Biaya tunai merupakan biaya-biaya rutin yang harus dikeluarkan untuk menghasilkan produk. Biaya tunai yang dikeluarkan terbagi atas dua jenis, biaya
tetap dan biaya variabel. Biaya tunai dari biaya tetap dapat berupa biaya air dan pajak tanah, sedangkan biaya variabel antara lain biaya untuk pemakaian bibit,
pupuk, obat-obatan, dan tenaga kerja luar keluarga. Biaya tidak tunai diperhitungkan adalah pengeluaran untuk pemakaian
input milik sendiri berdasarkan tingkat upah yang berlaku. Contoh biaya tidak tunai diperhitungkan adalah biaya penyusutan alat-alat pertanian, sewa lahan
milik sendiri biaya tetap, dan biaya tenaga kerja keluarga biaya variabel.
2.3 Analisis Pendapatan Usahatani
Pendapatan dapat didefinisikan sebagai jumlah yang tersisa setelah biaya, yaitu semua nilai input untuk produksi, baik yang benar-benar dibayar
maupun yang hanya diperhitungkan, setelah dikurangkan dari penerimaan Tjakrawiralaksana dan Soeriaatmadja, 1983. Menurut Soekartawi 1995,
pendapatan usahatani adalah selisih antara penerimaan dan semua biaya. Analisis pendapatan mempunyai kegunaan bagi petani maupun bagi
pemilik faktor produksi. Ada dua tujuan utama dari analisis pendapatan, yaitu untuk menggambarkan keadaan sekarang suatu kegiatan usaha dan untuk
menggambarkan keadaan yang akan datang dari perencanaan atau tindakan. Bagi seorang petani, analisis pendapatan untuk mengukur apakah kegiatan
usahanya pada saat ini berhasil atau tidak. Tingkat keberhasilan usahatani dapat diketahui dengan melakukan
analisis rasio penerimaan dan biaya. Analisis tersebut dikenal dengan nama RC ratio
yang dihitung dengan membandingkan antara total penerimaan dengan
total biaya dalam satu periode tertentu. Semakin besar nilai RC rasio, maka akan semakin besar pula penerimaan usahatani yang diperoleh untuk setiap
rupiah yang dikeluarkan. Suatu usahatani dapat dikategorikan efisien jika nilai RC lebih besar
dari 1 RC 1, artinya setiap tambahan biaya yang akan dikeluarkan akan menghasilkan tambahan penerimaan yang lebih besar daripada tambahan biaya
atau secara sederhana kegiatan usahatani menguntungkan. Sebaliknya, kegiatan usahatani dikategorikan tidak efisien jika memiliki nilai RC rasio kurang dari
satu RC 1, yang berarti untuk setiap tambahan biaya yang dikeluarkan akan menghasilkan tambahan penerimaan yang lebih kecil daripada tambahan biaya
atau kegiatan usahatani merugikan. Kegiatan usahatani yang memiliki nilai RC rasio sama dengan satu RC = 1, berarti kegiatan usahatani berada pada
keuntungan normal.
2.4 Analisis Titik Impas
Titik impas adalah titik dimana biaya dan pendapatan adalah sama. Tidak ada laba maupun rugi pada titik impas. Untuk mencapai titik impas, target
laba adalah nol Carter dan Usry, 2005. Analisis titik impas digunakan untuk menentukan tingkat penjualan dan bauran produk yang diperlukan hanya untuk
menutup semua biaya yang terjadi selama periode tersebut. Analisis titik impas dipengaruhi oleh pendapatan dan biaya. Biaya-biaya
yang digunakan dikelompokkan ke dalam biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap ini umumnya didefinisikan sebagai biaya yang relatif tetap jumlahnya dan
terus dikeluarkan walaupun produksi yang diperoleh banyak atau sedikit. Jadi besarnya biaya tetap ini tidak tergantung pada besar-kecilnya produksi yang
diperoleh. Contoh biaya tetap antara lain, biaya listrik dan air, sewa tanah, pajak, dan lain sebagainya. Biaya variabel biasanya didefinisikan sebagai biaya yang
besar-kecilnya dipengaruhi oleh produksi yang diperoleh. Contohnya biaya untuk sarana produksi Soekartawi, 1995.
2.5 Jamur Tiram Putih Pleurotus ostreatus