Sistem Pendidikan SISTEM PENDIDIKAN WIRAUSAHA AGRIBISNIS

5.2 Sistem Pendidikan

Penerapan sistem pendidikan wirausaha agribisnis di Perwira Aba terdiri dari enam sistem pendidikan yang mencerminkan ciri khas sebagai pesantren dan prinsip-prinsip belajar mengajar dalam pendidikan orang dewasa. Sistem pendidikan wirausaha agribisnis yang diterapkan bertujuan untuk mencapai hasil yang optimal dan mendidik santri-santrinya untuk mandiri. Pertama, sistem asrama merupakan cerminan sistem pendidikan dengan ciri khas sebagai pesantren. Hal ini terkait dengan pengertian pesantren sebagaimana yang disebutkan Depag RI 2003 dan Tuanaya et al 2007. Pesantren atau yang dikenal dengan pondok oleh Depag RI 2003, berasal dari bahasa Arab funduq, yang berarti tempat menginap asrama. Tuanaya et al 2007 mendefinisikan pesantren sebagai suatu tempat pendidikan dan pengajaran yang didukung asrama sebagai tempat tinggal santri yang bersifat permanen. Dengan demikian, sistem asrama merupakan sistem dimana peserta didik santri tinggal selama 24 jam di tempat menginap asrama dengan pengawasan langsung dari pesantren tersebut. Sistem asrama di Perwira Aba berfungsi untuk mempraktekkan kehidupan santri yang sesuai dengan syariat Islam, membina ukhuwah Islamiyah dengan orang lain, menumbuhkan jiwa kemandirian pada santri, memudahkan pesantren dalam mengawasi perilaku santri-santrinya, dan menanamkan budaya pesantren secara intensif. Kedua, sistem kedisplinan juga merupakan bentuk penerapan sistem pendidikan khas pesantren. Dalam sistem kedisplinan, santri-santri sudah mempunyai jadwal kegiatan sehari-hari yang memaksimalkan 24 jam. Alokasi waktu efektif dalam pembelajaran wirausaha agribisnis di Perwira Aba adalah enam hari dalam satu minggu yaitu hari senin sampai sabtu. Sedangkan hari minggu, merupakan waktu libur untuk santri-santrinya. Meskipun hari libur, para santri Perwira Aba juga mempunyai jadwal untuk mengembangkan dan mengaplikasikan ilmu yang sudah diperoleh serta mengembangkan kapasitas santri sebagai dai dan pengusaha. Kegiatan dimulai dari pukul 03.00 dan diakhiri pada pukul 21.00. Kegiatan-kegiatan di Perwira Aba disusun dengan menyeimbangkan antara kebutuhan ukhrowi maupun duniawi. Kegiatan-kegiatan yang diadakan, merupakan kegiatan dengan mencirikan sebuah pesantren. Misalnya, kegiatan sholat berjama’ah dan hafalan-hafalan ayat dan hadis pilihan. Fungsi sistem kedisiplinan dalam pendidikan wirausaha agribisnis di Perwira Aba adalah untuk menguatkan mental disiplin santri, menanamkan keteraturan, kekompakan, ketepatan, dan ketaatan sehingga waktu 24 jam termanfaatkan secara optimal dan efektif. Penerapan sistem kedisiplinan menggunakan lima pendekatan, yaitu pelatihan olahraga, menyusun kegiatan yang terjadwal, mengadakan outbound training, menetapkan aturan yang jelas dan tegas, dan melakukan aktivitas secara bersama-sama. Ketiga, Sistem Belajar Santri Mandiri SIBESA yang mencerminkan sistem pendidikan dengan prinsip-prinsip belajar mengajar dalam pendidikan orang dewasa menurut Torrens Valley Institute 1997 dalam Mugniesyah 2006, yaitu prinsip belajar aktif Active Learning. Dalam prinsip belajar aktif, peserta didik akan belajar lebih cepat dan efektif jika mereka dilibatkan dalam proses belajar secara efektif atau “learning by doing”. Demikian pula dengan SIBESA, merupakan sistem pendidikan yang mengarahkan para santri untuk terlibat secara aktif dalam proses belajar mengajar, seperti diskusi, praktek langsung, dan sebagainya. Fungsi SIBESA dalam pendidikan di Perwira Aba adalah untuk merangsang keberanian para santri dalam mengemukakan pendapat, melatih respon para santri terhadap suatu keadaan, melatih santri dalam pembuatan keputusan, dan menumbuhkan kreativitas serta inovasi dalam berbagai keadaan. Keempat, sistem penghargaan dan hukuman reward and punishment, merupakan bentuk sistem pendidikan dengan prinsip pendidikan orang dewasa yaitu prinsip imbalan reward menurut Torrens Valley Institute 1997 dalam Mugniesyah 2006. Sistem penghargaan dan hukuman di Perwira Aba merupakan suatu sistem yang mendidik kedisiplinan para santri dalam melaksanakan semua tugas-tugas yang diberikan dengan cara membuat berbagai aturan berupa penghargaan terhadap yang berprestasi dan hukuman bagi yang melanggar. Reward atau hadiah juga diberikan kepada santri yang berprestasi selama mengikuti program dan kegiatan selama di pesantren. Sanksi diberikan kepada santri yang melakukan pelanggaran terhadap tata tertib yang berlaku terdiri dari: a Teguran dan atau peringatan lisan b Teguran dan atau peringatan tertulis c Hukuman bersifat mendidik yang ditetapkan oleh komisi disiplin d Hukuman akhir berupa skorsingdrop out Jenis-jenis pelanggaran yang dapat menyebabkan jatuhnya sanksi: a. Pelanggaran peraturan tata tertib ke-Pesantren-an b. Pelanggaran terhadap syariat Islam c. Plagiasi berupa pengakuan karya orang lain sebagai miliknya d. Pelanggaran tata tertib perkuliahan dan ujian Kelima, sistem beregu adalah sistem pendidikan yang dilakukan secara kelompok regu dengan bimbingan langsung dari pendidik Perwira Aba. Fungsi sistem beregu adalah untuk membina persaudaraan dan kerjasama, membina kepemimpinan dan rasa tanggung jawab, dan menumbuhkan semangat kompetisi. Sistem beregu dilaksanakan dalam kegiatan keamanan dan ketertiban, kebersihan, proses pendidikan. Keenam, sistem praktek dan teori merupakan salah satu bentuk sistem pendidikan dengan prinsip pembelajaran pendidikan orang dewasa menurut Torrens Valley Institute 1997 dalam Mugniesyah 2006, yaitu prinsip praktek dan penguatan practice and improvement. Kegiatan belajar mengajar berlangsung dalam bentuk teori secara klasikal dan praktek langsung di kelas, laboratorium atau di lapangan. Pembelajaran teori mempunyai proporsi 30, sedangkan prakteknya 70. Praktek untuk pelajaran manajemen dan kewirausahaan berupa studi kasus, penugasan-penugasan, dan kegiatan-kegiatan bisnis yang dilakukan santri. Pelajaran agama, praktek berupa pelaksanaan ibadah harian, diskusi dan latihan ceramah atau khotbah.

5.3 Tujuan Pendidikan