7 Inokulasi Pembibitan Baglog yang telah didiamkan selama delapan jam tersebut kemudian
dibuka kembali lipatannya untuk diberikan bibit. Bibit yang digunakan biasanya bibit dari turunan ke-2 F
2
yang merupakan bibit produksi. Pembibitan harus dilakukan dengan tempat, alat dan pelaksana yang steril. Hal ini bertujuan untuk
mencegah kontaminasi bakteri dan mikroba yang dapat mengakibatkan kegagalan saat pembibitan. Pensterilan tempat, alat, dan pelaksana dilakukan
dengan menyemprot tempat, mencuci alat dan tangan pelaksana dengan alkohol 70 persen. Pemilik perusahaan menggunakan bibit F
2
yang digunakan untuk menginokulasi 20 baglog berukuran 17 cm 25 cm. Setelah diberi bibit, pada
leher baglog diberi cincin bambu lalu ditutup dengan kertas koran dan diikat dengan karet gelang.
5.5.2 Pemeliharaan
Pelaksanaan pemeliharaan meliputi pemeliharaan setelah pembibitan, saat pembentukkan miselium, pertumbuhan tubuh buah dan penanganan hama
penyakit. Setelah pelaksanaan pembibitan, media diputihkan di dalam kumbung ruang produksi. Pemutihan dilakukan dalam waktu 40-50 hari. Miselium jamur
tumbuh baik pada kisaran temperatur antara 23-28C dengan kelembaban 60-80 persen. Pengaturan suhu dan kelembaban ruang produksi dapat dilakukan
dengan menyemprotkan air bersih ke dalam ruangan. Jamur tiram putih sangat peka terhadap cahaya karena pertumbuhannya tidak membutuhkan intensitas
cahaya yang tinggi. Penerangan ruangan dapat dilakukan dengan bantuan lampu.
Pada tahap pemutihan ini dilakukan juga penyortiran untuk memisahkan media yang gagal. Biasanya penyortiran dilakukan saat proses pemutihan telah
berjalan tiga minggu. Media yang gagal ditandai dengan timbulnya warna hijau pada media dan miselium tidak tumbuh memenuhi media.
Setelah miselium tumbuh merata memenuhi media, bagian atas media tersebut kemudian dibuka agar seluruh permukaan atas media kontak dengan
udara. Pada saat jamur mulai membentuk tubuh buah, media tidak boleh dalam keadaan basah karena dapat terjadi pembusukan. Penyiraman sebaiknya
dilakukan di sekitar media, bukan langsung ke tubuh buah yang sedang terbentuk.
Tujuh hari setelah media dibuka, mulai terlihat pembentukan pinhead bakal buah jamur dan dua sampai tiga hari kemudian badan buah jamur akan
mekar. Setelah tudung buah terbuka secara maksimal menyerupai payung berwarna putih, jamur dipetik bagian dasarnya. Pengambilan tubuh jamur harus
dilakukan dari pangkal batangnya karena jika batangnya tersisa akan terjadi pembusukan. Akibat pembusukan ini yaitu terjadi hambatan pada pertumbuhan
tubuh jamur lainnya. Kadang calon bakal buah sudah tumbuh di bagian bawah plastik yang belum terbuka. Bagian plastik tersebut harus dilubangi untuk
memberi kesempatan tubuh buah keluar dan tumbuh. Pengeringan bagian media yang telah dibuka dapat dihindari dengan menyemprotkan air pada
media dan dinding ruangan. Penyiraman
dilakukan setelah
kegiatan pemanenan.
Intensitas penyiraman sangat tergantung pada keadaan cuaca. Penyiraman pada saat
musim panas dilakukan dua sampai tiga kali sehari. Sedangkan pada saat musim hujan penyiraman cukup dilakukan satu kali sehari, yaitu pada pagi atau sore
hari. Penyiraman dilakukan dengan cara pengabutan. Penyiraman ini dilakukan setelah panen agar jamur tidak terkena air yang akan membuat jamur menjadi
mudah busuk dan menguning. Gunakan air yang bersih bukan dari selokan atau kolam ikan misalnya atau air yang bekas sisa klor misal dari air PAM
karena sisa klor akan dapat menghambat pertumbuhan serat-serat jamur. Air sumur atau air pompa merupakan jenis air yang sangat tepat untuk penyiraman
substrat tanaman Suriawiria, 1989.
5.5.3 Pengendalian Hama dan Penyakit