Kerangka Operasional Penelitian Analisis kebutuhan pelatihan karyawan pada tingkat supervisor di PT. Jakaranatama Kantor Ciawi, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat

III KERANGKA OPERASIONAL PENELITIAN

3.1 Kerangka Operasional Penelitian

Dewasa ini setiap perusahaan yang berada dalam suatu industri selalu berusaha meningkatkan kinerja perusahaan agar dapat bersaing dan tetap eksis dalam industri yang di bidanginya. Tak terkecuali PT. Jakarana tama, sebagai salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang produksi dan pemasaran produk mie instan juga merasakan betapa pentingnya kebutuhan akan pengembangan sumberdaya manusia di jajaran lingkungan perusahaan. Hal ini dis ebabkan oleh besarnya tingkat persaingan antara perusahaan produsen produk mi instan di dalam pasar. Memberikan yang terbaik kepada konsumen serta dapat diterima pasar merupakan hal mutlak yang harus dipenuhi perusahaan agar dapat bersaing. Hal ini menyangkut mutu kualitas serta kuantitas produk. Itu semua tak terlepas dari kondisi sumberdaya manusia perusahaan, dimana para karyawan di setiap lini harus memiliki keterampilan dan keahlian yang cukup sebagai ‘otak’ sekaligus pelaksana proses manajemen dala m kegiatan perusahaan. Sumberdaya manusia perusahaan harus dikembangkan dengan cara berkala dan berkelanjutan. Pengembangan sumberdaya manusia perusahaan dapat dilakukan dengan memberikan pendidikan dan pelatihan sesuai dengan bidang pekerjaannya. Pene ntuan kebutuhan pelatihan akan memberikan gambaran tentang kapasitas kemampuan kerja pribadi karyawan serta rasionya dengan kapasitas kemampuan kerja jabatan karyawan. Kesenjangan antara Kemampuan Kerja Pribadi KKP dengan Kemampuan Kerja Jabatan KKJ akan menentukan tingkat kebutuhan akan pelatihan. Jika hasil analisis menunjukkan selisih antara 21 nilai KKJ dengan nilai KKP lebih besar atau sama dengan satu KKJ-KKP ≥ 1 maka kondisi karyawan sangat membutuhkan pelatihan dalam waktu dekat. Dalam penelitian yang dilakukan di PT. Jakarana tama ini, yang menjadi objek penelitian adalah karywan pada tingkat level supervisor. Karyawan pada level ini memiliki peranan besar dalam memanajemen sumberdaya yang berada di bawah tanggungjawabnya sehingga dapat lebih optimum dalam menjalankan pekerjaannya. Untuk itu, supervisor harus memiliki kecakapan yang cukup pada beberapa aspek pekerjaan yang digelutinya. Aspek-aspek yang harus dimiliki antara lain; motivasi, kedisiplinan, kepemimpinan, team work, komunikasi dan koordinasi, perencanaan dan pengorganisasian pekerjaan, analisis dan pemecahan masalah, pengambilan keputusan, seputar pekerjaan, kualitas, pekerjaaanSDM, dan aspek lainnya. Penentuan aspek-aspek dalam penelitian ini bersumber dari prosedur metode TNAT karya Mc Cann and Tashima dengan kesepakatan dari pihak manajemen perusahaan. Aspek-aspek ini dinilai cukup mewakili individu karyawan. Berdasarkan hasil analisis ini pihak manajemen perusahaan dapat menetapkan suatu keputusan tentang kebijakan dilaksanakannya suatu program pelatihan bagi karyawan. Karena hasil analisis ini menggambarkan kondisi aktual dari karyawan perusahaan. Dimana hasil ini didapat dari pengolahan data dari isian terhadap kuisioner karyawan yang disebarkan serta pernyataan langsung dari wawancara yang dilakukan. 22 Gambar 2. Kerangka Operasional Penelitian. Keterangan: = Garis Tegas = Garis Putus-putus Catatan: Garis tegas dimaksudkan karena setiap aliran bagan harus sesuai dengan hierarki yang ada di depan atau belakang bagan Garis Putus-putus, bersifat tidak mutlak hanya bersifat opsional. Strategi Perusahaan Kajian Kebutuhan Pelatihan Metode TNAT Kondisi SDM Aktual KKP Analisis Kesenjangan Nilai KKP dan KKJ Rekomendasi Penelitian Tujuan Perusahaan Kondisi SDM Harapan KKJ Visi dan Misi Perusahaan Pengembangan Kualitas Sumbedaya Manusia Prioritas Kebutuhan Pelatihan Tingkat Persaingan IV METODE PENELITIAN

4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian