Penetapan Konflik Bersenjata di Republik Kongo Sebagai Kejahatan

Walaupun mereka tidak mengambil bagian dalam pertempuran dan melarikan diri menuju instansi Bogoro untuk mengungsi.Setelah jatuhnya perkemahan UPC dan pertempuran telah berakhir, para penyerang tetap melanjutkan memburu para penduduk yang bersembunyi dan membunuh serta memperkosa beberapa wanita. Mengingat semua hal yang terjadi sebelumnya, pengadilan memutuskan bahwa pada 24 Februari 2003 penyerangan tersebut sebenarnya diarahkan terhadap penduduk sipil desa Bogoro untuk menghapuskan populasi Hema karena kombatan Ngiti menganggap bahwa UPC dan etnis Hema merupakan musuh mereka. Pengadilan menemukan bahwa penduduk Bogoro merupakan target utama dalam operasi penyerangan ini. 95

B. Penetapan Konflik Bersenjata di Republik Kongo Sebagai Kejahatan

Internasional oleh Dewan Keamanan PBB Perserikatan Bangsa-Bangsa PBB – United Nations adalah organisasi internasional yang didirikan untuk menjaga perdamaian dan keamanan dunia, memajukan dan mendorong penghormatan HAM, membina pembangunan ekonomi dan sosial, melindungi lingkungan, dan menyediakan bantuan kemanusiaan apabila terjadi kelaparan, bencana alam, dan konflik bersenjata. Organisasi ini didirikan di San Fransisco pada 24 Oktober 1945 dan anggotanya hampir seluruh negara di dunia. PBB memiliki organ-organ penting di dalamnya yaitu Majelis Umum PBB, Dewan Keamanan PBB, Dewan Ekonomi dan Sosial, Sekretariat, dan 95 Summary of Trial Chamber II’s Judgment of 7 March 2014, pursuant to article 74 of the Statute in the case of The Prosecutor v. Germain Katanga, parg. 39. Mahkamah Internasional. Dewan Keamanan PBB merupakan badan terkuat dalam organisasi PBB dan ditugaskan untuk menjaga perdamaian dan keamanan antar negara sedangkan organ-organ lain hanya bisa membuat rekomendasi untuk pemerintah negara anggota. Adapun beberapa fungsi dari Dewan Keamanan PBB yaitu: 96 1. Memelihara perdamaian dan keamanan internasional selaras dengan azas- azas dan tujuan PBB 2. Menyelidiki tiap-tiap persengketaan atau situasi yang dapat menimbulkan pergeseran internasional 3. Mengusulkan metode-metode untuk menyelesaikan sengketa-sengketa yang demikian atau syarat penyelesaian 4. Merumuskan rencana-rencana untuk menetapkan suatu sistem mengatur persenjataan Sebagai badan terkuat dalam memelihara perdamaian dan keamanan dunia keputusan yang dikeluarkan Dewan Keamanan PBB mempunyai kekuatan hukum yang mengikat dan bahkan dapat bertentangan dengan prinsip hukum internasional.Keputusan yang dikeluarkan tersebut dinamakan resolusi. Resolusi adalah suatu hasil keputusan dari suatu masalah yang telah disetujui melalui konsensus maupun pemungutan suara menurut aturan dan tata cara yang telah ditetapkan oleh organisasi internasional atau badan yang bersangkutan. Resolusi terdiri dari dua bagian, yaitu paragraf yang bersifat mukadimah preambule paragraph dan paragraf yang bersifat operasional operative paragraph. 96 Perserikatan Bangsa‐Bangsa, Tugas Dan Fungsi Dewan Keamanan, http:id.wikipedia.orgwikiDewan_Keamanan_Perserikatan_Bangsa‐Bangsa.Diakses pada 15 Maret 2015. Menurut Black’s Law Dictionary Resolusi adalah “A formal expression of the opinion or will of an official body or a public assembly, adopted by vote; as a legislative resolution”. 97 Istilah “resolusi” yang digunakan oleh PBB tidak hanya mencakup akan suatu rekomendasi melainkan juga keputusan. 98 Sebagai badan terkuat maka kekuatan mengikat resolusi Dewan Keamanan PBB tidak hanya mengikat bagi negara yang merupakan anggota PBB tetapi juga mengikat negara- negara yang bukan anggota PBB. 99 Menurut Bab VII Piagam PBB, Dewan Keamanan dapat merujuk suatu “situasi” ke Peradilan Pidana Internasional ketika kejahatan yang dibahas Statuta Roma telah dilakukan. Hal tersebut akan menjadi dasar bagi Jaksa Penuntut untuk memulai sebuah penyelidikan. Karena situasi yang dirujuk Dewan Keamanan didasarkan pada kemampuannya yang bersifat mengikat dan secara hukum dapat ditegakkan di semua negara, pelaksanaan yurisdiksi ICC menjadi alat penegak Dewan. Seperti yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya bahwa suatu kasus atau konflik dapat diajukan ke ICC oleh anggota Statuta Roma, Jaksa Penuntut dan Dewan Keamanan PBB. Dengan demikian maka Dewan Keamanan juga memiliki peranan dalam kerja Peradilan Pidana Internasional.ICC dan Dewan Keamanan PBB bekerja saling melengkapi. Statuta Roma mengakui peran Dewan Keamanan dalam memelihara perdamaian dan keamanan internasional, 100 97 Bryan A. Garner, Black’s Law Dictionary.hlm. 457. 