Pemasaran Keragaan Usahatani Jamur Tiram Putih di Perusahaan TIMMUSH

besar dan tidak merusak miselium yang masih ada di permukaan media. Jamur yang telah dipanen kemudian dibersihkan dari sisa media yang masih menempel. Hal ini bertujuan untuk menghindari timbulnya hama akibat sisa batang jamur yang membusuk. Setelah dilakukan proses penanganan pasca panen, jamur tiram putih tersebut kemudian dikemas dalam plastik berukuran 10 kilogram. Cara pengemasannya yaitu tudung jamur dihadapkan kearah luar plastik dan disusun melingkar pada sisi plastik, setelah itu jamur ditimbang dan diikat dengan menggunakan tali rafia. Seluruh proses produksi jamur tiram putih pada Perusahaan TIMMUSH memerlukan waktu 120 hari atau empat bulan lamanya, mulai dari persiapan bahan baku sampai kegiatan pemanenan. Selama musim tanam, panen dapat dilakukan antara enam sampai tujuh kali panen, tergantung pada kandungan substrat tanaman, bibit jamur, serta lingkungan selama pemeliharaan. Hal ini berarti dalam satu tahun usaha jamur tiram putih terdiri dari tiga musim tanam. Kemampuan produksi per baglog jamur tiram putih di Perusahaan TIMMUSH per musim tanam adalah 0,5 kilogram baik pada saat masih menggunakan kompor semawar maupun setelah menggunakan kayu bakar.

5.5.5 Pemasaran

Jamur tiram putih yang telah dikemas kemudian diberikan kepada pedagang pengumpul yang datang langsung ke Perusahaan TIMMUSH pada pukul 10.00. Setelah itu, mereka langsung memasarkannya ke pedagang- pedagang sayuran yang berada di Pasar Induk Kemang dan Pasar Bogor. Jamur tiram putih tersebut akan sampai ke tangan pedagang-pedagang sayuran di Pasar Induk Kemang dan Pasar Bogor sekitar pukul 13.00-14.00, kemudian akan dijual kembali kepada pedagang sayur keliling dan konsumen rumah tangga sekitar pukul 03.00 keesokan harinya. Saluran pemasaran jamur tiram putih yang berasal dari Perusahaan TIMMUSH hingga ke tangan konsumen rumah tangga dapat dilihat pada Gambar 3. Gambar 3. Jalur Pemasaran pada Perusahaan TIMMUSH. Sumber : Wawancara dengan pemilik Perusahaan TIMMUSH, 2008 Gambar 3 menunjukkan bahwa dari Perusahaan TIMMUSH jamur tiram putih langsung dibawa oleh tiga orang pedagang pengumpul untuk dijual kembali ke Pasar Induk Kemang dan Pasar Bogor. Selanjutnya, para pedagang sayuran di kedua pasar tersebut akan menjualnya kembali kepada konsumen rumah tangga langsung ataupun ke pedagang sayur keliling terlebih dahulu yang selanjutnya akan dijual kembali kepada konsumen rumah tangga. Perusahaan TIMMUSH Pasar Induk Kemang satu orang Pedagang Pengumpul Pasar Bogor dua orang Pedagang Sayur Keliling Konsumen Rumah Tangga Jamur tiram putih yang diproduksi oleh Perusahaan TIMMUSH dijual dengan harga yang berbeda sesuai dengan jenis konsumen, yaitu Rp 7.200 per kilogram untuk penjualan kepada pedagang pengumpul, Rp 8.000-Rp 10.000 per kilogram kepada pedagang sayuran di Pasar Induk Kemang dan Pasar Bogor, Rp 12.000-Rp 15.000 per kilogram untuk penjualan kepada pedagang sayur keliling atau ke konsumen rumah tangga langsung. Harga jamur tiram putih yang dibeli oleh konsumen rumah tangga dari pedagang sayur keliling mencapai Rp 16.000-Rp 18.000 per kilogramnya.

BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN

6.1 Analisis Pendapatan Usahatani

Analisis pendapatan usahatani menunjukkan struktur biaya yang dikeluarkan dan penerimaan yang diperoleh dari usahatani tersebut. Analisis pendapatan usahatani jamur tiram putih di Perusahaan TIMMUSH ini dibedakan berdasarkan alat sterilisasi yang digunakan, yaitu kompor semawar dan kayu bakar. Perhitungan usahatani dalam penelitian ini didasarkan pada musim tanam jamur tiram putih, yaitu empat bulan. Hasil analisis dari setiap jenis alat sterilisasi tersebut akan dibandingkan, mana yang dapat memberikan keuntungan maksimal bagi Perusahaan TIMMUSH.

6.1.1 Penerimaan Usahatani

Penerimaan usahatani jamur tiram putih di Perusahaan TIMMUSH diperoleh dari total produksi jamur tiram putih yang dihasilkan selama satu musim tanam dikalikan dengan harga jamur tiram putih per kilogramnya. Harga jamur tiram putih pada saat penelitian adalah Rp 7.200 per kilogram. Pada penelitian ini, jumlah baglog jamur tiram putih yang diproduksi oleh Perusahaan TIMMUSH adalah 4000 baglog. Tingkat kegagalan pada saat proses sterilisasi diasumsikan sebesar 0,5 persen atau sekitar 20 baglog, sedangkan selama masa inkubasi diasumsikan sebesar 10 persen. Konversi bobot hasil per baglog adalah 0,5 kilogram per musim tanam. Jadi jumlah jamur tiram putih yang dihasilkan oleh Perusahaan TIMMUSH selama satu musim tanam

Dokumen yang terkait

Analisis pendapatan dan efisiensi penggunaan faktor-faktor produksi usahatani jamur tiram putih (Studi kasus di Desa Tugu Utara, kecamatan Cisarua, kabupaten Bogor, propinsi Jawa Barat)

0 12 119

Analisis efisiensi penggunaan faktor-faktor produksi dan titik impas jamur tiram putih (Pleurotus ostreoatus). Studi kasus usaha agribisnis supa tiram mandiri di Kebun Percobaan Cikabayan Faperta LPB, Darmaga, Bogor, Jawa Barat

0 8 114

Analisis Usahatani dan Tataniaga Jamur tiram Putih (Pleurotus Ostreatus) di Kecamatan Tamansari Kabupaten Bogor

2 22 128

Analisis Usahatani Jamur Tiram Putih ( Kasus : Kelompok Wanita Tani Hanjuang, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat)

0 5 10

Prospek budidaya jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) studi kasus : Kecamatan Ciampea dan Ciawi, Kabupaten Bogor

0 7 162

Analisis Sumber-Sumber Risiko pada Proses Produksi Jamur Tiram Putih (Studi Kasus: Usaha Rimba Jaya Mushroom, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat)

10 60 218

Analisis ekonomi usahatani jamur tiram putih di Kecamatan Cisarua dan Kecamatan Megamendung Kabupaten Bogor

2 17 134

Analisis Risiko Produksi Jamur Tiram Putih pada CV Wahyu Makmur Sejahtera Desa Gadog Kecamatan Ciawi Kabupaten Bogor Jawa Barat

2 15 77

Analisis Risiko Produksi Jamur Tiram Putih Dd. Mushroom Di Kecamatan Ciawi Kabupaten Bogor Provinsi Jawa Barat

2 5 50

Analisis Pengaruh Kemitraan terhadap Pendapatan Usahatani Jamur Tiram Putih (Kasus Kemitraan UD Ragheed Pangestu dengan Petani Jamur Tiram Putih di Kecamatan Ciawi Bogor)

7 29 72