47 1 Pengaruh BAP SK 1 terhadap multiplikasi, kualitas buah dan
kestabilan genetik tanaman regeneran berdasarkan karakter morfologi, isozim dan RAPD
2 Pengaruh BAP SK 2 terhadap multiplikasi dan kestabilan genetik tanaman regeneran berdasarkan karakter morfologi dan RAPD
3 Pengaruh BAP SK 3 terhadap multiplikasi dan kestabilan genetik tanaman regeneran berdasarkan karakter morfologi dan RAPD
Keterkaitan diantara 3 percobaan di atas dapat dilihat pada Gambar 17.
SK 1 Pengakaran Aklimatisasi Lapa
ngan
SK 2 SK 3
Gambar 17 Alur kegiatan perbanyakan in vitro nenas kultivar Queen 4.2.3. Pengaruh BAP SK 1 terhadap Multiplikasi, Kualitas Buah dan
Kestabilan Genetik Tanaman Regeneran Berdasarkan Karakter Morfologi, Isozim dan RAPD
4.2.3.1. Perbanyakan In Vitro Nenas kultivar Queen
. Percobaan menggunakan Rancangan Kelompok Lengkap Teracak RKLT
dengan satu faktor yaitu konsentrasi BAP: 0; 2,22; 4,44 ; 8,88 dan 17,76 µ
M. Media yang digunakan adalah MS+1,61
µ M NAA, sedangkan untuk BAP 0
µ M
adalah MS tanpa ZPT MS0. Setiap perlakuan terdiri dari 2 botol dan diulang 20 kali. Ulanga n berdasarkan asal mahkota buah nenas. Sebagai pembanding
Mata tunas aksilar Mahkota buah
Media MS0
Media BAP Media BAP
Madia BAP Pengamatan:
• In vitro
• Anatomi
• Morfologi
• Isozim
• RAPD
48 digunakan media MS0 dan data yang didapat tidak diolah bersama data perlakuan
BAP. Bahan tanam yang digunakan adalah tunas dari mata tunas aksilar mahkota yang diinisiasi pada media MS0 umur 4 minggu. Tunas dipotong secara vertikal
dan dibelah secara horizontal dan diusahakan bagian pangkalnya tidak terpotong. Tunas ditanam dalam media mengandung BAP sesuai perlakuan selama 11
minggu selanjutnya tunas yang terbentuk separuh ditanam dalam media akar MS + 0,45
µ M NAA selama 7 minggu dan diaklimatisasi. Separuh tunas sisanya
disubkultur ke media BAP untuk percobaan 4.2.4. Aklimatisasi dilakukan dengan mengeluarkan plantlet dari botol kultur, kemudian dicuci untuk menghilangkan
agar yang melekat. Selanjutnya plantlet ditanam dalam gelas plastik berisi media campuran pasir dan kompos dengan perbandingan 1:3. Plantlet dipelihara dalam
rumah kaca dengan naungan paranet 75 selama 3 bulan kemudian dipindah ke polibag dan diletakkan di tempat terbuka selama 4 bulan.
Peubah yang diamati pada saat in vitro adalah: jumlah tunas dalam media BAP, jumlah tunas, persentase tunas berakar dalam media pengakaran MA,
anatomi plantlet dan pada saat aklimatisasi jumlah plantlet, jumlah akar, panjang akar terpanjang dari 5 plantlet dan macam varian ya ng muncul.
4.2.3.2. Penanaman Tanaman di Lapangan .
Tanaman regeneran ditanam di lapangan untuk diamati kualitas buah dan kestabilan morfologinya. Percobaan menggunakan RKLT dengan satu faktor yaitu
konsentrasi BAP: 0; 2,22; 4,44 ; 8,88 dan 17,76 µ
M. Bibit hasil SK 1 berumur 7 bulan ditanam di lapangan dengan 16 ulangan. Jumlah tanaman contoh yang
diamati tiap ulangan adalah 44 tanaman. Total tanaman yang diamati adalah 734 tanaman perlakuan BAP dan 30 tanaman kontrol. Jarak tanam yang
digunakan adalah 60 cm x 30 cm dan bibit ditanam 1 tanamanlubang. Pemupukan dilakukan setiap 3 bulan sebanyak 4 kali dengan dosis total 900 kgha
Urea, 400 kgha TSP dan 900 kgha KCl. Pengendalian hama dilakukan dengan pemberian furadan pada saat tanam, dan curacron setiap 3 bulan. Pada umur
11 bulan tanaman hasil perbanyakan SK 1 diinduksi dengan campuran 1 mll ethrel dan 20 gl urea. Campuran tersebut disiramkan pada pucuk tanaman
sebanyak 50 mltanaman.
49 Peubah yang diamati pada fase vegetatif dimulai pada umur 12 MST
adalah : 1
Tinggi tanaman cm: diukur dari permukaan tanah sampai ujung daun tertinggi yang ditangkupkan ke atas.
2 Diameter tanaman cm: diukur dengan mengukur garis tengah tanaman
3 Panjang daun cm: diukur dari pangkal daun sampai ujung dari daun yang
terpanjang 4
Lebar daun cm: diukur bagian daun terlebar dari daun yang terpanjang 5
Jumlah daun: dihitung banyaknya daun yang ada kecuali 1 lembar daun yang termuda yaitu daun yang terakhir muncul
6 Tanaman menghasilkan anakan :
tanaman yang menghasilkan anakan X 100 jumlah tanaman yang hidup
7 Jumlah anakan: dihitung banyaknya anakan dari tanaman yang menghasilkan anakan
8 Macam dan jumlah variasi yang muncul Pengamatan pada saat panen dilakukan sebanyak 4 ulangan dengan jumlah
tanaman 8-20 tanaman untuk setiap perlakuan. Peubah yang diamati pada fase generatif dan panen adalah:
1 Tanaman berbuah : tanaman yang berbuah X 100
tanaman yang hidup 2 Jumlah anakan: anakan dihitung secara terpisah antara tunas anakan
sucker, tunas samping shoot, tunas tangkai buah slip per tanaman 3 Jumlah daun: daun yang masih berwarna hijau ketika buah dipanen
4 Bobot mahkota g: mahkota dilepas dari buah dan ditimbang 5 Bobot buah g: buah tanpa mahkota ditimbang
6 Panjang buah cm: diukur dari bagian pangkal buah sampai ujung setelah dibuang mahkotanya
50 7
Panjang mahkota cm: diukur dari bagian pangkal mahkota sampai ujung daun mahkota
8 Panjang tangkai buah cm: diukur dari pangkal buah sampai daun bendera
9 Diameter tangkai buah cm: diukur pada bagian tengah dari tangkai buah
10 Diameter buah cm: diukur keliling buah selanjutnya dikonversi menjadi
diameter buah 11
Diameter hati cm: diukur pada bagian tengah hati dari buah yang telah dibelah horizontal
12 Tebal daging buah cm: diukur pada bagian tengah buah dari buah yang
telah dibelah horizontal 13
Kedalaman mata cm: diukur di tiga tempat dari buah yang telah dibelah horizontal
14 pH buah: buah diperas dan cairannya diukur dengan pH meter
15 Padatan Terlarut Total: cairan buah diteteskan pada refraktometer dan
dibaca nilainya Brix Tingkat kehomogenan data diuji dengan uji Barlet. Data yang diperoleh diuji
dengan uji F dan bila berpengaruh nyata pada taraf 5 dilakukan uji lanjut dengan duncan multiple range test DMRT.
4.2.3.3. Analisis Isozim