggaran terhadap tata tertib yang berlaku terdiri dari:
a Teguran dan atau peringatan lisan b Teguran dan atau peringatan tertulis
c Hukuman bersifat mendidik yang ditetapkan oleh komisi disiplin d Hukuman akhir berupa skorsingdrop out
Jenis-jenis pelanggaran yang dapat menyebabkan jatuhnya sanksi: a. Pelanggaran peraturan tata tertib ke-Pesantren-an
b. Pelanggaran terhadap syariat Islam c. Plagiasi berupa pengakuan karya orang lain sebagai miliknya
d. Pelanggaran tata tertib perkuliahan dan ujian Kelima, sistem beregu adalah sistem pendidikan yang dilakukan secara
kelompok regu dengan bimbingan langsung dari pendidik Perwira Aba. Fungsi sistem beregu adalah untuk membina persaudaraan dan kerjasama, membina
kepemimpinan dan rasa tanggung jawab, dan menumbuhkan semangat kompetisi. Sistem beregu dilaksanakan dalam kegiatan keamanan dan ketertiban, kebersihan,
proses pendidikan. Keenam, sistem praktek dan teori merupakan salah satu bentuk sistem
pendidikan dengan prinsip pembelajaran pendidikan orang dewasa menurut Torrens Valley Institute 1997 dalam Mugniesyah 2006, yaitu prinsip praktek
dan penguatan practice and improvement. Kegiatan belajar mengajar berlangsung dalam bentuk teori secara klasikal dan praktek langsung di kelas,
laboratorium atau di lapangan. Pembelajaran teori mempunyai proporsi 30, sedangkan prakteknya 70. Praktek untuk pelajaran manajemen dan
kewirausahaan berupa studi kasus, penugasan-penugasan, dan kegiatan-kegiatan bisnis yang dilakukan santri. Pelajaran agama, praktek berupa pelaksanaan ibadah
harian, diskusi dan latihan ceramah atau khotbah.
5.3 Tujuan Pendidikan
Tujuan pendidikan di Perwira Aba tidak jauh berbeda dengan hakikat pendidikan Islam menurut Daulay 2007 dan tujuan pendidikan pesantren
menurut Mastuhu 1994 yang menekankan pada pembentukan dan
pengembangan pribadi muslim. Kepribadian muslim sebagaimana disebutkan Mastuhu 1994 merupakan kepribadian yang beriman dan bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, bermanfaat bagi masyarakat dengan jalan menjadi kawula atau abdi masyarakat seperti halnya seorang Rasul, mampu
berdiri sendiri, bebas, dan teguh dalam keyakinan, menyebarkan agama Islam ke tengah-tengah masyarakat dan mencintai ilmu dalam rangka mengembangkan
kepribadian Indonesia. Tujuan pendidikan pesantren yang disebutkan Mastuhu 1994 secara eksplisit tertuang pada tujuan umum dan tujuan khusus pendidikan
di Perwira Aba. Tujuan umum pendidikan Perwira Aba terdiri dari dua tujuan. Pertama,
menyiapkan generasi muda Islam yang memiliki kemampuan berwirausaha, mandiri dan berkepribadian Islam sehinggga selalu dapat menciptakan peluang
usaha sekaligus mengembangkan dan menerapkannya dalam rangka berperan aktif dalam menciptakan masyarakat yang mandiri. Kedua, mengembangkan,
menyebarluaskan, dan membudayakan kesadaran untuk mandiri melalui wirausaha entrepreneurship di tengah-tengah umat masyarakat dalam rangka
meningkatkan taraf hidup. Tujuan khusus pendidikan Perwira Aba terdiri dari tiga tujuan, yaitu
menyiapkan calon-calon pengusaha muda yang profesional dan mandiri sekaligus memiliki kepribadian Islam yang tinggi, meningkatkan dan memajukan serta
memandirikan usaha yang dimiliki oleh para alumni Perwira Aba, membangun jaringan usaha antar alumni Perwira Aba, dan para pengusaha lainnya yang
memiliki komitmen terhadap peningkatan kesejahteraan umat.
5.4 Metode Pendidikan
Pendidikan wirausaha agribisnis di Perwira Aba membutuhkan metode pendidikan yang tepat untuk mendukung kegiatan belajar mengajarnya. Metode
pendidikan yang diterapkan di pesantren ini terdiri dari delapan metode pendidikan dengan pendekatan metode berbasis pesantren dan prinsip pendidikan
orang dewasa. Metode-metode pendidikan yang diterapkan meliputi metode reguler, training pelatihan, hafalan, praktek intensif, sertifikasi, magang usaha,
pentahapan, dan metode karya akhir.
