Tahap Induksi Regenerasi dan Multiplikasi dengan Perlakuan TDZ, IAA dan NAA

34 Tabel 5 Variasi tanaman di lapangan pada umur 8 bulan hasil perbanyakan in vitro dengan TDZ Frekuensi varian Macam variasi 0,23 µ M TDZ 0,46 µ M TDZ Tanaman roset Tanaman variegata Tananam kerdil 1,59 4251 0,39 1251 0,36 1278 2,16 6278

3.3.2. Regenerasi dan Multiplikasi dengan Perlakuan TDZ, IAA dan NAA

3.3.2.1. Tahap Induksi

Pada percobaan 3.2.3. konsentrasi TDZ 0,23-4,54 µM yang digunakan terlalu tinggi sehingga eksplan terinduksi membentuk kalus nodular dan agar terjadi regenerasi tunas diperlukan subkultur 2 kali dalam media MS0. Penambahan NAA dapat meningkatkan persentase eksplan bertunas namun jumlah nodular dan jumlah tunas per eksplan sama data tidak ditampilkan, selain itu juga dapat mengurangi pencoklatan pada kalus nodular Gambar 9A. Oleh karena itu dilakukan percobaan 3.2.4. dengan menggunakan konsentrasi TDZ yang lebih rendah dengan kisaran yang luas yaitu 4,54 x 10 -6 - 4,54 x 10 -1 µM dikombinasikan dengan 2 macam auksin NAA dan IAA. Pada hampir semua perlakuan, tunas mulai terbentuk pada 2 MST kecuali pada perlakuan TDZ dengan konsentrasi 4,54 x 10 -1 µM, tunas mulai tumbuh pada minggu ke-3. Pada perlakuan 4,54 x 10 -1 - 10 -2 µM TDZ menghasilkan tunas dan kalus nodular di sekitar pangkal batang pada minggu ke-3 dan tidak terbentuk akar sampai umur 20 MST Gambar 11A, B. Perlakuan TDZ kurang dari 4,54 x 10 -2 µM hanya menghasilkan tunas dan tidak menghasilkan kalus nodular Gambar 11C, selain itu pada minggu ke-3 dihasilkan akar. Pada beberapa eksplan menunjukkan tidak responsif terhadap induksi dengan TDZ sehingga eksplan hanya menghasilkan tunas tunggal, yaitu perkembangan dari tunas utama yang tidak menghasilkan kalus nodular dan akar Gambar 11D. Interaksi antara TDZ dan auksin berpengaruh nyata terhadap eksplan bertunas dan jumlah tunas pada 2 MST, namun pada minggu selanjutnya kedua peubah tersebut hanya dipengaruhi oleh perlakuan TDZ. Pada umur 2-4 MST perlakuan 4,54 x 10 -1 - 10 -2 µM TDZ menghasilkan eksplan bertunas lebih rendah 35 20 40 60 80 100 2 3 4 6 10 15 20 Umur MST Eksplan bertunas a b c d e f 0,2 0,4 0,6 0,8 1 1,2 1,4 1,6 2 3 4 6 10 15 Umur MST Jumlah tunas a b c d e f A B C D Gambar 11 Perkembangan eksplan pada tahap induksi dalam media TDZ. Eksplan bertunas dan berkalus nodular A, B, eksplan bertunas C dan eksplan yang tidak bertunas dan tidak berkalus nodular D dibandingkan perlakuan lain. Pada umur 15 MST perlakuan 4,54 x 10 -1 µM TDZ menghasilkan eksplan bertunas paling sedikit, sedangkan perlakuan lainnya 98-100 bertunas Gambar 12A. Respon yang sama juga terjadi pada peubah jumlah tunaseksplan, tunas yang dihasilkan berkisar 1-2 tunaseksplan Gambar 12B. Eksplan dengan perlakuan 4,54 x 10 -1 - 10 -2 µM TDZ yang terinduksi A B Gambar 12 Pengaruh TDZ terhadap eksplan bertunas A dan jumlah tunas B dalam media induksi. a-f = konsentrasi TDZ µM a 4,54x10 -6 b 4,54x10 -5 c 4,54x10 -4 d 4,54x10 -3 e 4,54x10 -2 f 4,54x10 -1 36 20 40 60 80 100 3 4 6 10 15 20 Umur MST Eksplan bernodul e f 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 4 10 15 20 Umur MST Bobot nodul g e f membentuk kalus nodular hanya 60-79 Gambar 13. Padahal pada percobaan 3.2.3, seluruh eksplan dengan perlakuan 0,26-0,46 µM TDZ menghasilkan kalus nodular. Hal ini disebabkan oleh perbedaan eksplan yang digunakan, yaitu pada percobaan 3.2.3. digunakan eksplan berupa tunas yang diinisiasi dari mata tunas dorman mahkota buah sehingga sangat responsif. Sementara itu, pada percobaan 3.2.4. eksplan yang digunakan adalah plantlet in vitro setelah 3 kali subkultur pada media BAP