Analisis RAPD Regenerasi dan Multiplikasi SK 2

66

4.3.5. Analisis RAPD

DNA yang diperoleh mempunyai nilai OD berkisar 1,4-2,0 dan nilai tersebut tergolong baik untuk analisis RAPD Sulandari dan Zein, 2003. Amplifikasi fragmen didapatkan dengan menggunakan 4 primer yaitu OPE 7, SBA 8, OPG 2 dan OPE 11. Dengan menggunakan primer OPG 2 Gambar 25B didapatkan pola pita yang sama antara tanaman tanaman dari tempat asal, tanaman in vitro dalam media MS0 dan BAP dan tanaman variegata. Tanaman normal hasil perbanyakan in vitro dan tanaman dari tempat asal menunjukkan pola pita monomorfik dengan menggunakan primer OPE 7, tetapi tanaman variegata menghasilkan pola pita polimorfik Gambar 25A. Tanaman variegata 6 dan 8 menunjukkan pola pita yang sama dengan tanaman normal, sedangkan tanaman variegata lainnya ada satu v1, v2, v4, v5, v7 atau 2 pita v3 yang hilang. Tanaman variegata akibat perlakuan in vitro secara morfologi berbeda dengan tanaman normal, sebagian tanaman variegata mengalami perubahan A OPE 7 M 1 2 3 4 5 6 M v1 v2 v3 v4 v5 v6 v7 v8 B OPG 2 M 1 2 3 4 5 6 M v1 v2 v3 v4 v5 v6 v7 v8 Gambar 25 Pola pita RAPD dengan primer OPE 7 A dan OPG 2 B 1. BAP 2,22 µ? 2. BAP 4,44 µ? 3. BAP 8,88 µ? 4. BAP 17,76 µ? 5. kontrol ? S0 6. Tanm dr tempat asal v1-v8 tanaman variegata 67 20 40 60 80 100 2,22 4,44 8,88 17,76 BAP Eksplan bernodul materi genetik dan sebagian tidak mengalami perubahan pola pita sama dengan tanaman normal. Primer OPE 11 dan SBA 8 menghasilkan pita polimorfisme namun pita pada beberapa tanaman tidak konsisten dan kurang jelas sehingga kedua primer belum dapat digunakan untuk analisis kestabilan genetik tanaman nenas hasil perbanyakan in vitro SK 1.

4.3.6. Regenerasi dan Multiplikasi SK 2

Perlakuan 4,44-17,76 µ M BAP sebagian besar eksplan membentuk kalus nodularar yaitu 79-92 dengan 3-4 nodular dan 60,9 untuk perlakuan 2,22 µ M BAP dengan 2,5 nodular Gambar 26. Dalam media BAP SK 2 multiplikasi tunas total cukup tinggi tetapi sebagian besar lebih dari separuh tunas berukuran kecil dan kurus karena mengalami etiolasi dan tidak layak dipindahkan ke media akar. Hal ini terjadi karena jumlah tanaman per botol pada saat tanam terlalu banyak dan jumlah tunas totalbotol sangat padat 34-90 tunas sehingga terjadi persaingan terhadap nutrisi dan cahaya Tabel 16. Gambar 26 Pengaruh BAP terhadap eksplan berkalus nodular pada SK 2 umur 12 MST Pada media akar masih terjadi multiplikasi yang cukup tinggi terutama untuk perlakuan 8,88 µ M BAP tetapi sebagian besar tunas yang terbentuk tidak layak diaklimatisasi karena ukuran kecil dan mengalami etiolasi. Pada perlakuan 68 Tabel 16 Pengaruh BAP pada SK 2 terhadap jumlah tunas umur 12 MST Konsentrasi BAP µ M Tunas 0 MST Tunas besar eksplan 12 MST Tunas total eksplan 12 MST Tunas total 12 MST Tunas besar 12 MST Tunas kecil 12 MST 2,22 4,44 8,88 17,76 0 kontrol 7,27 c 11,08 ab 13,08 a 10,08 b 3,21 a 3,10 a 2,30 b 3,42 a 5,21 b 8,52 a 5,34 b 8,43 a 2,54 34,08 c 89,75 a 65,33 b 78,25 ab 19,67 b 30,42 a 27,50 ab 35,08 a 14,42 c 59,17 a 37,83 b 45,92 ab Keterangan: Angka dengan huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata berdasarkan DMRT pada taraf 5 Tabel 17 Pengaruh BAP SK 2 pada media akar terhadap jumlah tunas umur 10 MST Jumlah tunas saat aklimatisasi 10 MST Konsentrasi BAP µ M Jumlah tunas 0 MST Multiplikasi Tunas total Tunas besar Tunas kecil 2,22 4,44 8,88 17,76 13,36 c 23,83 b 24,27 b 29,91 a 3,10 2,84 4,62 2,89 41,37 c 68,75 b 112,33 a 86,42 a 21,82 c 34,17 b 48,92 a 42,33 ab 19,55 c 34,58 bc 63,42 a 44,08 b Keterangan: Angka dengan huruf yang sama pada kolom yang sama tidak berbeda nyata berdasarkan DMRT pada taraf 5 2,22 µ M BAP dihasilkan tunas besar lebih banyak dibandingkan tunas kecil sedangkan pada perlakuan yang lain tunas kecil sama atau lebih banyak dibanding tunas tunas besar Tabel 17. Pada saat aklimatisasi jumlah daun plantlet yang berasal dari media MS0 kontrol dan perlakuan BAP tidak berbeda namun panjang akar plantlet dengan adanya BAP menjadi lebih panjang dibanding kontrol Gambar 27A, 27C. Perlakuan 4,44-17,76 µ M BAP menurunkan jumlah akar sedangkan penambahan 2,22 µ M BAP mempunyai akar lebih banyak dibanding kontrol Gambar 27B. 69 2 4 6 8 10 2,22 4,44 8,88 17,76 BAP Jumlah daun 1 2 3 4 5 2,22 4,44 8,88 17,76 BAP Jumlah akar 10 20 30 40 50 60 70 2,22 4,44 8,88 17,76 BAP Panj akar cm A B C Gambar 27 Pengaruh BAP SK 2 terhadap jumlah daun A, jumlah akar B dan panjang akar C saat aklimatisasi

4.3.7. Karakter Morfologi Tanaman Regene ran SK 2 di Lapangan