26 Gambar 5  Alur  kegiatan multiplikasi dengan TDZ
3.2.3.2.  Pengamatan Morfologi
Peubah yang diamati pada  plantlet  in vitro adalah jumlah tunas dalam media inisiasi MS0, bobot kalus  nodular, eksplan bertunas, jumlah tunas, pada
saat aklimatisasi adalah jumlah  plantlet, jumlah daun, panjang dan jumlah akar dari lima plantlet.  Selain itu juga diamati anatomi kalus nodular yang berasal dari
media mengandung TDZ umur 11 MST.  Pengamatan  pada saat di lapangan dilakukan    3 kali yaitu umur 6, 7, 8 bulan dengan peubah diameter tajuk, tinggi
tanaman, lebar daun, panjang daun, jumlah daun, jumlah dan macam variasi.
3.2.3.3.  Pengamatan  Anatomi Kalus Nodular Nenas
Pembuatan preparat dilakukan di Laboratorium Bogoriense Bogor.  Kalus nodular  nenas dari perlakuan TDZ  berumur 11 MST diambil dan difiksasi dalam
larutan FAA 5 ml formaldehid, 5 ml asam asetat glasial dan 90 etanol 70 minimal 24 jam.  Selanjutnya dilakukan dehidrasi dengan alkohol 50, 70, 95,
absolut masing- masing 3 jam.  Kalus direndam dalam larutan xillol masing- masing berturut-turut xillol : alkohol 100 3:1; xillol : alkohol 100 1:1;
xillol : alkohol 100 1:3; xillol absolut I dan xillol absolut II.  Selanjutnya ditambahkan parafin kering sedikit demi sedikit sampai larutan jenuh.  Campuran
dimasukkan ke dalam oven dengan suhu 60
o
C konstan, 3 jam kemudian larutan dalam botol dibuang sebanyak ¼ bagian kemudian diganti dengan larutan parafin
Mata tunas mahkota
MS0 MS0 II
MS0 I TDZ 4 taraf
Pengakaran Aklimatisasi
Pembibitan Lapangan
Tahap inisiasi Tahap multiplikasi
Tahap induksi
27 cair sebanyak yang terbuang, 3 jam berikutnya dibuang sebanyak ¾ bagian  dan
kemudian diganti dengan larutan parafin cair sebanyak yang terbuang, 3 jam berikutnya semua larutan dalam botol dibuang dan diganti dengan larutan parafin
cair dan dibiarkan selama 12 jam.  Parafin cair dan spesimen dituang  ke dalam blok kertas karton dan dibiarkan mengeras pada suhu kamar.  Blok parafin dan
spesimen ditempelkan pada kayu persegi dan spesimen diatur posisinya sesuai yang diinginkan selanjutnya diiris dengan mikrotom.  Ketebalan irisan ±16
mikron, irisan diletakkan di atas obyek gelas yang sudah diolesi adhesif sehari sebelumnya, selanjutnya disimpan di atas  hot plate dengan suhu 40
o
C konstan selama 1 malam.  Pewarnaan dilakukan secara berurutan sebagai berikut : absolut I
; xillol absolut II; xillol : alkohol 100 3:1; xillol : alkohol 100 1:1; xillol : alkohol 100 1:3; alkohol 95, 70, 50 masing- masing 3 menit, safranin 2
semalam; alkohol 50, 70, 95, absolut;  xillol: alkohol 100 3:1; xillol : alkohol 100 1:1; xillol : alkohol 100 1:3; xillol absolut I dan xillol absolut
II dari alkohol 50 sampai xillol : alkohol 100 1:3 masing- masing 3 menit kecuali pada xillol  absolut lebih lama lebih baik.  Obyek  gelas ditutup dengan
kaca penutup dan selanjutnya diamati dengan mikroskop. 3.2.4.  Pengaruh    TDZ, IAA dan NAA terhadap  Regenerasi dan  Multiplikasi
Tunas Secara In Vitro Percobaan penambahan TDZ, NAA  dan IAA terdiri atas 2 tahap, yaitu
tahap  induksi  tunas dan tahap multiplikasi tunas.  Pada tahap  induksi tunas digunakan  Rancangan  Lengkap Teracak RLT dengan dua faktor. Faktor pertama
yaitu TDZ, terdiri atas 6 taraf konsentrasi  yaitu 4,54 x 10
-6
µM; 4,54 x 10
-5
µM; 4,54 x 10
-4
µM; 4,54 x 10
-3
µM; 4,54 x 10
-2
µM; 4,54 x 10
-1
µM. Faktor kedua yaitu auksin, meliputi : 0 µM;  0,57 µM IAA; 0,06 µM  IAA; 0,54 µM NAA and
0,05  µM  NAA. Terdapat 30 kombinasi perlakuan dengan  4  ulangan. Setiap ulangan terdiri atas 3 botol dengan 2 eksplan per botol.   Eksplan yang digunakan
adalah bagian pangkal batang dari  plantlet nenas Ananas comosus L. Merr. kultivar  Queen  hasil perbanyakan  in vitro subkultur 3 pada media  MS + BAP
dilanjutkan ke media pengakaran  MS + 0,54  µM NAA.    Plantlet nenas dibuang
28 akarnya dan dipotong  sepanjang 0,5-1 cm dari pangkal batang, kemudian eksplan
ditanam pada media perlakuan selama 20 minggu. Rancangan yang digunakan  pada tahap multiplikasi  sama seperti pada
tahap  induksi tunas. Terdapat 12  ulangan unt uk setiap kombinasi perlakuan. Tunas yang terbentuk  pada tahap induksi  dipisahkan dari  kalus nodular dan
ditanam secara terpisah pada media  MS0 selama 5 minggu.    Alur  kegiatan percobaan 3.2.4. dapat dilihat pada  Gambar 6.
Gambar 6  Alur kegiatan multiplikasi dengan TDZ dan IAA, NAA
Pengamatan  pada  tahap  induksi  tunas dilakukan setiap minggu 1-10 MST dan dua minggu sekali 11-20 MST. Peubah  yang diamati adalah: eksplan
bertunas , jumlah tunaseksplan,  eksplan berakar , jumlah akareksplan, eksplan berkalus nodular  , bobot  kalus  nodulareksplan.    Pengamatan pada
tahap multiplikasi dilakukan terhadap peubah jumlah tunas aksilar, jumlah tunas adventif, jumlah tunas total, bobot  kalus  nodular, jumlah tunasg  kalus nodular.
Data yang diperoleh akan dianalisis dengan uji F,  jika berbeda nyata maka dilakukan  uji lanjut dengan Duncan Multiple Range Test DMRT pada taraf 5.
3.3.         Hasil 3.3.1.    Regenerasi,  Multiplikasi  dan  Keseragaman  Keragaan  Tanaman