korban.Hal ini dimaksud untuk mewujudkan prinsip no safe heaven tidak ada tempat berlindung bagi pelaku kejahatan yang digolongkan ke dalam hastis
humanis generis musuh seluruh umat manusia.Untuk kejahatan terhadap kemanusiaan sebagaimana kejahatan perang dan genosida tidak dikenal adanya
daluawarsa.
17
4. Tanggung Jawab Individu
Dari ketentuan tentang penggolongan kejahatan terhadap kemanusiaan berdasarkan Statuta Roma di atas dapat dilihat bahwa kejahatan ini tidak saja
terjadi pada masa perang atau konflik bersenjata tetapi juga dapat terjadi pada masa damai dan pihak yang bertanggung jawab tidak terbatas kepada aparatur
negara tetapi juga pihak yang bukan dari unsur negara.
Pertanggungjawaban individual individual responsibility merupakan prinsip yang diikuti sejak diperkenalkan dalam Peradilan Nuremberg. Ketika
Pengadilan Nuremberg digelar, para terdakwa menyangkal bahwa mereka memiliki kewajiban di depan hukum internasional. Mereka menegaskan, bahwa
sebagai individu, mereka hanya memiliki kewajiban kepada negara Jerman di bawah Nazi dan negara Jermanlah yang harus memikul pertanggungjawaban
internasional.
18
17
Mahkamah Agung Republik Indonesia bekerjasama dengan Kedutaan Besar Kerajaan Denmark, The Asia Foundation dan Lembaga Studi dan Advokat Masyarakat ELSAM, Op.Cit.,
hlm. 22.
18
Arie Siswanto, Yurisdiksi Material Mahkamah Kejahatan Internasional, Ghalia Indonesia, Bogor, 2005, hlm. 44.
Namun, alasan itu ditolak karena Pasal 6 Piagam London menyatakan “…leaders, organizers, instigators, and accomplices participacing in
the formulation or execution of a common plan or conspiracy tocommit any of the
foregoing crimes ares responsible for all acts performed by any persons in execution of such plan” para pemimpin, penyelenggara, penghasut dan kaki
tangan yang turut serta atau konspirasi untuk melaksanakan kejahatan yang sedang berlangsung, bertanggung jawab atas semua tindakan yang dilakukan oleh
setiap orang dalam pelaksaan sebagaimana rencana yang dimaksud. Indonesia merupakan salah satu negara yang juga menganut prinsip
pertanggungjawaban individu sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2000 tentang Pengailan HAM pasal 1 4 menyebutkan, “Setiap
orang adalah orang perseorangan, kelompok orang, baik sipil, miiliter, maupun polisi yang bertanggung jawab secara individual”.
19
5. International Criminal Court