I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Globalisasi informasi dan ekonomi semakin terasa di seluruh dunia. Hal ini tentu menawarkan persaingan yang sangat ketat bagi setiap negara, organisasi
komersil profit oriented tak terkecuali bagi setiap individu. Dimensi penting dalam globalisasi adalah perubahan, kecepatan perubahan serta cepat dan
padatnya arus informasi yang mengalir pada masyarakat dunia. Kondisi ini memaksa semua pihak untuk dapat beradaptasi jika ingin dapat bertahan dan tidak
terlindas kecendrungan zaman. Tak terkecuali dalam dunia bisnis, dengan adanya globalisasi menjadikan
dunia bisnis menjadi lebih kompetitif. Agar dapat bertahan di pasar global perusahaan harus memiliki keunggulan dan kemampuan daya saing yang tinggi.
Salah satu aspek yang menentukan kemampuan bersaing perusahaan adalah kualitas sumberdaya manusia. Hal ini dimungkinkan karena seluruh kegiatan
operasional perusahaan tak lepas dari kontribusi sumberdaya manusia perusahaan. Itu berarti kualitas sumberdaya manusia merupakan aspek penentu dalam
pencapaian tujuan perusahaan. Antisipasi efektif agar dapat bertahan atau memetik keuntungan dari persaingan adalah dengan melahirkan sumberdaya
manusia berkualitas. Industri mi instan noodle merupakan industri yang sangat prospektif.
Kondisi ini diindikasikan dengan tingginya permintaan pasar terhadap jenis produk makanan yang satu ini. Dengan kata lain, tingkat konsumsi masyarakat
terhadap produk mi instan cukup besar. Selain sistem penyajian yang cukup praktis dan tingkat subsitusi yang sangat tinggi terhadap makanan pokok
2 masyarakat Indonesia. Kondisi ini relevan dengan angka tingkat konsumsi
masyarakat Indonesia terhadap mi instan yang mencapai 11,2 miliar hidangan per tahunnya Indocommercial, 2002. Berikut tabel data tingkat produksi dan
konsumsi mi instan di Indonesia. Tabel 1 Perkembangan Konsumsi Mi Instan di Indonesia dari Tahun 2001-2004.
Tahun Konsumsi
Perubahan Satuan Ton
Satuan bungkus
2001 482.805,120
689.721.600 -
2002 633.693,830
905.276.900 31,25
2003 699.079,552
998.685.074 10,32
2004 750.208,606
1.071.726.580 7,31
Catatan : 1 bungkus mie instan diasumsikan 70 gram Sumber : Departemen Perindustrian 2005
Dengan tingkat konsumsi yang cenderung meningkat dari tahun ke tahun menyebabkan peningkatan produksi juga terus meningkat sebagai respon pasar
terhadap fenomena peningkatan permintaan tersebut. Perkembangan produksi mi instan di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir pada Tabel 2.
Tabel. 2. Perkembangan Produksi Mi Instan di Indonesia dari Tahun 2001-2004.
Tahun Produksi mie instan
Perubahan Ton
Ton
2001 718.460
1.026.371.429 -
2002 822.979
1.175.684.286 14,55
2003 864.128
1.234.468.571 5,00
2004 895.237
1.278.910.000 3,60
Catatan : 1 bungkus mie instan diasumsikan 70 gram Sumber : Departemen Perindustrian 2005
Di dalam pasar, persaingan antar perusahaan produsen mi instan sangat ketat. Ketatnya persaingan di dalam pasar industri mi instan ini diindikasikan oleh posisi
Indonesia yang berada pada urutan teratas sebagai produsen mi instan terbesar di dunia. Kondisi ini memberikan peluang bagi masing- masing perusahaan untuk
saling bersaing dalam memperebutkan pasar. Berbagai strategi manajemen
3 diterapkan perusahaan untuk meraih target pasar dalam upaya peningkatan pangsa
pasar perusahaan. Perusahaan yang terjun dalam industri ini diantaranya PT.. Indofood Sukses Makmur Tbk, PT. Prakarsa Alam Segar, PT. Jakaranatama Food
Industry, PT. ABC President Indonesia, dan perusahaan produsen lainnya Pada tahun 2002, PT Indofood Sukses Makmur Tbk meraih 85,1 persen
pangsa pasar. Perolehan ini menjadikan PT Indofood Sukses Makmur Tbk sebagai pemimpin pasar market leader. Kemudian diikuti oleh PT ABC
President Enterprises Indonesia meraih 3.8 persen, PT Jakaranatama Food Industry sebesar 2,6 persen dan oleh pengikut pasar market follower lainnya
sebesar sekitar 9,5 persen pangsa pasar yang tersisa. Selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 3. Fenomena seperti ini mengisyaratkan bahwa persaingan dalam
industri ini sangat menarik. Konsume n dapat begitu saja berpindah ke merek lain jika merek tersebut sesuai dengan seleranya.
Tentunya, kemampuan bersaing perusahaan di dalam industri ditentukan oleh kemampuan yang terintegrasi dalam mengelola semua aspek manajemennya.
Kemampuan manajemen ya ng dimaksud diantaranya; manajemen produksi, manajemen pemasaran, manajemen keuangan, dan juga tentunya manajemen
sumberdaya manusia perusahaan. Karena walau bagaimanapun peluang di dalam industri mi instan ini akan selalu ada karena produk ini berkaitan dengan rasa.
Artinya, akan sangat mungkin konsumen berpindah kepada produk lain yang lebih cocok dengan selera atau lidah mereka.
PT. Jakaranatama sebagai salah satu perusahaan yang bergerak di bidang produksi dan pemasaran produk makanan berupa mi instan sangat menyadari akan
pentingnya sumberdaya manusia yang berkualitas dalam menunjang kegiatan
4 perusahaan. Hal ini mengingat persaingan antara para perusahaan produsen dalam
industri ini cukup ketat. Dimana banyak terdapat produk-produk dengan lebel dan merek yang berbeda di berbagai pasar di Indonesia.
Tabel 3 Produksi Mi Instan di Indonesia Menurut Jenis Produsen Tahun 2002
Nama Produsen Produksi
Ton Equivalen
Juta Bks Share
Indofood Sukses Makmur Tbk, PT 695.152,9
9.930 85,1
ABC President Enterprises Indonesia, PT 31.260,9
447 3,8
Jakaranatama Food Industry, PT 20.981,1
300 2,6
Supmi Sakti, PT 15.374,4
220 1,9
Nissin Mas, PT 12.576,0
180 1,5
Sentrafood Indonusa Corporation, PT 11.600,0
166 1,4
Sentraboga Inti Selera, PT 8320,0
119 1,0
Sritama Tunggal, PT 7.373,7
109 0,9
Delifood Sentosa Corporation, PT 8.926,7
99 0,8
Serena Indopangan Industri, PT 2.400,0
34 0,3
Produsen laiinnya 5.184,0
74 0,6
Total 819.149,7
11.674 99,9
Catatan : 1 bungkus diasumsikan equivalen 70 gram Sumber : Indocommercial, 2002
Dengan memberikan produk dengan kualitas terbaik, baik secara kualitas, kuantitas maupun harga akan memberikan implik asi positif bagi PT.
Jakaranatama dalam mencapai target serta tujuan perusahaan. Dengan begitu pula, PT. Jakaranatama akan memiliki konsumen yang begitu loyal sehingga
dapat menjamin keberadaan perusahaan di dalam pasar industri mi instan.
1.2 Perumusan Masalah