dilanjutkan ke media pengakaran mengandung 0,54 µM NAA sehingga sebagian tidak responsif terhadap media induksi. Eksplan tidak responsif karena hanya menghasilkan tunas tunggal perkembangan dari tunas utama yang tidak menghasilkan nodular dan akar. Perlakuan 4,54 x 10 -2 µM TDZ menghasilkan eksplan bernodular lebih rendah dari perlakuan 4,54 x 10 -1 µM TDZ tetapi bobot nodular yang dihasilkan lebih tinggi Gambar 13. A B Gambar 13 Pengaruh TDZ terhadap eksplan berkalus nodular A dan bobot kalus nodular B pada tahap induksi. e 4,54x10 -2 µM f 4,54x10 -1 µM Interaksi antara TDZ dan auksin berpengaruh nyata terhadap eksplan berakar umur 7-9 MST dan jumlah akar umur 15-17 MST. Konsentrasi TDZ 4,54 x 10 -6 µM tanpa auksin dapat meningkatkan eskplan berakar hingga 91,7 pada 7-9 MST tetapi bila ditambahkan auksin maka eksplan berakar menurun. Konsentrasi TDZ 4,54 x 10 -5 µM bila dikombinasikan dengan 0,05 µM NAA menghasilkan eksplan berakar sebesar 95,8 pada 9 MST. Pada konsentrasi TDZ 4,54 x 10 -4 - 10 -3 µM memberikan hasil yang sama dengan perlakuan tanpa auksin, bila konsentrasi TDZ ditingkatkan lagi maka eksplan tidak mampu membentuk akar walaupun ditambah dengan auk sin Tabel 6. 37 Tabel 6 Pengaruh Interaksi TDZ dan IAA, NAA terhadap eksplan berakar pada tahap induksi Eksplan berakar Perlakuan TDZ 4,54 µM x Auksin µ M Umur MST 10 -6 10 -5 10 -4 10 -3 10 -2 10 -1 IAA 0 0,06 0,57 NAA 0,05 0,54 7 91,67 a 23,75 c-e 22,92 c-e 35,42 cd 11,25 de 62,50 a-c 35,00 b-d 39,58 a-d 87,50 ab 28,75 c-e 47,92 a-d 45,00 a-d 81,25 ab 68,75 a-c 39,58 a-d 33,75 cd 33,33 cd 37,50 c-e 12,50 de 27,08 c-e 0 e 0 e 0 e 0 e 0 e 0 e 0 e 0 e 0 e 0 e IAA 0 0,06 0,57 NAA 0,05 0,54 8 91,67 a 23,75 de 22,92 d-f 43,75 b-d 11,25 ef 62,50 a-d 33,33 c-e 39,58 b-d 91,67 a 28,75 de 68,75 a-c 75,00 a-c 87,50 ab 81,25 ab 47,92 a-d 40,00 b-d 41,67 c-e 37,50 de 12,50 ef 27,08 de 0 f 0 f 0 f 0 f 0 f 0 f 0 f 0 f 0 f 0 f IAA 0 0,06 0,57 NAA 0,05 0,54 9 91,67 a 38,04 c-f 35,42 d-f 68,75 a-d 28,75 ef 62,50 a-e 39,56 b-f 45,83 a-f 95,83 a 46,25 a-f 68,75 a-d 75,00 a-c 87,50 ab 81,25 a-c 56,25 a-e 40,00 b-f 50,00 b-f 50,00 b-f 16,67 fg 27,08 ei 0 g 0 g 0 g 0 g 0 g 0 g 0 g 0 g 0 g 0 g Keterangan: angka dengan huruf yang sama pada kolom dan baris yang sama untuk setiap umur tidak berbeda nyata berdasarkan DMRT pada taraf 5 Jenis auksin yang berbeda mempunyai efektifitas berbeda dalam menginduksi eksplan berakar dan jumlah akar. Pada perlakuan TDZ 4,54 x 10 -6 - 10 -5 µM penambahan NAA 0,05 µM menghasilkan akar lebih banyak dibandingkan IAA. Pada konsentrasi TDZ 4,54 x10 -4 µM penambahan 0,05 µM NAA atau 0,57 µM IAA menghasilkan tunas yang sama tetapi pada konsentrasi 4,54 x 10 -3 µM penambahan IAA lebih efektif dibandingkan NAA Tabel 7. Dalam percobaan ini, media yang mengandung TDZ 4,54 x 10 -6 -10 -3 mampu menginduksi pembentukan akar eksplan sedangkan pada konsentrasi lebih tinggi tidak membentuk akar. Tabel 7 Pengaruh Interaksi TDZ dan IAA, NAA terhadap jumlah akar pada tahap induksi umur 15 MST Jumlah akar Perlakuan TDZ 4,54 µM x Auksin µM 10 -6 10 -5 10 -4 10 -3 10 -2 10 -1 IAA 0 0,06 0,57 NAA 0,05 0,54 4,61 a-d 2,75 ef 3,63 b-e 5,63 a 3,50 c-f 4,38 a-e 1,92 f 3,63 b-e 5,63 a 3,50 c-f 5,50 ab 4,50 a-d 4,63 a-d 4,94 a-c 3,63 b-e 3,06 d-f 3,11 d-f 3,83 a-e 1,94 f 2,96 d-f 0 f 0 f 0 f 0 f 0 f 0 f 0 f 0 f 0 f 0 f Keterangan: angka dengan huruf yang sama pada baris dan kolom tidak berbeda nyata berdasarkan DMRT pada taraf 5 38 5 10 15 20 25 30 35 40 1 2 3 4 5 Umur MST Juml tunas total a b c d e f 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 Umur MST Juml tunas aksilar a b c d e f

3.3.2.2. Tahap Multiplikasi