85 Pengamatan dilakukan setiap minggu 1-10  MST dengan peubah yang
diamati adalah
a
Tahap induksi tunas etiolasi meliputi eksplan bertunas, jumlah tunaseksplan, jumlah bukutunas, diameter batang = 2  mm dan  2  mm,  dan
b Tahap multiplikasi tunas meliputi eksplan bertunas, jumlah tunas, dan jumlah nodulareksplan.   Data yang diperoleh akan dianalisis dengan uji F, bila berbeda
nyata dilakukan uji lanjut dengan DMRT pada taraf 5.
5.2. Hasil
5.2.1.    Peranan BAP dalam Regenerasi dan Multiplikasi
Mata tunas dorman pada mahkota buah nenas kultivar Smoot  Cayenne tidak terlihat  pada  mahkota buah nenas kultivar Queen yang terlihat jelas.
Eksplan yang menunjukkan gejala hidup  sebanyak  18,6 dari 684 eksplan yang ditanam, sedangkan yang menghasilkan tunas relatif kecil yaitu 4,72  selama 17
minggu pada media  MS0.  Hal ini terjadi karena  eksplan yang ditanam tidak mempunyai mata tunas dan tingkat kontaminasi yang tinggi terutama karena
bakteri.  Tunas yang tumbuh pada media  MS0 sangat lambat yaitu waktu untuk dipindahkan ke media perlakuan perlu 18 minggu.  Ini sangat berbeda dengan
nenas  kultivar  Queen yaitu tunas dapat dipindahkan pada umur 4 minggu. Kultivar nenas yang berbeda Smooth Cayenne dan Queen memerlukan teknik
sterilisasi yang berbeda dan kemampuan menghasilkan tunas dalam media  MS0 juga berbeda.   Perbedaan kemampuan menghasilkan tunas pada media  MS0
mungkin berhubungan dengan perbedaan kandungan ZPT endogen terutama sitokinin dan auksin diantara kedua kultivar.  Diduga kandungan ZPT mata tunas
aksilar nenas kultivar Queen lebih  tinggi dibanding kultivar  Smooth Cayenne. Penambahan 4,44-17,76
µ M BAP dalam media 1,61
µ M NAA  pada SK 1
menginduksi munculnya kalus  nodular pada umur 17 MST.    BAP  0-4,44 µ
M menghasilkan  2-4 tunaseksplan sedangkan pada BAP yang lebih tinggi akan
menurunkan jumlah tunas.  Pada SK 2 multiplikasi tunas lebih tinggi dibandingkan SK I.  Tunas ya ng dihasilkan pada perlakuan  0-17,76
µ M BAP SK
2 tidak berbeda yaitu 4-6 tunaseksplan dan penambahan  2,22-17,76 µ
M BAP menghasilkan kalus  nodular. Penambahan 17,76
µ M BAP menghasilkan kalus
nodular paling banyak yaitu 3,28 g  Tabel 24.
86 Tabel 24    Pengaruh BAP terhadap jumlah tunas dan kalus nodular saat  subkultur
tanaman nenas kultivar Smooth Cayenne klon Subang
SK 1 SK 2
Konsentrasi BAP
µ M
Jumlah tunas 17 MST
Bobot kalus nodular g
17 MST Jumlah  tunas
17 MST Bobot kalus
nodular g 17 MST
2,22 4,44
8,88 17,76
2,67 3,33
2,33 1,00
1,33 0,00
0,00 0,03
0,07 0,07
6,00 5,22
5,22 4,75
5,83 0,00
1,44 1,78
1,83 3,28
Pada media  pengakaran, semua perlakuan menghasilkan akar pada umur 6 MST dan untuk perlakuan 8,88-17,76
µ M BAP terjadi penambahan tunas
bahkan untuk 17,76 µ
M BAP dapat mencapai 7 kali.  Hal ini terjadi karena tunas dari perlakuan 17,76
µ M BAP ukurannya kecil dan sulit dipisahkan dengan kalus
nodular sehingga tunas yang terbentuk pada media akar sebagian berasal dari kalus  nodular.  Plantlet yang berasal dari perlakuan 17,76
µ M BAP  berukuran
kecil dengan jumlah daun dan akar lebih sedikit serta panjang akar lebih pendek dibandingkan perlakuan lainnya pada saat aklimatisasi Tabel 25.
Tabel 25   Pengaruh BAP terhadap jumlah tunas pada saat aklimatisasi dari media pengakaran
Jumlah tunaseksplan Konsentrasi
BAP µ
M Besar
Kecil Total
Jumlah daun
Jumlah akar
Panjang akar mm
2,22 4,44
8,88 17,76
1,00 1,33
1,00 2,00
7,00 1
8 1,00
1,33 1,00
2,00 15,00
13,50 14,67
16,33 15,33
9,33 6,50
6,00 9,00
6,67 3,67
87,00 46,67
56,67 63,33
43,33
5.2.3.   Peranan TDZ dan NAA  dalam Regenerasi dan Multiplikasi