Mesin Aplikasi Statistical Process Control (Spc) Dalam Pengendalian Bobot Bersih Susu Uht (Ultra High Temperature) Real Good Sereal Strawberry Di PT. Greenfields Indonesia, Kabupaten Malang

60

1. Mesin

Mesin filling merupakan faktor yang paling berpengaruh secara langsung terhadap variasi berat produk susu UHT Real Good sereal strawberry yang dihasilkan. Mesin filling yang digunakan telah mengalami pengaturansetting sedemikian rupa hingga proses produksi berlangsung secara otomatis. Kesalahan dalam setting, cara penggunaan, maupun proses maintenance mesin dapat berakibat secara langsung terhadap mutu produk yang dihasilkan. Mesin A1 Fino mesin D dan E memiliki volume flap yang dapat diputar untuk mengatur berat produk yang dihasilkan. Volume flap harus diperhatikan agar tidak bergeser ketika mesin filling digunakan. Jarak volume flap dengan jaw di depan juga harus diperhatikan dan dijaga jangan sampai bergeser. Pergeseran volume flap maupun setting volume flap yang tidak teliti dapat menyebabkan variasi berat produk yang tidak sesuai spesifikasi. Volume flap mesin TFA memiliki pengaturan yang lebih rumit dibandingkan dengan mesin A1 Fino. Walaupun volume flap mesin TFA juga dapat diputar untuk mengatur berat produk yang diinginkan, tetapi jika terjadi berat produk yang berlebih dan volume flap sudah tidak dapat diputar lagi untuk mengurangi berat maka shim yang ada di dalam volume flap harus dikurangi. Hal sebaliknya dilakukan jika berat produk yang dihasilkan lebih sedikit. Shim merupakan lempengan stainless steel tipis yang digunakan di dalam volume flap untuk menjaga jarak putarnya sebesar 0,3 ml. Jaw mesin TFA merupakan jaw yang telah dimodifikasi dengan dilakukan penambahan lempeng stainless steel agar ukurannya menjadi lebih tebal dan menghasilkan produk dengan volume yang lebih sedikit. Setting awal jaw mesin TFA digunakan untuk produk dengan volume 200 ml, tetapi karena produk susu UHT Real Good memiliki volume 180 ml maka jaw perlu diatur ulang. Jaw merupakan elemen yang berfungsi dalam sealing dan cutting produk, sekaligus yang menentukan banyaknya volume produk yang dihasilkan. Jaw terdiri atas plat stainless steel dengan 61 ukuran tertentu agar berat produk yang dihasilkan dapat sesuai dengan spesifikasi. Jika ukuran jaw ditambah, maka akan dihasilkan berat produk yang lebih sedikit, sedangkan jika ukurannya dikurangi maka berat produk yang dihasilkan akan bertambah. Berbeda dengan mesin TFA, pengaturan mesin A1 Fino dilakukan terhadap kecepatan mesin dalam menghasilkan produk. Mesin A1 Fino memiliki pengaturan awal kecepatan untuk menghasilkan 10.500 pak produkjam dengan volume 200 ml. Oleh karena itu, untuk menghasilkan produk susu UHT Real Good yang memiliki volume 180 ml kecepatan mesin A1 Fino ditingkatkan menjadi 10.700 pakjam. Faktor lain yang berpengaruh adalah pressure produk yang digunakan selama proses produksi berlangsung. Pressure produk untuk produk susu UHT Real Good sereal strawberry diatur sebesar 1,2 bar. Lini untuk mengalirkan produk hanya terdapat satu buah terhadap mesin yang digunakan untuk produksi. Secara berurutan pressure produk dialirkan dari mesin G, I, K, L, N, D, dan E. Walaupun begitu, tekanan ini sebenarnya berfluktuasi pada keadaan awal transfer produk maupun jika terjadi stop mesin, sehingga jika terdapat satu saja mesin yang stop di tengah proses produksi maka fluktuasi tekanan dapat berdampak pada mesin-mesin yang lainnya. Akibatnya berat produk yang dihasilkan juga akan berfluktuasi. Untuk mesin A1 Fino, masalah fluktuasi seperti ini sebenarnya sudah diantisipasi dengan filling pipe yang dilengkapi dengan sensor, sehingga katup pada filling pipe terbuka sesuai dengan jumlah produk pada filling pipe . Mesin TFA masih memiliki filling pipe dengan sistem mekanik, sehingga, tidak cukup akurat untuk mendeteksi fluktuasi tekanan produk pada filling pipe. Akibatnya, walaupun terjadi tekanan yang berlebih atau berkurang, katup pada filling pipe tetap terbuka sesuai pengaturan yang dilakukan terhadap mesin. Namun hal ini juga tidak dapat mengatasi terjadinya fluktuasi pressure produk seandainya sering terjadi stop pada mesin filling yang digunakan dalam proses produksi. 62 Kestabilan outlet valve sangat dipengaruhi oleh pelumas yang diberikan. Pemberian pelumaslubricant dilakukan dengan benar dan teliti agar kemampuan mesin dalam proses produksi dapat selalu berada dalam kondisi optimal. Setiap mesin memiliki level pelumas untuk melumasi mesin setiap 15 menit sekali ketika mesin digunakan dalam proses produksi. Oleh karena itu, level pelumas setiap mesin harus selalu diperhatikan kondisinya agar mencukupi kebutuhan selama mesin digunakan dalam proses produksi. Jika pelumas habis dan dalam 30 menit tidak dilakukan pengisian kembali sesuai dengan level pelumas awal, maka mesin akan berhenti. Selain itu, kebocoran yang terjadi pada outlet valve juga dapat menyebabkan mesin mati karena produk akan menyembur keluar. Hal ini lebih sering terjadi pada mesin A1 Fino. Oleh karena itu, outlet valve harus dijaga agar tidak bocor saat produksi dilakukan karena dapat menyebabkan mesin mati. Mesin yang mati secara otomatis akan menyebabkan perubahan pressure produk bagi mesin yang lainnya, sehingga dapat menyebabkan aliran produk pada mesin filling menjadi tidak stabil dan menyebabkan volume produk yang terisi juga berfluktuasi. Ruang filling sebenarnya juga memiliki timbangan digital yang sebelumnya digunakan untuk menimbang berat produk yang dihasilkan begitu keluar dari mesin filling. Namun, penimbangan lebih sering dilakukan di laboratorium QC karena timbangan yang terdapat di ruang filling terletak dekat dengan blower, sehingga angka yang tertera dalam timbangan selalu berfluktuasi akibat tiupan angin yang berasal dari blower . Idealnya penimbangan dilakukan di ruang filling karena pengukuran data akan menjadi lebih cepat. Timbangan yang terdapat di ruang filling sebaiknya dipindahkan ke tempat yang tidak terpengaruh tiupan angin dari blower.

2. Manusia