Masa Kerja Keikutsertaan Karyawan dalam Pelatihan.

48 SLTP sebanyak 4 orang 14,29, SMUSMK sebanyak 10 orang 35,71 serta responden dengan pendidikan formal yang mencapai Diploma atau Sarjana sebanyak 14 orang 50. Tabel 9 Proporsi Tingkat Pendidikan Formal Tingkat Pendidikan Jumlah Orang Persentase SLTP 4 14,29 SMA SMK 10 35,71 Diploma Sarjana 14 50,00 Total 28 100 Supervisor dengan pendidikan terendah merupakan karyawan yang sudah memiliki masa pengabdian yang cukup lama. Mereka merupakan karyawan lama perusahaan sehingga memiliki tingkat kemampuan yang baik. Itu semua mereka dapatkan dari pengalaman yang mereka dapat selama bekerja di perusahaan.

6.1.4 Masa Kerja

Pada umumnya masa kerja seorang karyawan berbanding lurus dengan tingkat kemampuan dan pengalaman kerja yang dimiliki. Semakin besar masa kerja seseorang maka semakin besar pula tingkat kemampuan kerja serta pengalaman seorang karyawan. Pengalaman kerja dalam bidang pekerjaan yang sama selama kurun waktu tertentu akan memberikan efek terhadap peningkatan terhadap penguasaan bidang pekerjaan sehingga dapat meningkatkan kemampuan kerja. Berdasarkan Tabel Masa Kerja Responden Sela ma Bekerja di PT. Jakaranatama dapat dijelaskan bahwa jumlah responden yang bekerja dalam masa kerja 0-5 tahun sebanyak 23 orang 82,14, masa kerja 6-10 tahun sebanyak tiga orang 10,71 dan masa kerja diatas 10 tahun sebanyak dua orang 7,15. Supervisor yang memiliki masa kerja yang sudah lama atau diatas sepuluh tahun 49 merupakan karyawan lama yang diangkat menjadi supervisor karena pengalaman dan keterampilan yang cukup dalam bekerja. Tabel 10 Proporsi Masa Kerja Responden Selama Bekerja di PT. Jakaranatama Masa Kerja Jumlah Orang Persentase 0-5 tahun 23 82,14 6-10 tahun 3 10,71 Di atas 10 tahun 2 7,15 Total 28 100 6.2 Pelaksanaan Pelatihan PT. Jakaranatama Pelaksanaan pelatihan yang diamati meliputi; keikutsertaan supervisor dalam pelatihan, materi yang disampaikan pada saat pelatihan, mekanisme penentuan kebutuhan akan pelatihan bagi karyawan serta tingkat pemahaman supervisor akan tujuan serta manfaat akan sebuah pelatihan.

6.2.1 Keikutsertaan Karyawan dalam Pelatihan.

Pelatihan akan memberikan dampak terhadap peningkatan pengetahuan, keterampilan serta tingkah laku karyawan. Karyawan yang telah pernah mengikuti suatu pelatihan akan memiliki kualitas rata-rata yang lebih baik dibanding dengan karyawan yang belum pernah mengikuti pelatihan sama sekali. Berdasarkan data yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa PT. Jakaranatama sangat memperhatikan kinerja dari karyawannya khususnya pada level supervisor ini. Hal ini diindikasikan dengan tingkat keikutsertaan para supervisor perusahaan dalam pelatihan. Hampir seluruh karyawan pada le vel supervisor di PT. Jakaranatama telah pernah mengikuti pelatihan. Keikutsertaan karyawan perusahaan dalam pelatihan dapat dicermati pada Tabel 11. 50 Berdasarkan yang di dapat di lapangan, responden yang belum pernah mengikuti pelatihan hanya satu orang 3,57 sedangkan yang pernah mengikuti pelatihan berjumlah 27 orang 96,43. Adapun rinciannya yaitu; satu kali sebanyak empat orang 14,29, dua kali sebanyak empat orang 14,29 dan yang mengikuti pelatihan sebanyak lebih dari tiga kali sebesar 19 orang 67,85. Data seperti ini mengindikasikan bahwa perusahaan sangat peduli dengan kondisi dan kualitas sumberdaya manusianya. Hampir seluruh supervisor pernah mengikuti pelatihan. Kondisi seperti ini sangat menguntungkan perusahaan jika akan melakukan pelatihan-pelatihan keterampilan yang lain. Karena para karyawan di tingkat supervisor sudah akan mudah menyesuaikan diri dengan pelatihan berikutnya dengan pengalaman dari pelatihan-pelatihan sebelumnya. Tabel 11 Proporsi Keikutsertaan Karyawan Responden dalam Pelatihan. Status Keikutsertaan Jumlah Responden Orang Persentase Belum pernah 1 3,57 Satu kali 4 14,29 Dua kali 4 14,29 Tiga kali atau lebih 19 67,85 Total 28 100 6.2.2 Penentuan Keikutsertaan Pelatihan Penunjukan karyawan yang akan diikutkan dalam pelatihan melalui beberapa jenis proses pemilihan seperti penunjukan langsung oleh atasan, seleksi, dan pencalonan sendiri oleh karyawan. Banyak hal atau faktor yang menjadi pertimbangan bagi perusahaan sebelum menentukan para karyawan yang akan mengikuti pelatihan. Faktor- faktor tersebut antara lain prestasi kerja, potensi diri, jenis pekerjaan, dan hal-hal menyangkut kekurangmampuan karyawan. 51 Penentuan keikutsertaan karyawan dalam pelatihan di PT Jakaranatama hampir selalu didasarkan pada mekanisme penunjukan langsung oleh atasan. Hal ini disebabkan karena atasan memiliki catatan kinerja dari masing- masing karyawan. Penggunaan metode penunjukkan secara langsung oleh atasan juga memiliki dampak negatif. Hal ini akan berdampak terhadap rasa ketidakpuasan karyawan lain yang tidak ditunjuk karena merasa adanya ketidakadilan dalam mekanisme penunjukan tersebut. Mekanisme seperti ini juga secara tidak langsung akan mempengaruhi produktivitas kinerja karyawan lain ya ng merasa menerima ketidakadilan tersebut. Selain itu, mekanisme penentuan peserta pelatihan yang lain seperti seleksi dan inisiatif dari karyawan itu sendiri dapat lebih memberikan kontribusi yang positif pada program pelatihan secara keseluruhan. Berikut tabel penentuan keikutsertaan karyawan dalam pelatihan di PT. Jakaranatama. Tabel 12 Proporsi Penentuan Keikutsertaan Responden dalam Pelatihan Jenis Penentuan Jumlah Responden Orang Persentase Penunjukan oleh atasan 25 92,59 Seleksi 1 3,70 Pencalonan sendiri 1 3,70 Total 27 100 Berdasarkan uraian tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa penentuan keikutsertaan dalam pelatihan ditentukan oleh atasan sebesar 92,57 persen sedangkan untuk pencalonan sendiri dan seleksi masing masing hanya satu orang dengan persentase sebesar 3,70 persen. 52

6.2.3 Fungsi dan Tujuan Pelatihan.