3
A. OBSERVASI LAPANG
Observasi lapang
dilakukan untuk mempelajari proses pengolahan
susu dan sistem pengendalian mutu, serta hubungannya dengan pengendalian
proses secara
statistik untuk
menentukan ruang
lingkup permasalahan
yang akan
dikaji. Observasi
lapang ini
mencakup pengamatan proses pengolahan susu
serta mengumpulkan
informasi mengenai sistem pengendalian mutu
untuk produk susu UHT Real Good sereal strawberry di PT. Greenfields
Indonesia, Malang.
B. PENGUMPULAN DATA
Data yang dikumpulkan adalah data yang diambil langsung dari contoh
produk susu yang sudah jadi dan dikemas dengan kemasan primer tetra
fino . Pengamatan yang dijadikan dasar
dalam pengambilan sampel adalah mesin pengemas yang digunakan dalam
lini produksi, yaitu mesin pengemas yang lama dan mesin pengemas yang
baru. Jumlah mesin yang dijadikan pengamatan berjumlah tiga buah, yaitu
mesin D, mesin E, dan mesin G. Mesin D dan E adalah mesin A1 Fino baru,
sedangkan mesin G adalah mesin TFA lama.
Frekuensi pengambilan sampel dilakukan
terhadap masing-masing
mesin dalam setiap kali produksi. Pengambilan
sampel dilakukan
sebanyak 10 sampel untuk masing- masing subgrup. Subgrup merupakan
kondisi perubahan yang ditentukan fluktuasi, seperti waktu jam, hari,
batch
, dan lain-lain. Subgrup ditetapkan dalam bentuk batch, dalam hal ini untuk
mesin filling adalah kondisi ketika mesin digunakan setelah sebelumnya
berhenti atau setelah CIP Clean In Place
,baik intermediate maupun final. Jika mesin yang digunakan lancar
selama proses produksi, maka bisa diperoleh satu subgrup. Namun, jika
terjadi CIP
seperti yang
telah disebutkan sebelumnya, maka bisa
diperoleh lebih dari satu subgrup dalam satu kali proses produksi.
Jumlah data untuk setiap subgrup berjumlah 3–10 buah dan diperlukan
jumlah subgrup sekitar 25 buah. Setiap 20-30 subgrup, control limit CL akan
dihitung ulang Lee, et al., 1998. Akan tetapi menurut Dahlgaard, et al. 1998,
biasanya jumlah data untuk setiap subgrup disarankan sebanyak 5 buah
dan diperlukan
sekurang-kurangnya terdapat 16-20 subgrup. Dalam hal ini
untuk mesin D dan E sebanyak 17 subgrup serta mesin G sebanyak 19
subgrup.
Karakteristik sampel yang diukur adalah bobotnya. Pengukuran dilakukan
melalui penimbangan bobot susu bantal Real Good UHT sereal strawberry yang
telah dikemas dengan tetra fino yang diambil dari conveyor saat mesin filling
digunakan
dan keeping
sample .
Penimbangan sampel dilakukan dengan menggunakan timbangan digital yang
terdapat di laboratorium QC divisi Milk Processing
dengan ketelitian
satu desimal. Sampel yang diukur kemudian
dirata-rata bobotnya untuk selanjutnya dinyatakan sebagai subgrup.
C. TEKNIK PENYUSUNAN TOOLS
SPC
Beberapa teknik
penyusunan yang dilakukan adalah : 1 Bagan
kendali X-bar dan R, 2 Kapabilitas proses apabila proses sudah terkendali,
3 Diagram sebab-akibat fishbone diagram
, 4 Why-why analisis, dan 5 Diagram
Pareto. Pengolahan
data menggunakan software Minitab 14.12.
1. Bagan Kendali X-bar dan R
Langkah-langkah pembuatan bagan kendali X-bar dan R adalah :
1. Kumpulkan data. Data dan cara pengambilannya
harus sama
dengan yang akan dilakukan pada waktu yang akan datang.
2. Masukkan data ke dalam subgrup. Subgrup dapat sesuai
dengan pengukuran atau urutan lot dan masing-masing harus
terdiri dari dua sampai lima sampel. Data tersebut harus
dibagi ke dalam subgrup dengan kondisi:
a. Data diperoleh
dengan kondisi teknik yang sama
harus membentuk
satu subgrup.
b. Sebuah subgrup tidak boleh memasukkan data dari lot
atau sifat yang berbeda. 3. Catat data pada lembaran data.
4
4. Cari nilai rata-rata X yaitu jumlah x dibagi dengan n
ukuran subgrup. 5. Cari kisaran R selisih terbesar
dan terkecil. 6. Hitung harga rata-rata total X-
bar, yaitu harga X dibagi k jumlah subgrup.
7. Hitung harga rata-rata R yaitu jumlah R seluruh subgrup dibagi
dengan k. 8. Hitung
batas-batas pengendalian.
Bagan kendali X-bar : Garis pusat CL Control Limit
= X-bar Batas kendali atas UCL Upper
Control Limit
= X-bar + A2 R Batas
kendali bawah
LCL Lower Control Limit = X-bar –
A2 R Bagan kendali R :
Garis pusat CL Control Limit = R
Batas kendali atas UCL Upper Control Limit
= D4 R Batas
kendali bawah
LCL Lower Control Limit = D3 R
9. Susun bagan kendali. 10.Gambar titik-titik X-bar dan R
untuk setiap subgrup pada garis vertikal yang sama.
11.Tulis informasi yang diperlukan. 2. Kapabilitas Proses
Rumus menentukan kapabilitas proses adalah :
= R d2 Cp = USL – LSL 6
Cpk = min CPL, CPU, dimana CPL = X-bar – LSL 3
CPU = USL – X-bar 3 Keterangan :
Cp = Indeks kapabilitas proses Process Capability Index
Cpk = Indeks performansi Kane Kane Performance Index
USL = Batas spesifikasi atas Upper Spesification Limit
LSL = Batas spesifikasi bawah Lower Spesification Limit
CPL = Indeks performansi bawah Lower Performance Index
CPU = Indeks performansi atas Upper Performance Index
= Simpangan baku Nilai-nilai
konstanta yang
diperlukan dalam
perhitungan bagan kendali dan kapabilitas
proses dapat dilihat pada Tabel 1 berikut ini.
Tabel 1. Konstanta bagan kendali.
Sumber : Fryman 2002.
3. Diagram Sebab Akibat Fishbone Diagram