Metode pendidikan dengan menggunakan sistem pentahapan. Sistem tersebut merupakan sistem pendidikan dengan mempertimbangkan efisiensi waktu
pendidikan, guna mencapai hasil yang optimal. Sistem pentahapan pendidikan selama satu tahun dibagi menjadi tiga fase:
a. Tahap pertama, merupakan tahap pengondisian dan penanaman karakter dasar kewirausahaan serta kepribadian Islam. Pada tahap ini, kegiatan
yang dilakukan adalah matrikulasi santri baru. Kegiatan ini termasuk kedalam rangkaian seleksi santri, waktu yang digunakan sangat singkat
yaitu antara dua sampai tiga minggu. b. Tahap kedua, adalah tahap pembentukan karakter dasar kewirausahaan dan
kepribadian Islam melalui pendidikan keterampilan, pembiasaaan bisnis dan kemampuan usaha, pengetahuan kewirausahaan, ibadah dan
kemampuan dakwah. c. Tahap ketiga, adalah tahap penerapan atau implementasi dan aksi. Bentuk
kegiatannya adalah santri memiliki tiga tugas pokok, yaitu dakwah, bisnis, dan kegiatan sosial.
Metode karya akhir adalah metode dimana setiap santri diharuskan membuat sebuah karya tulis tentang wawasan bisnis dan berbagai tema yang
berhububugan dengan wacana kewirausahaan kotemporer serta rencana usaha purnabakti sesuai dengan bidang keahlian yang dipilihnya, sebagai syarat
kelulusan.
5.5 Materi Pembelajaran
Materi yang diterapkan di pesantren ini berdasarkan kurikulum pendidikan yang mencerminkan tiga pilar pembentukan pribadi pesantren. Materi-materi di
Perwira Aba menyesuaikan dengan kebutuhan pembelajaran santri-santrinya. Karena dalam penyusunan kurikulumnya didasarkan pada kebutuhan riil di
lapangan dan dalam proses penyusunannya semua pihak terlihat baik pesantren, akademisi santri, dan lembaga pendidikan nasional. Materi pembelajaran di
Perwira Aba terbagi menjadi tiga, yaitu materi kepribadian Islam, profesionalitas, dan kemandirian.
Materi kepribadian Islam, merupakan materi yang terkait dengan pembinaan dan pembelajaran agama Islam bertujuan untuk membentuk pribadi
Islami. Materi dalam kepribadian Islam terdiri bina nasfsiyah Islam yang menerangkan tentang pembinaan diri dalam bahasa arabnya adalah
“nafsi”, bina aqliyah Islam tentang pembinaan akal santri dalam bahasa arabnya
“aqlu”. Materi lainnya adalah hukum Islam yang lebih banyak mengajarkan hukum dalam
berniaga berwirausaha. Serta materi hafalan ayat-ayat pilihan dari Al- Qur’an,
hadis pilihan, materi terjemahan Al- Qur’an. Materi terakhir dalam kepribadian
Islam adalah tahsin, yaitu materi dalam membaca Al- Qur’an seperti ilmu tajwid.
Materi profesionalitas, merupakan materi-materi yang mencakup profesionalitas santri dalam berwirausaha. Materi ini bertujuan untuk
mengembangkan softskill santri di bidang wirausaha agribisnis. Agribisnis yang diajarkan Perwira Aba adalah peternakan dan pertanian. Materi yang terakhir
adalah materi terkait kemandirian meliputi materi kewirausahaan, proposal studi kelayakan usaha, praktek wirausaha, marketing, studi banding, temu tokoh, dan
training pelatihan
5.6 Fasilitas Pendidikan
Sarana-sarana essensial dalam pendidikan pesantren merupakan ciri khas sebuah pondok pesantren, antara lain: masjidsurau, asrama santri, rumah asatidz,
rumah kyai, gedung belajar, dan lain-lain. Sedangkan alat-alat pendidikan merupakan alat-alat yang menunjang proses belajar mengajar di pesantren seperti
bangku, papan tulis, dan lapangan praktek Mastuhu, 1994. Perwira Aba sudah memperlihatkan adanya sarana-sarana yang merupakan
ciri khas pondok pesantren yaitu asrama santri, masjid, gedung belajar, dan lainnya. Sedangkan sarana dan prasarana yang menunjang dalam pembelajaran di
Perwira Aba meliputi: ruang kelas, ruang perpustakaan, meja kursi santri, white board, LCD, laptop, komputer, flip chart, sound system, modul, laboratorium
komputer, service HP, laboratorium peternakan, laboratorium terapi kesehatan,
gerobak usaha atau gerai usaha, dan sarana olah raga.
BAB VI KARAKTERISTIK SANTRI, PENDIDIKAN WIRAUSAHA