Meningkatkan kerjasama antar pelaku

78 pasaran baik untuk kebutuhan lokal maupun antar pulau. Karena itu pelaku-pelaku lainnya menilai untuk lebih memprioritaskan nelayan sebagai target pembinaan dalam usaha perikanan kakap putih. Kondisi nelayan di Kabupaten Mimika masih dikategorikan kepada skala nelayan tradisional yang dicirikan oleh kesederhanaan usaha penangkapan baik kuantitas dan kualitas alat tangkap yang digunakan. Untuk meningkatkan peran nelayan dalam upaya pengembangan perikanan kakap putih maka perlu dilakukan pembinaan nelayan yang kontinu melalui pelatihan teknis penangkapan, manajemen usaha, dan mengintensifkan penyuluhan-penyuluhan di lapangan. Selain itu, program pemberdayaan nelayan dengan melakukan motorisasi unit penangkapan sangat diperlukan bagi nelayan di Kabupaten Mimika. Pembinaan nelayan yang kontinu tersebut diharapkan dapat meningkatkan dan menjaga mutu hasil tangkapan, meningkatkan jenis dan kualitas alat tangkap yang sesuai dengan ikan target yang akan ditangkap, menjamin ketersediaan kakap putih dan menjaga hubungan kerjasama antar pelaku lainnya.

6.4.1.2 Meningkatkan kerjasama antar pelaku

Pengembangan perikanan kakap putih di Kabupaten Mimika diharapkan tetap mengacu pada pertimbangan aspek biologi, teknis, sosial dan ekonomi. Pertimbangan aspek-aspek tersebut dimaksudkan agar pemanfaatan potensi sumberdaya kakap putih menguntungkan dan berkelanjutan. Pemanfatan potensi sumberdaya yang optimal dalam upaya meningkatkan produksi diikuti dengan keuntungan ekonomi yang maksimal. Bagi pelaku-pelaku perikanan upaya peningkatan produksi akan mengarah kepada peningkatan pendapatan dan kesejahteraan nelayan, keuntungan usaha dari pedagang ikan dan pengusaha perikanan dan bagi pemerintah daerah akan memberikan kontribusi peningkatan Pendapatan Asli Daerah PAD melalui pungutan retrbusi perikanan. Strategi pengembangan kakap putih di Kabupaten Mimika yang optimal dilakukan dengan melibatkan partisipasi aktif dari pelaku-pelaku perikanan yang terlibat langsung dalam pengelolaan sumberdaya kakap putih yaitu nelayan, pedagang ikan, pengusaha perikanan dan pemerintah. Melakukan pertemuan- 77 perlu ada penetapan upah tambahan bagi pekerjaan nelayan selain dari UMP yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Risiko pekerjaan yang dihadapi nelayan cukup tinggi dibandingkan dengan pekerja di darat. Medan kerja nelayan yang langsung berhadapan dengan tantangan alam menyebabkan tingkat risiko pekerjaan nelayan di laut lebih tinggi dibandingkan dengan pekerja di darat. Hal lain yang menjadi pertimbangan adalah jam kerja nelayan dan ketidakpastian hasil tangkapan yang diperoleh. Pada umumnya jam kerja nelayan tidak teratur dan jauh lebih lama dibandingkan dengan pekerjaan di darat. Nelayan dalam melakukan operasi penangkapan ikan tidak dibatasi oleh jam kerja seperti halnya pekerja di darat. Akan tetapi jam kerja nelayan berdasarkan keberadaan ikan dan jumlah hasil tangkapan yang diperoleh. Dengan demikian perlu dilakukan pengkajian yang lebih detail tentang keseimbangan hak dan kewajiban pemilik kapal dan nelayan berikut monitoringnya.

6.4 Strategi Pengembangan Perikanan Kakap Putih