83
5.2.3. Pengaruh BAP terhadap Multiplikasi Tunas Nenas Kultivar Smooth Cayenne Klon Subang
Konsentrasi BAP yang digunakan terdiri atas 0; 2,22; 4,44; 8,88; 17,76 µ
M yang ditambahkan dalam media MS + 1,61 µ
M NAA, untuk BAP 0 µ
M adalah media MS0. Setiap perlakuan terdiri dari 1 botol dan diulang 3 kali.
Bahan tanam yang digunakan adalah mahkota buah nenas Smooth Cayenne yang berasal dari petani di Subang. Sterilisasi dilakukan seperti pada percobaan 3.2.3.
Mata tunas aksilar yang dorman dari masing- masing mahkota buah diambil dan ditanam dalam media induksi MI yaitu media MS0 sampai muncul
tunas sepanjang 2 cm 18 minggu. Tunas dipotong bagian ujungnya dan dibelah menjadi 2 bagian tetapi bagian dasarnya tidak terpotong kemudian ditanam pada
media perlakuan mengandung BAP. Eksplan dalam media perlakuan pada umur 17 minggu disubkultur ke media yang sama dan mengandung BAP sesuai
perlakuan, kemudian pada umur 17 minggu dipindahkan ke media akar. Setelah 8 minggu dalam media akar plantlet diaklimatisasi. Media aklimatisasi yang
digunakan adala h campuran pasir:pupuk kandang = 1:3. Peubah yang diamati adalah: jumlah tunas per eksplan, jumlah nodular,
bobot kalus nodular pada saat subkultur dan jumlah tunas besar, tunas kecil, tunas total, jumlah daun, jumlah akar dan panjang akar saat aklimatisasi. Bobot kalus
nodular 0,5 g terdiri atas 22 nodular. Data yang diperoleh dirata-rata dan tidak dilakukan uji F karena satuan percobaan terlalu sedikit.
5.2.4. Pengaruh TDZ dan NAA terhadap Multiplikasi Tunas Nenas kultivar
Smooth Cayenne Klon Subang
Percobaan terdiri atas 2 sub percobaan terpisah yaitu 1 pengaruh TDZ terhadap multiplikasi tunas dan 2 pengaruh TDZ dan NAA terhadap multiplikasi
tunas. Pada percobaan 1. konsentrasi TDZ yang ditambahkan dalam media MS terdiri atas 0,23; 0,46; 2,27; 4,54
µ M. Setiap perlakuan terdiri dari 1 botol dan
diulang 4 kali. Percobaan 2. konsentrasi TDZ yang ditambahkan dalam media MS + 0,054
µ M NAA terdiri atas 0,23; 0,46; 2,27; 4,54
µ M. Setiap perlakuan
terdiri dari 1 botol dan diulang 3 kali. Namun pada pengamatan sisa 2 botol.
84 Eksplan yang digunakan yaitu tunas in vitro hasil induksi dalam media
MS0 umur 18 MST. Eksplan ditanam dalam media perlakuan mengandung TDZ atau TDZ+NAA, pada umur 17 minggu separuh disubkultur ke media yang
sama mengandung TDZ sesuai perlakuan dan sisanya disubkultur ke media MS0 sampai umur 17 minggu. Peubah yang diamati adalah: jumlah tunas per eksplan,
jumlah nodular, bobot kalus nodular. Bobot kalus nodular 0,5 g terdiri atas 22 nodular. Data yang diperoleh dirata-rata dan tidak dilakukan uji F karena satuan
percobaan terlalu sedikit.
5.2.5. Perbanyakan In Vitro dengan Teknik Etiolasi pada Nenas kultivar
Smooth Cayenne Klon Subang
Percobaan terdiri atas 2 tahap yaitu a tahap induksi tunas etiolasi dan b tahap multiplikasi tunas. Tahap induksi tunas etiolasi terdiri atas 2 faktor yaitu
konsentrasi NAA dan GA
3
. Konsentrasi NAA ada 3 taraf yaitu 0; 5,37 dan 10,74
µ M, sedangkan konsentrasi GA
3
ada 3 taraf yaitu 0; 1,44 dan 2,88 µ
M. Rancangan yang digunakan adalah rancangan lengkap teracak RLT dengan
2 faktor. Terdapat 9 kombinasi perlakuan dengan 3 ulangan, setiap ulangan terdiri atas 8 eksplan.
Tahap multiplikasi tunas terdiri atas faktor tunggal yaitu konsentrasi BAP terdiri atas 8,88, 17,76 dan 26,64
µ M. Rancangan yang digunakan adalah RLT
dengan 1 faktor. Setiap perlakuan diulang 9 kali. Data yang diperoleh dianalisis dengan uji F, bila berbeda nyata dilanjutkan dengan DMRT pada taraf 5.
Bahan tanaman yang digunakan ialah pangkal batang tunas nenas kultivar Smooth Cayenne Ananas comosus L. Merr. klon Subang hasil perbanyakan
in vitro umur 18 MST. Eksplan ditanam dalam media induksi dan diinkubasi pada tempat gelap bersuhu 26
o
C ±
2
o
C untuk menghasilkan tunas etiolasi. Tempat gelap yang digunakan adalah rak kultur yang ditutup dengan plastik hitam
sehingga cahaya tidak dapat menembus ke dalam rak kultur. Tunas etiolasi umur 10 minggu dikeluarkan dari ruang gelap, selanjutnya dipotong dan setiap
potongan terdiri dari 2 buku. Selanjutnya ditanam dalam media multiplikasi yaitu MS ditambah BAP 8,88, 17,76 dan 26,64
µ M. Kultur diinkubasi selama
10 minggu pada suhu 23-25
o
C dan kondisi terang 16 jam.
85 Pengamatan dilakukan setiap minggu 1-10 MST dengan peubah yang
diamati adalah
a
Tahap induksi tunas etiolasi meliputi eksplan bertunas, jumlah tunaseksplan, jumlah bukutunas, diameter batang = 2 mm dan 2 mm, dan
b Tahap multiplikasi tunas meliputi eksplan bertunas, jumlah tunas, dan jumlah nodulareksplan. Data yang diperoleh akan dianalisis dengan uji F, bila berbeda
nyata dilakukan uji lanjut dengan DMRT pada taraf 5.
5.2. Hasil