Kesimpulan dan Saran PENGARUH BAP DAN TDZ SERTA TEKNIK ETIOLASI

98 disebabkan pengaruh kandungan auksin endogen yang terbawa oleh eksplan dari media perbanyakan dan berinteraksi dengan BAP kemudian membentuk kalus. Secara umum jumlah tunas yang dihasilkan pada tahap induksi tunas etiolasi sebanyak 3-4 tunaseksplan dengan 4-7 bukutunas yang digunakan sebagai bahan perbanyakan pada tahap multiplikasi tunas. Pada tahap multiplikasi tunas dihasilkan rata-rata jumlah tunas yaitu 2-3 tunaseksplan, setiap ekspla n terdiri dari 2 buku. Sehingga total tunas yang dihasilkan dengan teknik etiolasi adalah ±1 296 plantlettunastahun.

5.4. Kesimpulan dan Saran

1 Media MS0 tidak sesuai sebagai media induksi tunas nenas kultivar Smooth Cayenne. Penambahan BAP 2,22-17,76 µM dalam media MS + 1,61 µM NAA dengan 2 kali subkultur dihasilkan 4-6 tunaseksplan8 bulan. 2 Penambahan TDZ 0,23-4,54 µM dilanjutkan subkultur ke media MS0 menghasilkan 17-24 tunaseksplan8 bulan dan bila ditambahkan 0,054 µM NAA dihasilkan 2-15 tunaseksplan8 bulan. Subkultur berulang pada media mengandung TDZ hanya menghasilkan kalus nodular dan tidak menghasilkan tunas. 3 Kombinasi perlakuan NAA 5,37 µM + 0 µM GA3 merupakan perlakuan terbaik pada tahap induksi tunas etiolasi dengan menghasilkan 3-4 tunaseksplan dan 5-6 bukutunas. Pada tahap multiplikasi tunas, pemberian BAP 17,76 µM menghasilkan 2-3 tunaseksplan, setiap eksplan terdiri dari dua buku. Dengan teknik etiolasi dapat dihasilkan 1 296 plantlettunastahun. Dalam media induksi mata tunas aksilar nenas kultivar Smooth Cayenne sebaiknya ditambahkan sitokinin dengan konsentrasi rendah agar didapatkan lebih banyak tunas sebagai sumber eksplan. Perbanyakan in vitro nenas kultivar Smooth Cayenne sebaiknya menggunakan teknik etiolasi dengan 4 tahap, tahap induksi menggunakan MS + NAA 5,37 µM selama 10 minggu, tahap penyesuaian tunas etiolasi terhadap cahaya 1 minggu, tahap multiplikasi dengan menggunakan MS + 17,76 µM BAP + 1,61 µM NAA dan tahap pengakaran menggunakan MS + NAA 0,54 µM. 99

VI. PEMBAHASAN UMUM

6.1. Peran Sitokinin dalam Perbanyakan In Vitro

Perbanyakan tanaman nenas dengan teknik in vitro lebih efisien dengan menghasilkan bibit lebih banyak, cepat dan seragam dibandingkan perbanyakan tradisonal dan modifikasinya. Perbanyakan in vitro nenas kultivar Queen klon Bogor melalui organogenesis langsung dalam media MS + 2,22-8,88 µM BAP + 1,61 µM NAA menghasilkan rata-rata 26 tunaseksplan3 bulan atau 17 576 tunaseksplan per tahun. Nenas kultivar Smooth Cayenne klon Subang dengan menggunakan teknik etiolasi secara in vitro menghasilkan 1 296 tunaseksplan per tahun. Sementara itu dengan perbanyakan secara alami, nenas klon Bogor menghasilkan 8-12 anakantanaman per tahun Sari, 2002; Apriyani, 2005 sedangkan nenas kultivar Smooth Cayenne menghasilkan 2-3 anakantanaman per tahun Purseglove, 1972; Coppens d’Eeckenb rugge et al. 2001. Modifikasi teknik perbanyakan tradisional menghasilkan 15-256 bibitsucker per tahun Selamat, 1996. Tanaman regeneran klon Bogor hasil perlakuan dengan 2,22-4,44 µM BAP menunjukkan pertumbuhan vegetatif yang cepat dan seragam. Kualitas buah yang dihasilkan lebih baik dibandingkan buah dari tanaman di tempat asalnya. Penggunaan TDZ dan BAP menginduksi munculnya variasi somaklonal dengan kisaran yang dapat ditoleransi yaitu berturut-turut sebesar 1,9-2,52 dan 1,82-3,17. Menurut Cote et al. 1993; Smith dan Drew 1990 variasi yang dapat ditoleransi sebesar 3-5. Variasi yang muncul adalah tanaman berdaun variegata, tanaman roset dan tanaman kerdil. Tanaman roset dan tanaman kerdil dapat berubah menjadi tanaman normal seiring dengan bertambahnya umur tanaman dan tanaman mampu menghasilkan buah. Tanaman variegata mampu menghasilkan buah dan rasanya tidak berubah. Tanaman regeneran dengan morfologi normal menunjukkan kestabilan genetik berdasarkan analisis RAPD dengan primer OPG 2 dan OPE 7 dan analisis sistem enzim PER, ADH, MDH dan EST. Tanaman variegata yang berbeda secara morfologi dengan tanaman normal menghasilkan pita monomorfik berdasarkan analisis RAPD dengan primer OPG 2 tetapi dengan primer OPE 7 menghasilkan 33 pita polimorfik.