BAB III KERANGKA PEMIKIRAN
3.1 Kerangka Pemikiran Operasional
Perusahaan TIMMUSH merupakan salah satu produsen jamur tiram putih terbesar di Desa Cibuntu, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor. Dalam
menjalankan usahanya, pemilik perusahaan sempat mengalami kendala pada kegiatan produksinya. Hal tersebut berkaitan dengan terjadinya kelangkaan dan
kelangkaan harga BBM di Indonesia. Kelangkaan BBM ini telah mengubah pola penggunan minyak tanah pada proses sterilisasi di Perusahaan TIMMUSH.
Usahatani jamur tiram putih merupakan salah satu usahatani yang memerlukan bahan bakar berupa minyak tanah dalam jumlah yang cukup banyak. Mengingat
proses sterilisasi merupakan faktor terpenting berhasil atau tidaknya usahatani jamur tiram putih, maka untuk mengatasi masalah kelangkaan dan kenaikan
harga minyak tanah tersebut pemilik Perusahaan TIMMUSH melakukan perubahan pada alat sterilisasinya.
Pada awalnya, alat sterilisasi yang digunakan di Perusahaan TIMMUSH untuk mengukus atau memasak baglog jamur tiram putihnya adalah kompor
semawar. Untuk menyalakan kompor semawar tersebut dibutuhkan bahan bakar berupa minyak tanah sekitar 60 liter per proses sterilisasi. Namun,
semenjak awal
bulan November
2007 pemilik
perusahaan mengganti
penggunaan kompor semawar ke kayu bakar. Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana dampak perubahan
penggunaan alat sterilisasi yang terjadi di Perusahaan TIMMUSH, apakah keuntungan yang diperoleh menjadi meningkat setelah dilakukan pergantian
Proses sterilisasi merupakan faktor terpenting berhasil atau tidaknya usahatani jamur tiram putih di Perusahaan
TIMMUSH
Terjadi perubahan penggunaan alat sterilisasi dari kompor semawar ke kayu bakar akibat kelangkaan dan
kenaikan harga minyak tanah di Indonesia
Memberikan informasi mengenai sistem produksi yang lebih efisien bagi Perusahaan TIMMUSH
Analisis Pendapatan Usahatani
Analisis Titik Impas
alat sterilisasi tersebut. Selain itu, penelitian ini juga bertujuan untuk mengidentifikasi alat sterilisasi mana yang lebih efisien bagi Perusahaan
TIMMUSH. Alat analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis pendapatan dan titik impas usahatani. Hasil analisis ini kemudian akan
dijadikan referensi bagi Perusahaan TIMMUSH dalam menentukan alat sterilisasi mana yang lebih efisien bagi Perusahaan TIMMUSH. Kerangka
pemikiran operasional di atas dapat diringkas seperti yang terlihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Kerangka Pemikiran Operasional. 3.2 Hipotesa
Berdasarkan kerangka pemikiran tersebut, maka hipotesa awal dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
Kompor Semawar Kayu Bakar
1. Tingkat keuntungan yang diperoleh pemilik Perusahaan TIMMUSH setelah menggunakan kayu bakar pada alat sterilisasinya diduga akan meningkat
secara signifikan. Hal tersebut dikarenakan biaya yang dikeluarkan untuk membeli kayu bakar selama satu musim tanam lebih rendah dibandingkan
untuk membeli minyak tanah. 2. Kemampuan produksi per baglog jamur tiram putih di Perusahaan
TIMMUSH per musim tanam diduga akan menurun setelah menggunakan kayu bakar karena proses pengapian pada saat menggunakan kayu bakar
kurang stabil dibandingkan pada saat menggunakan kompor semawar. 3. Jumlah dan lamanya tenaga kerja bekerja dalam satuan harian kerja di
Perusahaan TIMMUSH diduga akan berubah setelah pemilik perusahaan mengganti alat sterilisasinya dengan kayu bakar. Hal tersebut dikarenakan
penggunaan kayu bakar kurang praktis dibandingkan dengan kompor semawar, dengan demikian diduga jumlah dan lamanya tenaga kerja bekerja
di Perusahaan TIMMUSH akan meningkat setelah menggunakan kayu bakar pada alat sterilisasinya.
4. Total biaya usahatani jamur tiram putih di Perusahaan TIMMUSH antara sebelum dan setelah terjadi perubahan penggunaan alat sterilisasi diduga
berbeda sangat signifikan karena biaya yang dikeluarkan untuk membeli kayu bakar selama satu musim tanam lebih rendah dibandingkan untuk
membeli minyak tanah.
BAB IV METODE PENELITIAN