Metode regular merupakan metode pembelajaran dengan menggunakan kurikulum dan jadwal tertentu yang diterapkan dalam proses kegiatan belajar
mengajarnya. Kurikulum sebelumnya sudah dibuat bersama dengan para santri. Metode ini lebih banyak mengajarkan teori-teori di dalam kelas.
Metode training adalah metode pembelajaran melalui pelatihan training yang diberikan oleh dosen tamu, para praktisi bisnis, kunjungan lapangan dan
temu tokoh. Materi yang diberikan dengan metode training adalah pemasaran, leadership, motivasi bisnis, manajemen dan pengalaman bisnis praktis.
Metode hafalan adalah kegiatan belajar santri dengan cara menghafal suatu teks materi pelajaran tertentu dibawah bimbingan dan pengawasan seorang
ustadzkyai. Para santri diberi tugas untuk menghafal bacaan-bacaan dalam jangka waktu tertentu. Penerapan metode ini digunakan dalam menghafal Al-Quran, Al-
Hadis, pada ayat dan hadis pilihan. Metode praktek intensif adalah cara untuk melatih para santri praktek
usaha secara riil setelah mendapat teori di kelas. Metode ini berlaku untuk semua jenis mata kuliah yang diajarkan baik mata kuliah kewirausahaan maupun
keagamaan. Santri dituntut untuk dapat mencapai target yang ditetapkan. Selain berwirausaha, santri juga ditugaskan untuk berdakwah ke masyarakat.
Metode sertifikasi adalah pemberian sertifikat bukti bagi santri yang telah lulus praktek sesuai dengan keterampilan yang diujikan. Metode sertifikasi
ini merupakan bentuk penghargaan reward pesantren kepada para santri dan sebagai bukti tertulis yang menerangkan santri tersebut berhasil menyelesaikan
prakteknya. Metode magang usaha merupakan cara pembelajaran yang menempatkan
para santri di masyarakat untuk menerapkan ilmu yang didapatkan dari pesantren. Pada proses magang di dunia industri atau usaha, para santri magang ditempatkan
bukan sebagai karyawan, tetapi untuk proses belajar menguasai sebuah usaha mulai hulu hingga hilir. Selama masa magang, para santri diwajibkan untuk
tinggal di masjid sebagai penjaga dan pengurus masjid marbot. Hal ini untuk mengamalkan ilmu agama yang mereka miliki. Para santri selain berwirausaha,
juga dituntut untuk menyebarkan agama Islam kepada masyarakat sekitarnya. Salah satunya dengan mengajarkan pemuda-pemudi atau anak-anak mengaji.
Metode pendidikan dengan menggunakan sistem pentahapan. Sistem tersebut merupakan sistem pendidikan dengan mempertimbangkan efisiensi waktu
pendidikan, guna mencapai hasil yang optimal. Sistem pentahapan pendidikan selama satu tahun dibagi menjadi tiga fase:
a. Tahap pertama, merupakan tahap pengondisian dan penanaman karakter dasar kewirausahaan serta kepribadian Islam. Pada tahap ini, kegiatan
yang dilakukan adalah matrikulasi santri baru. Kegiatan ini termasuk kedalam rangkaian seleksi santri, waktu yang digunakan sangat singkat
yaitu antara dua sampai tiga minggu. b. Tahap kedua, adalah tahap pembentukan karakter dasar kewirausahaan dan
kepribadian Islam melalui pendidikan keterampilan, pembiasaaan bisnis dan kemampuan usaha, pengetahuan kewirausahaan, ibadah dan
kemampuan dakwah. c. Tahap ketiga, adalah tahap penerapan atau implementasi dan aksi. Bentuk
kegiatannya adalah santri memiliki tiga tugas pokok, yaitu dakwah, bisnis, dan kegiatan sosial.
Metode karya akhir adalah metode dimana setiap santri diharuskan membuat sebuah karya tulis tentang wawasan bisnis dan berbagai tema yang
berhububugan dengan wacana kewirausahaan kotemporer serta rencana usaha purnabakti sesuai dengan bidang keahlian yang dipilihnya, sebagai syarat
kelulusan.
5.5 Materi Pembelajaran