98 Marko Divac Oberg, The Legal Effect of Resolution of The UN Security Council and General Assembly in The Jurisprudence of The ICJ, 16 Eur.J.Int’l.L.2006. hlm. 879 99 Pasal 25, Pasal 2 ayat 6 dan PasaL 49 Piagam PBB. 100 Koalisi Masyarakat Sipil untuk Mahkamah Pidana Internasional, Op.Cit., hlm. 12. Salah satu peristiwa mengerikan yang mengambil perhatian internasional adalah kejahatan yang terjadi di Republik Demokrasi Kongo.Karena dianggap mengancam keamanan dan perdamaian dunia maka Dewan Keamanan PBB memberikan perhatian khusus dengan mengeluarkan beberapa resolusi yang terkait dengan konflik yang terjadi di wilayah Ituri Republik Demokrasi Kongo. Resolusi 1484 101 Resolusi 1493 Di dalam paragraf mukadimah resolusi yang dikeluarkan pada Mei 2003 ini disebutkan bahwa situasi di wilayah Ituri dan Bunia merupakan ancaman bagi proses perdamaian di Republik Demokratik Kongo dan keamanan di wilayah Great Lakes. Selain itu, pada ayat 5 yang terdapat dalam resolusi ini menyatakan agar semua pihak dalam konflik di Ituri untuk segera menghentikan permusuhan dan menegaskan bahwa hukum humaniter internasional harus dihormati dan tidak akan ada impunitas bagi orang yang melanggarnya. Dalam resolusi ini juga disebutkan agar pelaku kejahatan dapat diadili. 102 Resolusi ini dibuat dengan pertimbangan permusuhan yang berkelanjutan yang terjadi di bagian timur Republik Demokratik Kongo, khususnya di Kivu Utara dan Selatan dan di Ituri, pelanggaran berat hak asasi manusia dan hukum humaniter internasional yang juga terjadi.Dan juga yang menjadi perhatian yaitu 101 UN Security Council Resolution 1484 2003, adopted by the security council at its 4764 th meeting, on 30 May 2003. 102 UN Security Council Resolution 1493 2003, adopted by the security council at its 4797 th meeting, on 28July 2003. situasi di Republik Demokratik Kongo yang terus-menerus menjadi ancaman bagi perdamaian dan keamanan internasional di wilayah tersebut. Ayat 8 resolusi ini menyebutkan mengecam keras tindak kekerasan sistematis yang dilakukan terhadap warga sipil termasuk pembantaian, serta kekejaman dan pelanggaran hukum humaniter internasional dan hak asasi manusia khususnya kekerasan seksual terhadap perempuan dan anak perempuan.Oleh karena itu, maka perlunya untuk mengadili orang-orang yang bertanggung jawab atas kekerasan tersebut termasuk orang-orang yang berada di tingkat atasan. Resolusi ini juga mendesak negara tetangga Republik Demokratik Kongo khususnya Rwanda dan Uganda yang memeiliki pengaruh terhadap gerakan dan kelompok-kelompok bersenjata yang beroperasi disana untuk membantu menyelesaikan perselisihan dengan cara damai seperti yang terdapat dalam ayat 24. Resolusi ini berisi beberapa tuntutan seperti dalam ayat 15 agar semua pihak berhenti dari campur tangan dalam kebebasan bergerak anggota PBB, ayat 18 yang menyebutkan menuntut semua negara khususnya yang berada di wilayah DRC untuk memastikan bahwa tidak ada bantuan langsung atau tidak langsung terutama bantuan militer atau keuangan diberikan kepada gerakan dan kelompok- kelompok bersenjata di DRC. Resolusi 1533 103 103 UN Security Council Resolution 1533 2004, adopted by the security council at its 4926 th meeting, on 12 March 2004. Mengingat resolusi sebelumnya yaitu resolusi 1493 dan mengulangi keprihatinan mengenai keberadaan kelompok bersenjata dan milisi di bagian timur Republik Demokratik Kongo khususnya Kivu Utara dan Selatan dan Ituri dan melihat situasi di DRC yang terus menjadi ancaman bagi perdamaian dan keamanan internasional maka dikeluarkanlah resolusi ini sebagai kelanjutan dalam penyelesaian konflik di wilayah tersebut. Resolusi ini menegaskan permintaan ditetapkan dalam ayat 20 dari resolusi 1493 agar semua negara mengambil tindakan yang diperlukan untuk mencegah pasokan senjata dan setiap perlengkapan yang terkait atau bantuan- bantuan kepada kelompok-kelompok bersenjata yang beroperasi di wilayah konflik tersebut. Resolusi 1552 104 Resolusi 1555 Sama halnya seperti resolusi sebelumnya, resolusi ini dikeluarkan karena memperhatikan konflik yang terjadi di Republik Demokratik Kongo.Resolusi ini bertindak untuk menegaskan kembali tuntutan yang terdapat di resolusi 15 dan 18 yang terdapat dalam resolusi 1493. 105 Resolusi ini menegaskan komitmennya untuk menghormati kedaulatan, integritas teritorial dan kemerdekaan politik Republik Demokratik Kongo dan 104 UN Security Council Resolution 1552 2004, adopted by the security council at its 5011 th meeting, on 27 July 2004. 105 UN Security Council Resolution 1533 2004, adopted by the security council at its 5014 th meeting, on 29 July 2004. semua negara di kawasan tersebut. Dan untuk mendukung perdamaian dan proses rekonsiliasi nasional. Dari beberapa resolusi yang telah disebutkan di atas maka sudah sepatutnya Republik Demokratik Kongo khususnya di wilayah Ituri ditetapkan sebagai wilayah yang berkonflik.Banyaknya konflik yang terjadi di Ituri yang mengancam perdamaian dan keamanan internasional seperti kejahatan yang dilakukan oleh Germain Katanga.Kasus ini pun akhirnya dibawa ke Mahkamah Pidana Internasional untuk penyelesaian lebih lanjutnya.

