BAB V SISTEM PENDIDIKAN WIRAUSAHA AGRIBISNIS
DI PESANTREN WIRAUSAHA AGROBISNIS ABDURRAHMAN BIN AUF
5.1 Profil Pendidikan
Pendidikan wirausaha agribisnis yang diterapkan di Pesantren Wirausaha Agrobisnis Abdurrahman bin Auf Perwira Aba berbentuk pendidikan nonformal
yang mengajarkan keterampilan berwirausaha dalam bidang agribisnis secara optimal kepada peserta didiknya, yaitu santri-santri Perwira Aba. Pendidikan
nonformal menurut pasal 26 ayat 2 dalam UU RI No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menekankan pada pengembangan potensi peserta
didik dalam penguasaan pengetahuan dan keterampilan fungsional serta pengembangan sikap dan kepribadian profesional Hasbullah, 2006. Hal ini dapat
dilihat berdasarkan konsep pendidikan Perwira Aba yang mengacu pada tiga pilar dalam pembentukan pribadi peserta didiknya yaitu profesional dalam pembuatan
keputusan, mandiri dalam menentukan sikap, dan berkepribadian Islam. Dari tiga pilar tersebut, jelas bahwa Perwira Aba merupakan lembaga pendidikan
nonformal yang menekankan pada penguasaan pengetahuan dan keterampilan dalam agribisnis, dan penekanan dalam pengembangan sikap serta kepribadian
profesional seperti yang tertuang di undang-undang. Penyusunan konsep pendidikan wirausaha agribisnis yang mengacu tiga
pilar dalam pembentukan pribadi peserta didik santri di Perwira Aba berdasarkan pada pemahaman tentang hakikat pendidikan Islam sebagaimana
yang disebutkan Daulay 2007. Pendidikan Islam pada dasarnya untuk membentuk pribadi muslim seutuhnya, mengembangkan seluruh potensi manusia
baik yang berbentuk jasmani dan rohani. Hakikat pendidikan Islam di Perwira Aba tercermin dari tujuan-tujuan pendidikan wirausaha agribisnis yang
diterapkan. Tujuan pendidikan ini pada intinya adalah untuk membentuk pribadi komprehensif dan mandiri sebagai pengusaha sukses yang berkepribadian Islam.
Untuk mendukung hal itu, dalam proses pendidikan peserta didik di Perwira Aba diberikan gelar Taruna Pengusaha Profetik yang berarti calon pengusaha
profesional dan mempunyai etika Islam.
Peserta didik di sebuah pondok pesantren biasa disebut dengan santri. Seperti yang disebutkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia 1991. Di Perwira
Aba penyebutan kata “santri” yang biasa digunakan di pesantren-pesantren pada
umumnya, diganti dengan “SanMa Santri Mandiri”. Dari penyebutan tersebut diharapkan agar santri yang dididik benar-benar mandiri secara ekonomi dan
religi. Santri di Perwira Aba menurut Madjid 1990 termasuk santri mukim, karena semua santri di pesantren ini menetap di pondok pesantren dan mempunyai
waktu di pondok 24 jam. Kurikulum dalam pendidikan wirausaha agribisnis ini disusun berdasarkan
kebutuhan riil di lapangan. Proses penyusunan kurikulum melibatkan pihak pesantren, pihak akademisi, kalangan praktisi, dan Dinas Pertanian. Kurikulum
pendidikan pesantren ini selalu berubah setiap tahunnya, karena dalam penyusunan kurikulum melibatkan semua pihak di pesantren termasuk santrinya.
Dari penyusunan ini dapat diketahui bahwa sistem pendidikan yang diterapkan pesantren ini adalah konsep pendidikan orang dewasa. Dalam pendidikan orang
dewasa, peserta didik merupakan subjek bukan objek. Jarvis 1983 dalam Mugniesyah 2006 mengemukakan peranan peserta didik dalam kurikulum
pendidikan orang dewasa. Peserta didik merupakan partisipan aktif dalam menentukan tujuan dan kebutuhan dalam proses belajar mengajar.
Pendidikan orang dewasa menekankan pada kemandirian orang dewasa. Sistem pendidikan dalam pendidikan orang dewasa didefinisikan Darkenwald dan
Merriam 1982 dalam Mugniesyah 2006 bukan hanya sebagai pendidikan dewasa yang menyiapkan orang untuk hidup, tetapi lebih kepada membantu orang
dewasa untuk hidup lebih berhasil. Karenanya pendidikan orang dewasa dimaksudkan untuk membantu orang dewasa dalam meningkatkan kompetensi.
Sistem pendidikan di Perwira Aba pun juga lebih mengarah pada sistem pendidikan orang dewasa. Misalnya, sistem asrama yang mewajibkan para santri
untuk menetap 24 jam di pesantren selama masa pendidikan. Hal tersebut bertujuan untuk melatih kemandirian santri. Selain sistem pendidikan, tujuan,
metode, dan materi pendidikan di Perwira Aba lebih banyak mengacu pada model pendidikan orang dewasa yang dibahas pada sub-bab berikut.
5.2 Sistem Pendidikan