Dalam pasal tersebut dapat diartikan bahwa setiap individu harus bertanggumg jawab atas segala tindakan yang dilakukannya terlebih tindakan
yang dilakukannya merupakan suatu kejahatan yang dapat merugikan orang lain.
B. Paham
“Impunity” dalam Kejahatan Internasional
Impunity atau impunitas dipahami sebagai “Tindakan yang mengabaikan hukum terhadap pelanggaran” atau diartikan sebagai “Absence of
punishment”.
65
Istilah impunity menandakan suatu proses dimana sejumlah individu luput dari berbagai bentuk penghukuman terhadap berbagai tindakan
illegal maupun kriminal yang mereka lakukan.
66
Seperti yang kita ketahui salah satu tujuan didirikannya ICC adalah untuk menghapuskan praktek impunitas.Impunitas adalah keadaan tidak dapat dituntut
secara pidana terhadap orang-orang yang memiliki imunitas.Imunitas ialah kekebalan hukum yang dimiliki oleh orang-orang tertentu karena jabatan yang dia
miliki, misalnya Kepala Negara dan Perwakilan Diplomatik.Prinsip impunity menegaskan bahwa tidak boleh adanya sebuah imunitas terhadap setiap orang
yang dipandang wajib dan sangat bertanggung jawab jawab atas kejahatan terlepas dari asal usul atau status sosial atau kepangkatannya.
67
Istilah Impunity sendiri telah ada sejak Piagam Nuremberg, Tokyo, Konvensi Jenewa 1949, ICTY, ICTR, dan disempurnakan dalam Pasal 28 Statuta
Roma 1998. Prinsip ini memiliki tujuan untuk dapat menghukum “The most
65
Unpad Journal of International Law, Loc.Cit.
66
Genevieve Jacques, Beyond Impunity: An Ecumenical Approach to Truth, Justice and Reconciliation, Geneva: WWC Publication, 2000, hlm. 1.
67
Romli Atmasasmita, Pengantar Hukum Pidana Internasional Bagian II, Hecca mitra Utama, Jakarta, 2004, hlm. 15.
responsible person” walaupun orang tersebut memiliki posisi sebagai pemegang kekuasaan yang sulit terjangkau hukum.
68
1. Piagam London, dalam Pasal 7 menyatakan, “Posisi resmi dari terdakwa,
apakah sebagai kepala Negara atau pejabat resmi yang bertanggung jawab departemen pemerintahan, tidak akan dipertimbangkan sebagai alasan
membebaskan mereka dari pertanggungjawaban atau meringankan hukuman”.
Di dalam pembukaan Statuta Roma 1998 secara tegas ditetapkan bahwa keberadaan ICC adalah untuk mengakhiri impunity dan mengupayakan
pencegahan terjadinya kejahatan.Prinsip impunity bertujuan meningkatkan efisiensi dan efektivitas penegakan hukum terhadap kejahatan-kejahatan serius
yang membahayakan atau mengancam, kehidupan masyarakat internasional. Tujuan utama prinsip ini tertera dalam Pasal 28 Statuta Roma yang secara
rinci mengatur bahwa seseorang atasan baik militer maupun sipil harus bertanggung jawab secara pidana ketika terjadi kejahatan dalam yurisdiksi ICC
yang dilakukan oleh anak buahnya. Prinsip impunity telah ada dalam beberapa instrumen internasional,
diantaranya;
69
2. Dalam International Military Tribunal for The Far East IMFTE atau
Peradilan Tokyo, terdapat dalam Pasal 6 CIMTFE yang berisikan bahwa:
70
“Tidak satu pun dari pejabat resmi, pada waktu kapan pun, karena suatu dakwaan atau berdasarkan suatu fakta, bahwa perbuatan yang
didakwakan merupakan bentuk dari menjalankan tugas dari pemerintah
68
UNPAD Journal of International Law, Loc. Cit.
69
Tolib Effendi, Op.Cit., hlm. 164.
70
Ibid, hlm. 178.
atau dari perintah jabatan yang lebih tinggi dari dirinya, cukup untuk membebaskan dirinya dari pertanggungjawaban dari kejahatan yang
didakwakan terhadapnya, akan tetapi keadaan-keadaan tertentu dimungkinkan untuk dipertimbangkan dalam memperingati hukuman
jika pengadilan menentukan demi keadilan.”
3. Pasal 7 ayat 2 Statuta ICTY yang menyebutkan, “Posisi resmi dari orang
yang dituntut, apakah sebagai kepala Negara atau kepala pemerintah atau sebagai pejabat pemerintah yang bertanggung jawab, tidak dapat dibebaskan
dari pertanggungjwaban pidana maupun pengurangan hukuman”.
71
4. Pasal 27 Statuta Roma 1998 sendiri mengatur sebagai berikut:
Ketentuan tersebut ditulis kembali dalam Pasal 6 ayat 2 Statuta ICTR.
72
a. Statuta ini akan berlaku kepada setiap orang tanpa melihat perbedaan
berdasarkan jabatannya dalam pemerintahan. b.
Kekebalan atau peraturan prosedural khusus yang melekat pada kapasitas jabatan seseorang, di bawah hukum nasional atau hukum internasional
tidak akan membatasi ICC dalam melakukan yurisdiksinya terhadap orang tersebut.
C. Kejahatan Kemanusiaan dalam Konflik Bersenjata