C. Putusan ICC dalam Kejahatan Pelanggaran Kemanusiaan oleh

Dokumen yang terkait

Tinjauan Konvensi Jenewa 1949 Atas Dugaan Kejahatan Kemanusiaan Dalam Konflik Bersenjata Non Internasional di Suriah

2 80 104

Tanggung Jawab Individu Terhadap Penghancuran Benda Budaya Dalam Konflik Bersenjata Di Mali (Studi Kasus Atas Putusan Icc Tahun 2016 Pada Kejahatan Ahmad Al Faqi Al Mahdi)

0 0 15

Tanggung Jawab Individu Terhadap Penghancuran Benda Budaya Dalam Konflik Bersenjata Di Mali (Studi Kasus Atas Putusan Icc Tahun 2016 Pada Kejahatan Ahmad Al Faqi Al Mahdi)

0 1 2

Tanggung Jawab Individu Terhadap Penghancuran Benda Budaya Dalam Konflik Bersenjata Di Mali (Studi Kasus Atas Putusan Icc Tahun 2016 Pada Kejahatan Ahmad Al Faqi Al Mahdi)

0 0 27

Tanggung Jawab Individu Terhadap Penghancuran Benda Budaya Dalam Konflik Bersenjata Di Mali (Studi Kasus Atas Putusan Icc Tahun 2016 Pada Kejahatan Ahmad Al Faqi Al Mahdi)

2 3 40

Tanggung Jawab Individu Terhadap Penghancuran Benda Budaya Dalam Konflik Bersenjata Di Mali (Studi Kasus Atas Putusan Icc Tahun 2016 Pada Kejahatan Ahmad Al Faqi Al Mahdi) Chapter III V

0 0 54

Tanggung Jawab Individu Terhadap Penghancuran Benda Budaya Dalam Konflik Bersenjata Di Mali (Studi Kasus Atas Putusan Icc Tahun 2016 Pada Kejahatan Ahmad Al Faqi Al Mahdi)

1 6 7

Tanggung Jawab Individu Terhadap Penghancuran Benda Budaya Dalam Konflik Bersenjata Di Mali (Studi Kasus Atas Putusan Icc Tahun 2016 Pada Kejahatan Ahmad Al Faqi Al Mahdi)

0 0 30

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pelanggaran terhadap ketentuan-ketentuan hukum internasional, termasuk - Tanggung Jawab Individu Terhadap Kejahatan Kemanusiaan Dalam Konflik Bersenjata Di Wilayah Ituri Republik Kongo(Studi Kasus Atas Putusan Icc Pada

0 0 21

Tanggung Jawab Individu Terhadap Kejahatan Kemanusiaan Dalam Konflik Bersenjata Di Wilayah Ituri Republik Kongo(Studi Kasus Atas Putusan Icc Pada Kejahatan Germain Katanga)

0 1 10