pembelajaran, tujuan pendidikan, metode pendidikan, dan fasilitas pendidikan disajikan secara ringkas pada Tabel 2.
Tabel 2 Jumlah dan Persentase Santri Berdasarkan Pendidikan Wirausaha Agribisnis di Perwira Aba.
Pendidikan Wirausaha Agribisnis Santri
Jumlah orang Persentase
Lingkungan Belajar di Pesantren
Kurang Mendukung 1
4
Cukup Mendukung 14
58
Sangat Mendukung 9
38 Materi Pembelajaran
Kurang Bermanfaat
1 4
Cukup Bermanfaat
10 42
Sangat Bermanfaat
13 54
Tujuan Pendidikan
Kurang Sesuai 1
4
Cukup Sesuai 14
58
Sangat Sesuai 9
38 Metode Pendidikan
Kurang tepat
1 4
Cukup Tepat
13 54
Sangat tepat
10 42
Fasilitas Pendidikan
Kurang baik 2
8
Cukup baik 13
54
Sangat baik 9
38 Jumlah
24 100
6.2.1 Lingkungan Belajar di Pesantren
Lingkungan belajar di pesantren merupakan salah satu variabel yang diduga terdapat hubungan dengan kompetensi wirausaha santri baik kompetensi
teknis maupun kompetensi manajerialnya. Lingkungan belajar pada penelitian ini diukur dari penilaian santri mengenai dukungan: keberadaan koran, media
elektronik seperti TV, dan internet untuk kemudahan memperoleh informasi terkait kegiatan wirausaha bisnis. Dukungan dari teman-teman, guru-guru
asatidz, dan masyarakat sekitar dalam pelaksanaan pendidikan wirausaha agribisnis di Perwira Aba. Penilaian santri dikategorikan menjadi kurang
mendukung dengan skor jawaban 12 – 15, cukup mendukung dengan skor
jawaban 16 – 20, dan sangat mendukung dengan skor 21 – 24.
Mengacu pada data yang disajikan Tabel 2, sebagian santri menilai lingkungan belajar di Perwira Aba cukup mendukung 58 dan hanya seorang
santri 4 menilai lingkungan belajar di Perwira Aba kurang mendukung. Dari hasil wawancara dengan salah satu santri, SP menyatakan lingkungan belajar di
pesantren cukup mendukung. “Lingkungan untuk belajar di sini lumayan mendukung mbak,
selain para ustadz guru yang selalu memberikan motivasi dalam belajar. Masyarakat sekitar juga turut mendukung program
pendidikan di pesantren ini. Akses untuk mendapatkan informasi juga mudah, setiap hari pesantren selalu mengupdate berita dari
koran tentang bisnis untuk para santri, akses media elektronik dan internet juga mudah kok, akan tetapi akses untuk televisi agak
terbatas, karena pesantren tidak menyediakan televisi. Untuk menonton, kita sering bertandang di masyarakat sekitar
pesantren”.
6.2.2 Materi Pembelajaran